Sebagian orang memerlukan obat untuk meredakan sakit gigi. Selain paracetamol, obat yang dianjurkan untuk sakit gigi juga bisa mengandung asam mefenamat.
Lalu, apakah asam mefenamat untuk sakit gigi lebih efektif ketimbang paracetamol?
Asam mefenamat untuk sakit gigi
Rasa sakit atau nyeri sekitar gigi dapat disebabkan oleh gigi berlubang, gigi bengkak, fraktur gigi, kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), dan infeksi gusi.
Selain nyeri, gejala lain yang mungkin Anda rasakan saat sakit gigi termasuk bengkak, demam, hingga sakit kepala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Untuk meredakan gejala dengan cepat, Anda biasanya perlu minum obat. Salah satu jenis obat sakit gigi yang sering digunakan ialah asam mefenamat.
Asam mefenamat adalah obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Kelompok obat ini bekerja dengan cara mengurangi nyeri dan peradangan, termasuk yang diakibatkan sakit gigi.
Obat ini menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX) yang terlibat dalam produksi berbagai zat di dalam tubuh, salah satunya prostaglandin.
Tubuh menghasilkan prostaglandin saat mengalami cedera, penyakit, atau kondisi tertentu yang menyebabkan rasa sakit, demam, peradangan, dan pembengkakan.
Dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase, produksi prostaglandin juga terhambat. Hal ini membuat nyeri yang ditimbulkan oleh prostaglandin kian berkurang.
Asam mefenamat dapat membantu mengurangi nyeri yang Anda rasakan. Pada umumnya, obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan sirop.
Dosis asam mefenamat untuk sakit gigi yakni 500 mg. Lalu, dosis lanjutan 250 mg setiap 6 jam bisa diberikan sesuai kebutuhan.
Paracetamol untuk sakit gigi
Paracetamol biasanya menjadi obat yang pertama kali direkomendasikan untuk mengatasi sakit gigi. Obat ini aman, digunakan oleh banyak orang, dan minim efek samping.
Obat golongan analgesik dan antipiretik seperti paracetamol cukup ampuh meredakan berbagai macam nyeri, termasuk sakit gigi dan sakit kepala,
Akan tetapi, paracetamol tidak bisa meredakan peradangan. Obat ini hanya akan menghambat pengiriman pesan “nyeri” ke otak sehingga nyeri bisa berkurang.
Paracetamol akan bekerja lebih efektif bila dikombinasikan dengan NSAID lain, seperti ibuprofen.
Sebuah studi yang terbit dalam European Journal of Clinical Pharmacology (2015) menemukan bahwa paracetamol dan ibuprofen ampuh mengatasi rasa sakit setelah operasi gigi bungsu.
Pada umumnya, dosis obat paracetamol 500 mg sudah membantu meredakan sakit gigi. Anda juga bisa meningkatkan dosisnya secara bertahap sampai 1.000 mg bila sakitnya cukup parah.
Namun, Anda perlu ingat bahwa paracetamol dalam dosis berlebihan bisa menyebabkan kerusakan hati, terlebih bila dikonsumsi bersamaan dengan dua atau tiga obat pereda nyeri lain.
Lebih ampuh mana, asam mefenamat atau paracetamol?
Dilihat dari fungsinya, asam mefenamat dan paracetamol yang termasuk golongan obat pereda nyeri sama-sama membantu mengobati sakit gigi.
Bedanya, paracetamol hanya mampu meredakan rasa sakit, sedangkan asam mefenamat dapat Anda gunakan untuk meredakan rasa sakit sekaligus peradangan.
Oleh karena itu, penggunaan paracetamol untuk mengobati sakit gigi biasanya dikombinasikan dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).
Sementara itu, asam mefenamat umumnya tidak perlu dikombinasikan dengan NSAID lainnya. Dengan demikian, asam mefenamat lebih baik untuk mengatasi sakit gigi.
Ingat, hanya konsumsi dosis obat sesuai dengan anjuran penggunaan pada label kemasannya. Jangan sampai Anda mengonsumsi obat melebihi dosis yang dianjurkan.
Apabila nyeri tak kunjung sembuh setelah Anda meminum obat sakit gigi sesuai anjuran, lebih baik segera hubungi dokter dan periksakan diri Anda.
Kesimpulan
- Paracetamol dan asam mefenamat umum digunakan untuk mengatasi sakit gigi.
- Dibandingkan paracetamol, asam mefenamat lebih ampun dalam meredakan rasa sakit dan peradangan pada area sekitar gigi.
- Kedua obat ini cukup aman asal Anda konsumsi sesuai anjuran dari dokter atau seperti yang tertera pada label kemasannya.
- Jika sakit gigi tak kunjung hilang setelah minum obat, segera periksakan ke dokter.