Pernahkah Anda melihat seseorang yang memiliki wajah seperti diri Anda? Adakah orang lain yang mengatakan bahwa Anda memiliki kembaran meski tidak memiliki hubungan sedarah? Fenomena ini disebut dengan doppelganger.
Hal seperti ini mungkin membuat Anda bertanya-tanya, “Mengapa ada orang yang mirip dengan saya?” Simak informasi seputar doppelganger di bawah ini.
Apa itu doppelganger?
Doppelganger merupakan istilah untuk seseorang yang memiliki kesamaan wajah dengan orang lain meski mereka tidak memiliki hubungan darah atau silsilah keluarga yang sama.
Istilah doppelganger sendiri sebenarnya diambil dari bahasa Jerman yaitu ‘doppel’ yang berarti ganda dan ‘ganger‘ yang berarti bayangan.
Jadi, kata doppelganger merujuk pada seseorang yang tampak seperti bayangan atau cerminan diri dari orang lain.
Menariknya, doppelganger tidak hanya memiliki karakteristik wajah yang sama, tetapi juga bisa memiliki kemiripan dalam tinggi badan, kepribadian, dan gaya hidup.
Fenomena doppelganger alias wajah kembar tanpa hubungan darah memang menjadi tanda tanya besar bagi para ilmuwan.
Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa fenomena tersebut bisa saja terjadi sebagai bentuk variasi genetik.
Studi yang terbit dalam jurnal Cell Reports mengungkapkan bahwa ada kemungkinan beberapa orang memiliki fitur wajah yang sama persis karena variasi genetik yang sama.
Dalam penelitian tersebut, orang-orang yang memiliki wajah kembaran diuji menggunakan program pengenalan wajah. Selanjutnya, para peneliti menganalisis genetiknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 dari 16 pasang orang dengan wajah mirip memiliki 19.277 variasi genetik yang sama bernama single-nucleotide polymorphisms (SNP).
Variasi genetik SNP diketahui dapat memengaruhi bentuk wajah seseorang. Hal inilah yang mungkin menjelaskan mengapa seseorang bisa memiliki wajah mirip meski tidak memiliki hubungan keluarga.
Mitos dan fakta
Berikut ini beberapa mitos dan fakta mengenai doppelganger yang perlu Anda ketahui.
1. Fenomena doppelganger jarang terjadi
Beberapa orang percaya masing-masing manusia setidaknya memiliki tujuh kembaran yang hidup di berbagai belahan dunia, tanpa kita ketahui.
Namun, jika dilihat dari sudut pandang ilmiah, fenomena ini sebenarnya sangat jarang terjadi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Adelaide, kemungkinan dua orang memiliki wajah yang sama sangat kecil.
Anda mungkin melihat seseorang yang memiliki wajah mirip dengan Anda, tetapi jika diperhatikan lebih jauh sebenarnya ada beberapa perbedaan diantara keduanya.
Bahkan, probabilitas untuk menemukan dua orang dengan ukuran dan fitur wajah yang identik adalah kurang dari satu berbanding satu triliun.
2. Doppelganger dipercaya bisa memiliki kepribadian yang mirip
Orang dengan struktur wajah yang sama diyakini bisa memiliki kepribadian yang mirip satu sama lain.
Mengutip IBSA Foundation, ada kemungkinan orang yang memiliki kesamaan dalam struktur wajah memiliki kesamaan dalam berat badan, tinggi badan, hingga kebiasaan.
Hal ini terjadi karena variasi genetik tidak hanya memengaruhi penampilan fisik, tetapi juga memengaruhi karakter dan perilaku manusia.
3. Dianggap pembawa kesialan atau keburukan
Dalam berbagai tradisi dan kepercayaan di masyarakat, bertemu dengan seseorang yang memiliki fitur wajah mirip sering kali dianggap pertanda buruk alias kesialan.
Bahkan dalam beberapa budaya Eropa, pertemuan dengan doppelganger sering kali dikaitkan dengan tanda bahwa seseorang akan mengalami peristiwa buruk hingga kematian.
Kepercayaan semacam ini memperkuat kesan mistis dan menimbulkan ketakutan tersendiri bagi beberapa orang. Padahal, secara ilmiah, fenomena ini dapat dijelaskan oleh variasi genetik.
Itulah informasi mengenai doppelganger, mulai dari faktanya dalam sains hingga mitos-mitos yang beredar luas di masyarakat.
- Doppelganger adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang dengan karakteristik wajah yang sama meskipun tidak memiliki hubungan keluarga.
- Fenomena ini sangat jarang terjadi. Beberapa orang mengaitkan doppelganger dengan kesan mistis yang menjadi pertanda buruk.
- Secara ilmiah, fenomena ini sebenarnya disebabkan oleh faktor genetik. Orang dengan ciri fisik yang sama umumnya memiliki kesamaan variasi genetik yang menujukkan karakter fisik tersebut.
[embed-health-tool-bmi]