1. Pilih henna tanpa kandungan para-phenylenediamine (PPD)
Pastikan henna tidak mengandung para-phenylenediamine (PPD). Ibu bisa periksa pada kemasan produk dan melihat bagian bahan baku atau ingredients.
Para-phenylenediamine (PPD) biasanya dipakai sebagai bahan pewarna rambut, tetapi sering juga terkandung dalam henna.
Kandungan para-phenylenediamine (PPD) pada henna bisa memicu alergi kulit berat. Kondisi awal yang akan ibu rasakan adalah gatal, nyeri, sampai kulit memerah.
2. Uji alergi
Untuk mengetahui keamanan henna, ibu hamil bisa melakukan uji alergi sebelum penggunaan cat untuk kuku dan kulit.
Caranya, ibu bisa mengoleskan sedikit henna pada bagian kecil kulit, seperti kaki atau lengan. Setelah mengoleskan pada kulit, tunggu selama satu sampai tiga jam.
Jika tidak ada reaksi alergi, ibu boleh menggunakan henna. Namun, bila muncul sensasi hangat, seperti terbakar pada kulit, sebaiknya hentikan penggunaan henna.
Kondisi yang membuat ibu perlu ke dokter

Segera periksa ke dokter jika ibu merasakan gejala setelah memakai henna, seperti:
- mual,
- kepala pusing,
- gatal-gatal, atau
- demam.
Membuat tato dari henna sudah jadi tradisi berabad tahun lamanya, terutama di beberapa negara wilayah Timur Tengah.
Salah satu tradisinya adalah membuat tato di perut dengan henna oleh para ibu hamil.
Sebelum menggunakan henna, ada baiknya ibu melakukan konsultasikan pada dokter lebih dulu untuk menyesuaikan dengan kondisi kesehatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar