Selain mengompol, bayi sering mengeluarkan air liur. Kondisi ini ditandai dengan basahnya mulut bahkan hingga ke bagian leher dan baju si Kecil. Sebagai orangtua baru, Anda mungkin merasa khawatir dan bertanya-tanya kenapa hal ini bisa terjadi? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.
Apakah normal jika bayi terus mengeluarkan air liur?
Ya, bayi sering mengeluarkan air liur atau ngeces adalah hal yang normal dan tidak mengganggu kesehatan si Kecil.
Perlu orangtua pahami bahwa pada dasarnya mengeluarkan air liur atau meludah tentu berbeda dengan muntah.
Meludah hanya mengeluarkan air liur, sedangkan muntah akan mengeluarkan isi makanan.
Meludah juga tidak melibatkan kontraksi otot yang kuat sehingga tidak membuat bayi merasa sakit atau tidak nyaman.
Selama bayi tidak rewel, berat badannya tidak berkurang, dan tetap aktif bergerak, hal ini tidak perlu Anda khawatirkan.
Meskipun sering mengeluarkan air liur adalah hal yang normal pada bayi, Anda tetap harus mewaspadai beberapa hal.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, segera periksakan ke dokter jika si Kecil mengalami gejala berikut ini.
- Cairan yang dikeluarkan bukan air liur, melainkan cairan berwarna hijau kekuningan atau berdarah.
- Tumbuh kembang bayi tidak sesuai usia.
- Berat badan menurun dan bayi tidak mau makan.
- Pernah muntah darah atau ada darah di fesesnya.
- Sering menangis lebih dari 3 jam sehari dan mengalami kesulitan bernapas.
Kenapa bayi sering mengeluarkan air liur?
Air liur (saliva) adalah hasil produksi dari kelenjar air liur yang mengandung 98% air dan zat penting seperti enzim, bakteri, dan elektrolit.
Meskipun sering dipandang sebelah mata, air liur ternyata memiliki peran yang penting bagi sistem pencernaan.
Air liur membantu Anda dalam menghaluskan serta mencerna makanan.
Nah, kelenjar air liur ini sebenarnya sudah aktif ketika masih di dalam kandungan dan orangtua baru mengetahuinya ketika bayi dilahirkan.
Umumnya, bayi baru lahir sering mengeluarkan air liur berbusa beberapa hari setelah dilahirkan hingga ia berusia 3 bulan.
Sebagian besar kondisi ini disebabkan oleh gastroesophageal reflux atau asam refluks pada bayi, yakni cairan di dalam perut yang kembali ke kerongkongan.
Asam refluks pada bayi ini terjadi akibat otot sfingter di kerongkongan bagian bawah belum sepenuhnya berkembang dan bekerja dengan baik.
Namun Anda tidak perlu khawatir, seiring waktu, otot tersebut akan beradaptasi dan tidak lagi membuat si Kecil terus menerus ngiler.
Kemudian, saat mulai memasuki usia 6 bulan atau lebih, keluar air liur dari mulut bayi akan kembali terjadi.
Ini terjadi karena produksi air liur meningkat akibat bayi tumbuh gigi. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga bayi berusia 12 bulan.
Tips mengatasi bayi yang sering mengeluarkan air liur
Meski umumnya normal, ruam air liur pada kulit bayi terkadang terjadi karena paparan air liur di area kulit yang dibasahinya.
Supaya si Kecil tidak terus-menerus mengeluarkan air liur, Anda bisa mengakalinya dengan berbagai cara berikut ini.
1. Pastikan bayi tidak makan berlebihan
Tidak memberi makan bayi secara berlebihan dapat mengurangi terjadinya kontraksi otot sfingter.
Ini akan mengurangi bayi meludah maupun muntah setelah makan karena kekenyangan. Sebaiknya, berikan bayi makan dengan porsi sedikit tetapi lebih sering saat ia lapar.
2. Batasi gerak tubuh bayi setelah makan
Setelah makan, jangan biarkan si Kecil melakukan kegiatan yang membuatnya lebih mudah mengeluarkan air liur, seperti melompat-lompat.
Luangkan 20 menit setelah makan untuk menegakkan tubuh bayi supaya otot sfingter tidak mendorong cairan perut kembali ke kerongkongan.
Itu beberapa penyebab bayi sering mengeluarkan air liur serta cara mengatasinya yang perlu orangtua ketahui.
Perlu diingat bahwa pada dasarnya bayi ngeces adalah hal yang normal.
Namun, bila air liur yang keluar terlalu banyak atau disertai dengan gejala lain, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.
Kesimpulan
- Bayi sering mengeluarkan air liur adalah hal yang normal, terutama jika bayi tetap sehat, aktif, dan tumbuh sesuai usianya.
- Kondisi ini bisa terjadi karena proses alami, seperti belum matangnya otot sfingter di kerongkongan atau tumbuh gigi.
- Meski demikian, orangtua perlu waspada jika air liur yang keluar disertai gejala tidak biasa, seperti cairan berwarna aneh, penurunan berat badan, serta gangguan tumbuh kembang.
- Untuk mengatasi air liur berlebih, Anda dapat mencegah makan berlebihan pada bayi dan membatasi gerak tubuhnya setelah makan.
[embed-health-tool-baby-poop-tool]