backup og meta

6 Penyebab Gigi Anak Ompong dan Tips agar Cepat Tumbuh

Apakah wajar?PenyebabCara mengatasi

Gigi susu anak-anak akan copot secara alami dan segera digantikan oleh gigi permanen. Namun, tidak jarang gigi permanen membutuhkan waktu cukup lama untuk muncul sehingga menjadi penyebab gigi anak ompong. Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasinya melalui penjelasan berikut.

6 Penyebab Gigi Anak Ompong dan Tips agar Cepat Tumbuh

Wajarkah jika gigi anak ompong dan tak kunjung tumbuh?

Manusia akan mengalami dua kali tahap pertumbuhan gigi. Pertumbuhan gigi susu dimulai sejak bayi berusia enam bulan dan akan berlangsung hingga anak berusia 2–3 tahun.

Memasuki usia lima tahun, gigi susu pada anak-anak akan mulai copot dan digantikan oleh gigi permanen atau juga dikenal sebagai gigi dewasa. 

Pertumbuhan gigi permanen biasanya membutuhkan waktu selama satu minggu sampai enam bulan sejak gigi susu copot pertama kali.

Namun, memang ada beberapa kondisi yang bisa menghambat pertumbuhan gigi baru. Beberapa anak bahkan mengalami gigi ompong selama bertahun-tahun.

Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal sebagai delayed tooth eruption (DTE). Ini sebenarnya merupakan hal yang normal.

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa gigi ompong bisa memengaruhi kesehatan anak dan membuat mereka kehilangan kepercayaan diri.

Untuk bisa mengatasinya dengan tepat, orangtua tentu perlu mengetahui dahulu alasan kenapa gigi anak lama tumbuh atau bahkan tidak tumbuh.

Penyebab gigi anak ompong

penyebab gigi anak ompong

Pada umumnya, gigi susu anak akan mulai tanggal dan digantikan oleh gigi permanen ketika mereka berusia enam atau tujuh tahun.

Setiap anak memang bisa mengalami pertumbuhan gigi yang berbeda. Beberapa gigi bahkan bisa tidak tumbuh sama sekali sehingga anak menjadi ompong.

Berikut adalah berbagai faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan gigi anak.

1. Genetik

Faktor keturunan atau genetik bisa memengaruhi proses tumbuh-kembang anak, termasuk pertumbuhan gigi permanennya. 

Jika Anda pernah mengalami keterlambatan pertumbuhan gigi permanen, kemungkinan besar anak Anda akan mengalami masalah serupa.

Kelainan genetik, seperti sindrom Down, sindrom Gardner, atau sindrom Turner, juga membuat anak berisiko lebih besar mengalami keterlambatan pertumbuhan gigi.

2. Status gizi

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Social Research menunjukkan bahwa stunting bisa mengganggu proses erupsi gigi susu pada anak-anak berusia 1–3 tahun.

Ketika pertumbuhan gigi susu terlambat, besar kemungkinan gigi permanen akan mengalami hal serupa. Karena itulah, kekurangan gizi pada anak-anak adalah kondisi yang perlu dicegah.

Secara umum, zat gizi penting yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan gigi anak adalah kalsium, fosfor, vitamin D, dan vitamin C.

3. Jenis kelamin

Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan gigi anak adalah jenis kelamin. Anak perempuan cenderung mengalami pertumbuhan gigi yang lebih cepat dibandingkan laki-laki.

Gigi susu anak perempuan biasanya mulai tumbuh saat usia 4–6 bulan. Ini lebih cepat dibandingkan anak laki-laki pada umumnya.

Karena itulah, jangan khawatir jika pertumbuhan gigi permanen anak laki-laki Anda lebih lambat dibandingkan anak perempuan sebayanya.

4. Berat badan

Berbagai studi telah menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas cenderung memiliki pertumbuhan gigi permanen yang lebih cepat.

Salah satunya dimuat dalam jurnal Journal of Clinical and Experimental Dentistry (2023).

Karena itulah, kekurangan berat badan diperkirakan bisa menjadi penyebab gigi anak ompong atau bahkan tidak tumbuh.

Bayi prematur juga cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan gigi permanen dibandingkan bayi yang lahir cukup bulan.

5. Trauma atau cedera

Alasan lain kenapa gigi anak lama tumbuh adalah trauma gigi. Contoh paling umum adalah gigi yang copot karena terjatuh atau terkena pukulan keras di area rahang.

Cedera gigi susu bisa merusak jaringan di bawahnya atau benih gigi permanen sehingga pertumbuhannya terganggu.

Selain keterlambatan pertumbuhan, trauma gigi mungkin membuat gigi permanen tumbuh miring atau tidak utuh.

6. Kondisi atau penyakit tertentu

Memahami Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak

Beberapa kondisi medis ternyata juga bisa menjadi penyebab gigi anak membutuhkan waktu lebih lama untuk tubuh, contohnya hipotiroidisme.

Kelainan tulang yang dialami anak-anak pada masa pertumbuhannya, seperti rakitis dan displasia fibrosa, juga bisa menyebabkan kondisi serupa.

Pada kasus ini, dokter mungkin perlu melakukan perawatan sesuai kondisi medis anak supaya giginya tumbuh dengan baik.

Bagaimana cara agar gigi permanen anak cepat tumbuh?

Karena penyebab gigi anak ompong sangat beragam, perawatan terhadap gigi anak yang tidak kunjung tumbuh juga perlu disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.

Orangtua harus membiasakan si Kecil periksa gigi rutin setidaknya tiap enam bulan sekali agar dokter gigi bisa memantau kondisi gigi anak secara berkala.

Segera ajak anak ke dokter gigi jika gigi susunya tidak kunjung tanggal ketika usianya sudah 12 tahun.

Anda juga perlu membawa si Kecil ke dokter jika gigi permanen anak tidak muncul dalam waktu enam bulan usai gigi susunya copot.

Gigi ompong yang dibiarkan tanpa perawatan bisa memicu masalah kesehatan serius di kemudian hari. Maka dari itu, sebaiknya jangan tunda untuk membawa si Kecil ke dokter gigi.

Kesimpulan

  • Perbedaan pertumbuhan gigi permanen pada anak sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun, segera bawa anak ke dokter jika gigi permanennya tidak kunjung tumbuh di usia 12 tahun atau jika gigi permanennya tidak muncul dalam enam bulan usai gigi susunya copot.
  • Beberapa kondisi yang bisa menghambat pertumbuhan gigi anak sehingga menyebabkan ompong adalah faktor genetik, kurang gizi, kekurangan berat badan, dan cedera.
  • Perawatan untuk gigi ompong perlu disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya. Oleh karena itu, segeralah membawa si Kecil ke dokter gigi ketika gigi permanennya tidak muncul pada rongga gigi ompong.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Vucic, S., Korevaar, T., Dhamo, B., Jaddoe, V., Peeters, R., Wolvius, E., & Ongkosuwito, E. (2017). Thyroid function during early life and dental development. Journal of Dental Research96(9), 1020-1026. Retrieved 23 June 2025, from https://doi.org/10.1177/0022034517708551

Lock, N. C., Nora, A. D., Teixeira, N. D., Brusius, C. D., Maltz, M., & Alves, L. S. (2023). Association between obesity and early tooth eruption in adolescents: Findings from a popu-lation-based cohort study in southern Brazil. Journal of Clinical and Experimental Dentistry. Retrieved 23 June 2025, from https://doi.org/10.4317/jced.60340

Teeth development in children. (n.d.). Retrieved 23 June 2025, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/teeth-development-in-children

Pitasari, P. D., Kusuma, P., & Santoso, S. (2024). The effect of stunting on tooth eruption and caries status in children aged 1-3 years (study in jeruksari village, tirto district, pekalongan regency). Journal of Social Research. Retrieved 23 June 2025, from https://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr/article/view/1914

Versi Terbaru

02/07/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh drg. Maurany Annisa Haque

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

3 Tahapan Erupsi Gigi hingga Keluar dari Gusi, Apa Saja?

Ini Kelebihan Dokter Gigi Spesialis Anak (Sp. KGA)


Ditinjau oleh drg. Maurany Annisa Haque · Gigi · Maro Dental Practice Jember · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 02/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan