backup og meta

7 Cara Menghadapi Orangtua yang Selalu Merasa Benar

7 Cara Menghadapi Orangtua yang Selalu Merasa Benar

Hubungan antara orangtua dan anak semestinya berjalan harmonis. Meski begitu, ada kalanya Anda menghadapi orangtua yang bersikap terlalu protektif sehingga susah diajak kompromi. 

Hal ini sebenarnya wajar selama masih bisa dikomunikasikan dengan baik. Namun, kalau sudah kelewatan, bagaimana cara menghadapi orang tua yang selalu menyalahkan anaknya?

Cara menghadapi orangtua yang menyebalkan

Selain dengan pasangan, hubungan yang tidak bahagia atau toxic relationship juga bisa terjadi dalam lingkup orangtua dengan anak. 

Dalam kondisi ini, orangtua biasanya terkesan sering menyalahkan, sulit diajak kompromi, atau tidak mau meminta maaf sekalipun kepada anaknya sendiri.

Jika hal ini tidak segera dibicarakan, segala perlakuan dan perkataan buruk dari orangtua dapat menjelma menjadi kekerasan emosional yang terus membekas di hati Anda.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk menghadapi orangtua yang toxic dan selalu menyalahkan anaknya.

1. Bicarakan baik-baik

penyebab depresi keturunan ibu anak orangtua remaja

Tidak ada salahnya untuk mengajak orangtua duduk bersama dan saling bicara dari hati ke hati. Tanyakan perlahan alasan orangtua berperilaku buruk terhadap Anda.

Bisa jadi, orangtua Anda mungkin sedang mengalami stres atau merasakan kekecewaan yang mendalam sehingga akhirnya menjadikan diri Anda sebagai pelampiasan. 

Atau, bisa saja pikiran orangtua Anda sedang kusut sehingga sulit membedakan mana perilaku yang benar dan mana yang salah.

2. Tanamkan sikap pengertian

Anda bisa saja memutuskan hubungan dengan pasangan yang toxic. Namun, memutus hubungan darah dengan orangtua tidaklah mudah atau bahkan mustahil bagi beberapa orang.

Menghadapi orangtua yang keras kepala dan tidak menghargai kita memang menguji kesabaran, apalagi harus berusaha memahami sudut pandang mereka.

Akan tetapi, ini adalah langkah penting dalam upaya Anda untuk berkomunikasi dengan mereka. Ingatlah bahwa tidak ada orang yang sempurna, termasuk orangtua Anda sendiri.

3. Buang pikiran negatif

Saat Anda merasa tidak dihargai oleh orangtua, wajar bila timbul pikiran negatif serta keinginan untuk membalasnya. Akan tetapi, hal tersebut hanya akan memperburuk situasi.

Dikutip dari situs Greater Good, menunjukkan belas kasih dan memaafkan orang yang menyakiti diri Anda dapat membuka jalan untuk memperbaiki hubungan yang rusak.

Namun, ketika situasinya sudah terlalu panas, ambil jeda waktu bagi Anda untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan percakapan dengan orangtua.

4. Bersikap tegas sewajarnya

Meski sudah memaafkan orangtua, Anda tetap berhak untuk menunjukkan sikap tegas yang sewajarnya. 

Misalnya, saat orangtua Anda menyalahkan Anda hanya karena kesalahan sepele, jangan takut untuk membela diri supaya tidak terus-terusan disalahkan.

Bersikap tegas bukan berarti Anda harus memakai nada tinggi hingga terkesan membentaknya. 

Lembutkan suara Anda, kemudian tekankan bahwa diri Anda sudah cukup dewasa untuk terus disalahkan karena hal sepele seperti anak kecil.

5. Hadapi kritik dengan sikap dewasa

Wajar bila Anda membutuhkan dukungan orangtua untuk mewujudkan keinginan Anda, contohnya saat meminta restu orangtua agar lolos seleksi kerja.

Namun, saat Anda menghadapi kegagalan, orangtua yang toxic mungkin akan langsung menyalahkan Anda dengan berkata, “Kamu itu kurang usaha, makanya nggak lolos!”

Jangan dulu tarik urat dan berdebat saat menghadapi orangtua Anda. Jelaskanlah bahwa Anda sudah dewasa dan kegagalan yang dialami merupakan bagian dari proses belajar.

Tunjukkan juga bahwa Anda memerlukan dukungan emosional, bukan kritik yang menjatuhkan.

6. Tetapkan batasan yang sehat

menghadapi mertua

Menetapkan batasan dengan orangtua bukan berarti Anda tidak menghormati mereka. Ini justru adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental Anda.

Tentukan batasan mengenai hal-hal yang membuat Anda merasa tidak nyaman, misalnya cara berbicara atau campur tangan mereka dalam keputusan pribadi. 

Memberikan batasan dalam hubungan itu wajar. Hal ini dibutuhkan supaya Anda mampu menjalin hubungan yang sehat dengan orangtua.

7. Cari dukungan dari orang terdekat

Menghadapi orang tua yang perhitungan atau tidak menghargai kita bisa terasa sangat melelahkan.

Oleh sebab itu, tidak perlu ragu untuk mencari dukungan dari teman, pasangan, atau anggota keluarga lainnya yang bisa memahami situasi Anda.

Dukungan dari orang dekat akan memberikan Anda sudut pandang yang berbeda untuk menemukan solusi yang lebih baik. Hal ini juga membantu Anda agar tidak merasa sendirian.

Mengapa sulit menghadapi orangtua yang menyebalkan?

Menghadapi orangtua yang menyebalkan akan terasa sangat sulit. Bahkan, proses ini bisa saja sangat menantang karena melibatkan emosi dan hubungan yang kompleks.

Anda mungkin merasa terikat dengan kewajiban untuk menghormati orangtua. Di sisi lain, Anda ingin menjaga kesejahteraan mental dari orangtua yang toxic dan sering menyalahkan.

Tidak ada solusi instan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin telah berakar cukup lama.

Ingatlah bahwa perubahan itu membutuhkan waktu. Bersabar dan konsisten dalam usaha Anda merupakan kunci untuk membangun hubungan yang lebih baik.

Namun, apabila hubungan dengan orangtua terlalu rumit atau sulit untuk diperbaiki sendiri, cobalah untuk mencari bantuan profesional. 

Konsultasi atau terapi keluarga (family therapy) dapat menjadi solusi untuk memperbaiki komunikasi dan menyelesaikan konflik yang berlarut-larut.

Kesimpulan

  • Menghadapi orangtua yang sering menyalahkan memang menantang. Namun, penting untuk tetap bersikap tenang dan dewasa dalam meresponnya.
  • Menanamkan sikap pengertian, bicara hati ke hati, menetapkan batasan, dan mencari dukungan orang terdekat dapat membantu menjaga kesehatan mental Anda.
  • Proses memperbaiki hubungan dengan orangtua yang toxic membutuhkan kesabaran dan waktu. Pertimbangkan konsultasi dengan profesional bila diperlukan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mathews, A., & Huston, M. (2018). Surviving the toxic parent. Psychology Today. Retrieved August 18, 2024, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/traversing-the-inner-terrain/201805/surviving-the-toxic-parent

Carter, C. (2017). How to handle a toxic relationship. The Greater Good Science Center at the University of California, Berkeley. Retrieved August 18, 2024, from https://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_to_handle_a_toxic_relationship

Eliminating toxic influences. (n.d.). Mental Health America. Retrieved August 18, 2024, from https://mhanational.org/eliminating-toxic-influences

Family therapy: What it is, techniques & types. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved August 18, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/24454-family-therapy

Varghese, M., Kirpekar, V., & Loganathan, S. (2020). Family Interventions: Basic Principles and Techniques. Indian journal of psychiatry, 62(Suppl 2), S192–S200. https://doi.org/10.4103/psychiatry.IndianJPsychiatry_770_19

Versi Terbaru

22/08/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Menjawab Pertanyaan Tentang Lansia yang Enggan ke Dokter, Plus Cara Menghadapinya

5 Hal yang Bikin Anak Malas Mendengarkan Omelan Orangtua


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 22/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan