backup og meta

5 Kondisi yang Bisa Membuat Ibu Meninggal Saat Melahirkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 25/10/2023

5 Kondisi yang Bisa Membuat Ibu Meninggal Saat Melahirkan

Meninggal saat melahirkan kerap menjadi momok bagi ibu hamil yang telah memasuki fase persalinan. Ini memang merupakan salah satu komplikasi persalinan yang patut diwaspadai.

Apa saja faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu meninggal saat melahirkan? Mengapa kasus kematian ibu di Indonesia sangat tinggi? Simak jawabannya dalam uraian berikut.

Mengapa kasus kematian ibu di Indonesia sangat tinggi?

Kematian ibu saat melahirkan bisa disebabkan oleh kondisi ibu pada masa kehamilan, persalinan, atau dalam waktu 42 hari setelah melahirkan (masa nifas).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa pada 2020, ada 800 kasus kematian pada ibu hamil dan melahirkan per harinya di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, angka kematian ibu sepanjang tahun 2015 adalah sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI, penyebab terbesar kematian ibu tahun selama tahun 2010 sampai 2013 adalah perdarahan setelah melahirkan.

Dalam laporan yang diterbitkan Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, sebagian besar kasus ibu meninggal saat melahirkan disebabkan oleh terbatasnya akses untuk mendapatkan fasilitas atau pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Ini terutama dialami ibu yang berada di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) yang memang rentan mengalami kematian saat melahirkan.

Selain itu, kasus ibu meninggal saat melahirkan juga diperburuk oleh kurang meratanya:

  • penyediaan fasilitas pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK),
  • pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED),
  • pos pelayanan terpadu (Posyandu),
  • unit transfusi darah, dan
  • akses jalan menuju tempat pelayanan kesehatan, khususnya di daerah terpencil.

Hal ini yang membuat ibu sulit menjangkau fasilitas kesehatan sehingga terlambat mendapatkan pertolongan ketika mengalami komplikasi selama kehamilan dan melahirkan.

Penyebab ibu meninggal saat dan setelah melahirkan

10 Hari Jelang Melahirkan, Saya Positif COVID-19

Berikut ini merupakan beberapa penyebab ibu meninggal saat atau setelah melahirkan.

1. Perdarahan berat

Perdarahan umum terjadi saat persalinan. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, perdarahan bisa semakin parah dan bahkan bisa menyebabkan ibu meninggal setelah melahirkan.

Perdarahan bisa terjadi saat Anda memilih untuk melahirkan dengan cara normal maupun operasi caesar. Perdarahan setelah melahirkan terjadi karena vagina atau leher rahim robek.

Namun, perdarahan juga bisa terjadi saat rahim tidak berkontraksi setelah melahirkan. Biasanya, perdarahan berat disebabkan oleh masalah plasenta selama kehamilan, seperti abruptio plasenta

2. Infeksi postpartum

Infeksi postpartum bisa terjadi jika ada bakteri masuk ke tubuh ibu hamil dan tubuhnya tidak bisa melawan. Beberapa infeksi bisa sampai menyebabkan ibu meninggal setelah melahirkan.

Ibu hamil yang terinfeksi kelompok bakteri Streptokokus B dapat mengalami sepsis (masuknya infeksi ke dalam darah).

Sepsis dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penggumpalan darah pada ibu hamil sehingga menghalangi aliran darah ke organ penting ibu, seperti otak dan jantung.

Hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ dan bahkan kematian pada ibu yang melahirkan.

3. Preeklampsia

Preeklampsia biasanya timbul saat ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan. Biasanya, preeklampsia terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.

Preeklampsia bisa diobati, tetapi juga dapat menjadi parah dan menyebabkan plasenta terpisah, kejang, atau sindrom HELLP.

Ibu dengan sindrom HELLP dapat mengalami kerusakan hati yang berkembang dengan cepat. Tanpa perawatan yang baik, preeklampsia juga bisa menyebabkan ibu meninggal saat atau setelah melahirkan.

4. Emboli paru

Emboli paru adalah gumpalan darah yang menghalangi pembuluh darah pada paru-paru.

Ini biasanya terjadi ketika gumpalan darah yang ada pada kaki atau paha (disebut dengan deep vein thrombosis (DVT)) pecah dan mengalir ke paru-paru.

Emboli paru dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menjadi rendah sehingga biasanya gejala yang muncul adalah sesak napas dan nyeri dada.

Organ tubuh yang tidak mendapatkan cukup oksigen dapat mengalami kerusakan. Hal ini kemudian bisa menyebabkan ibu meninggal saat melahirkan.

5. Kardiomiopati

Selama kehamilan, fungsi jantung wanita mengalami banyak perubahan. Hal ini membuat ibu hamil yang memiliki penyakit jantung lebih rentan mengalami kematian.

Salah satu masalah pada jantung yang dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil adalah kardiomiopati.

Masalah pada otot jantung ini dapat menyebabkan gagal jantung atau penumpukan cairan pada paru-paru ibu.

Upaya mencegah ibu meninggal karena melahirkan

Kisah Ibu Hamil dengan Thalasemia

Risiko ibu meninggal karena melahirkan dapat dikurangi secara signifikan jika masalah pada kehamilan segera ditanggulangi sejak dini.

Anda dapat melakukan upaya di bawah ini yang telah terbukti membantu mengurangi angka kematian ibu karena melahirkan.

  • Mendapatkan tenaga kesehatan yang terampil saat persalinan dan perawatan beberapa minggu setelah proses persalinan.
  • Memiliki akses yang mudah terhadap rumah sakit atau klinik persalinan yang berkualitas dan lengkap.
  • Akses dan pemberdayaan program Keluarga Berencana.
  • Memiliki perawatan kehamilan atau antenatal untuk mencegah risiko komplikasi sejak dini.

Usahakan juga untuk menjalani proses melahirkan di rumah sakit atau klinik yang berkualitas bila ibu memiliki kondisi kesehatan tertentu. Jadi, jika terjadi komplikasi selama persalinan, hal ini dapat segera diatasi.

Kesehatan ibu dan bayi adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Sangat penting untuk memastikan bahwa semua kelahiran dapat dibantu oleh tenaga profesional kesehatan yang terampil.

Kesimpulan

Sering kali, ibu meninggal akibat adanya komplikasi setelah melahirkan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama kehamilan dan sebagian besar dapat dicegah atau diobati.

[embed-health-tool-due-date]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Maternal death and pregnancy-related death. (2015). March of Dimes. Retrieved 25 October 2023, from https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/miscarriage-loss-grief/maternal-death-and-pregnancy-related-death ‌

The Becker Law Firm. (2015). Becker Law Firm. Retrieved 25 October 2023, from https://www.beckerjustice.com/birth-injury/wrongful-death-of-the-mother/

Why do women die in childbirth in low-income countries?. (2016). Maternity Worldwide. Retrieved 25 October 2023, from https://www.maternityworldwide.org/the-issues/women-die-childbirth/

Angka Kematian Ibu: Faktor Penyebab dan Upaya Penanganan. (2019). Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Retrieved 25 October 2023, from https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-24-II-P3DI-Desember-2019-177.pdf

Versi Terbaru

25/10/2023

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari

Apakah artikel ini membantu?


Artikel Terkait

Atonia Uteri

7 Manfaat Jalan Kaki Saat Hamil dan Tips Amannya