Bagaimana bila suatu saat Anda bertemu dan harus berkomunikasi dengan orang Tuli? Jangan bingung dahulu! Ada beberapa cara berkomunikasi dengan orang Tuli yang bisa Anda lakukan meski tidak menguasai bahasa isyarat. Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
Sebaiknya sebut Tuli, bukan tunarungu
Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa sebaiknya menyebut Tuli, bukan tunarungu. Bukankah tunarungu terdengar lebih sopan? Eits, tunggu dulu!
Tunarungu umumnya digunakan untuk menggambarkan orang dengan gangguan pendengaran, termasuk orang Tuli dan orang yang sulit mendengar (hard of hearing).
Dikutip dari laman University of Washington, banyak orang lebih memilih untuk dipanggil “Tuli” karena mereka menganggap istilah ini lebih positif dibandingkan dengan tunarungu.
Tunarungu dianggap bersifat defisit atau ada sesuatu yang salah atau rusak sehingga membuat seseorang memiliki kekurangan dan harus diperbaiki bila memungkinkan.
Sebutan Tuli merupakan sebuah identitas budaya yang unik. Salah satunya terletak pada cara berkomunikasi mereka yang berbeda dari orang yang bisa mendengar.
Penulisan Tuli dengan huruf “T” kapital menandakan identitas seseorang, seperti halnya nama.
Di samping itu, tunarungu merupakan istilah kedokteran yang muncul berkaitan dengan adanya kerusakan fisik yang terjadi pada sistem pendengaran.
Kata “tunarungu” membuat teman-teman Tuli seperti terpisah dari kehidupan masyarakat normal. Oleh karena itu, penggunaan kata Tuli menjadi lebih sering digunakan.
Bagaimana cara berkomunikasi dengan orang Tuli?
Meski Anda baru sedikit atau bahkan tidak sama sekali menguasai bahasa isyarat, beberapa cara berikut ini bisa Anda lakukan saat berkomunikasi dengan orang Tuli.
1. Kunci perhatian mereka
Untuk mendapatkan perhatian dari lawan bicara Anda yang Tuli, panggillah mereka dengan lambaian tangan atau dengan menyentuh lengan atau bahu mereka secara perlahan.
Jangan melakukannya dengan terlalu agresif. Hal ini dapat membuat mereka tidak nyaman atau terganggu.
2. Berhadapan satu sama lain
Orang Tuli perlu melihat wajah lawan bicaranya dengan jelas untuk mendapatkan penjelasan dari bahasa tubuh, baik melalui ekspresi wajah maupun gerak bibir.
Lakukan kontak mata dan pertahankan ketinggian yang sama dengan lawan bicara. Misalnya, duduklah bila lawan bicara Anda duduk atau berdirilah bila mereka berdiri.
Hindari melakukan hal lain saat berkomunikasi, misalnya menggigit-gigit pensil, memakai masker, menggigit bibir, atau menutupi wajah atau mulut dengan tangan.
3. Atur jarak Anda dengan lawan bicara
Pertimbangkan jarak antara lawan bicara yang Tuli dengan diri Anda. Hal ini akan memengaruhi pendengaran dan proses pembacaan gerak bibir Anda.
Jangan berdiri terlalu jauh maupun terlalu dekat. Berdiri dalam jarak kurang-lebih satu meter dari orang tersebut sudah cukup ideal.
4. Optimalkan pencahayaan
Pencahayaan yang baik akan membantu lawan bicara yang Tuli untuk bisa membaca bibir dan melihat ekspresi Anda dengan lebih jelas.
Hindari efek backlight atau siluet, misalnya dengan tidak berbicara membelakangi jendela pada siang hari. Pastikan tempat Anda bicara dengan orang Tuli cukup terang.
5. Beri tahu konteks dan kata kuncinya
Salah satu tips lancar berkomunikasi dengan orang Tuli adalah dengan memberitahu lawan bicara tentang apa yang akan Anda bicarakan sebelum memulai percakapan.
Hal ini berguna agar lawan bicara Anda bisa mendapatkan gambaran percakapan dan mudah mengikuti arah percakapan.
6. Gunakan gerakan bibir normal
Cukup lakukan gerak bibir yang normal dan jangan terlalu membesar-besarkan setiap kata. Ini malah akan membuat teman Tuli lebih kesulitan untuk membaca gerak bibir Anda.
Membaca gerak bibir adalah keterampilan yang sulit. Menurut Queensland Health, pemahaman membaca bibir pada kebanyakan orang hanya 30–40% dan sisanya adalah menebak.
Perlu diingat, tidak semua orang Tuli punya kemampuan yang sama. Apabila mereka kesulitan untuk memahami, cobalah untuk mengulang kembali pesan Anda.
Tips!
Cobalah mengulang pesan dengan cara atau kalimat yang berbeda. Hindari mengulang dengan metode yang sama persis, sebab hal ini malah bisa menyebabkan kebingungan bagi orang Tuli.
7. Bicara dengan volume normal
Jangan berteriak bila lawan bicara Anda menggunakan alat bantu dengar (ABD). Teriakan Anda bisa membuat telinga lawan bicara yang Tuli terasa sakit atau tidak nyaman.
Pastikan untuk berbicara dengan volume normal. Berteriak saat berkomunikasi dengan orang Tuli juga menimbulkan kesan agresif dan terlihat kurang sopan.
8. Gunakan isyarat dan ekspresi
Jika Anda tidak menguasai bahasa isyarat, cobalah gestur sederhana. Misalnya, bila ingin menyampaikan kata “makan”, Anda bisa memperagakan gerakan orang makan pada umumnya.
Tambahkan ekspresi untuk menjelaskan maksud Anda. Tunjukkan dengan wajah Anda bila ada sesuatu yang menyakitkan, menakutkan, atau saat semua baik-baik saja.
Jangan malu memakai ekspresi ketika berkomunikasi. Ingat, pembicara yang penyampaiannya hidup akan selalu lebih menarik untuk dilihat orang Tuli.
9. Jangan bicara berbondong-bondong
Saat Anda dan teman Anda menemui orang Tuli, cukup bicara dari satu orang saja atau secara bergantian. Hindari berbicara secara bersamaan pada waktu yang sama.
Pasalnya, hal ini hanya akan membuat lawan bicara Anda yang Tuli makin bingung serta tidak bisa fokus untuk melihat ke satu wajah.
10. Bersikap sopan
Saat berbicara dengan orang Tuli, mungkin ada telepon berdering atau ketukan pintu. Apabila hal ini terjadi, jangan langsung meninggalkan lawan bicara Anda begitu saja.
Katakan permisi dan beri tahu ia bila Anda ingin menjawab telepon atau membukakan pintu. Jangan mengabaikan dan membuat lawan bicara menunggu tanpa diberi penjelasan.
11. Tetap bicara dan kontak mata meski ada juru bahasa
Jika Anda menemui orang Tuli yang membawa juru bahasa, tetap bicara langsung menghadap orang Tuli tersebut, bukan kepada juru bahasanya.
Selain itu, gunakan kata “saya” dan “kamu” atau “Anda” saat berkomunikasi lewat juru bahasa, bukan malah mengatakan, “Tolong sampaikan padanya,” atau “Dia mengerti atau tidak?”
12. Ulangi dan tulis poin-poin penting
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan saat berkomunikasi dengan orang Tuli yakni dengan menyediakan secarik kertas dan pena untuk menulis poin-poin penting.
Anda juga bisa menggunakan aplikasi memo pada ponsel agar informasi yang penting dapat tersampaikan dengan mudah dan lebih efisien.
13. Pastikan lawan bicara Anda sudah paham
Mintalah umpan balik setelah berkomunikasi dengan orang Tuli. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman antara Anda dan lawan bicara.
Coba langsung bertanya apakah kata-kata Anda tadi sudah jelas atau belum, sama halnya saat Anda bicara dengan orang yang mampu mendengar dengan normal.
Tak ada salahnya untuk mulai belajar bahasa isyarat. Di Indonesia, ada dua jenis bahasa isyarat yang dikenal, yakni Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Dengan memakai bahasa isyarat dalam berkomunikasi, teman-teman Tuli akan merasa lebih nyaman daripada harus mengamati atau membaca gerakan bibir lawan bicaranya.
Kesimpulan
- Penggunaan istilah “Tuli” lebih disukai daripada “tunarungu”. Hal ini karena istilah “Tuli” dianggap lebih positif dan menghormati identitas unik mereka.
- Selama berkomunikasi dengan orang tuli, cobalah untuk mengatur jarak, menyediakan pencahayaan yang baik, dan tidak berbicara terlalu keras atau cepat.
- Penting juga untuk mendapatkan umpan balik setelah berkomunikasi agar memastikan pesan Anda dipahami dengan baik.
- Anda juga dapat mulai mempelajari bahasa isyarat, misalnya dengan SIBI dan Bisindo.
[embed-health-tool-bmi]