Cara mendidik anak yang keras kepala atau suka melawan mungkin tidak mudah untuk setiap orangtua. Ketika misalnya anak malas mandi, anak susah makan, atau kabur dari kebiasaan tidur siang mungkin membuat orangtua meluapkan emosinya dengan marah-marah.
Padahal, cara paling ampuh untuk menghadapi anak yang keras kepala bukanlah dengan marah-marah atau membentak anak, tetapi justru dengan memberikan perhatian secara penuh.
Nah, bagaimana cara tepat untuk mendidik anak yang keras kepala? Baca terus ulasan berikut ini, ya!
Kenali penyebab anak keras kepala dan suka melawan
Sikap keras kepala adalah bentuk penolakan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan kemauan, tak terkecuali di masa perkembangan anak 6—9 tahun.
Ada banyak perkembangan yang anak lalui pada usia ini, termasuk perkembangan kognitif, sosial, emosi, hingga perkembangan fisik anak.
Salah satu bagian dari perkembangan emosi yang perlu Anda terapkan pada anak yakni mengajarkan bila ia keras kepala.
Anak yang keras kepala, entah itu anak perempuan atau laki-laki, cenderung menjadi sangat sensitif dan tidak dapat dibujuk oleh orang-orang di sekitarnya.
Ini karena mereka ingin permintaannya segera terpenuhi.
Di sisi lain, sifat keras kepala sebenarnya merupakan cara si Kecil untuk belajar soal kebebasan dan batasan-batasan perilaku yang bisa diterima dan tidak.
Ketika si Kecil melakukan sesuatu, misalnya ia tidak mau mandi atau tidak mau tidur, ia akan melihat seperti apa reaksi Anda.
Saat anak berubah menjadi keras kepala dan suka melawan bisa jadi perilaku tersebut terjadi karena mereka melihat contoh yang sama.
Oleh karena itu, sebaiknya hati-hati jika bersikap di depan si Kecil karena anak-anak sangat mudah meniru orang di sekitarnya.
Selain itu, anak yang keras kepala cenderung mencari perhatian dari orang lain.
Kondisi ini sama halnya dengan anak tantrum. Namun pada anak yang keras kepala lebih sering membuat ulah demi mendapatkan perhatian.
Meski merupakan bagian alami dari tumbuh kembang anak, sifat keras kepala tidak boleh terus dibiarkan hingga ia dewasa nanti.
Itu sebabnya, usahakan sebagai orangtua Anda menerapkan cara mendidik anak yang keras kepala.
Cara mendidik anak yang keras kepala
Menghadapi anak yang keras kepala memang membutuhkan kesabaran yang lebih dari biasanya, tapi tidak perlu dengan cara tarik urat apalagi menjewer dan mencubit.
Salah satu cara untuk menghadapi anak yang keras kepala adalah menanggapi luapan emosinya.
Ini bukan berarti Anda menyerah dengan setiap permintaan si Kecil. Anda bisa bersikap tegas sekaligus menunjukkan kasih sayang terhadapnya.
Nah, cara efektif dalam mendidik anak yang keras kepala dan suka melawan tanpa harus marah-marah adalah sebagai berikut.
1. Dengarkan pendapat dan kemauan si Kecil
Komunikasi dengan anak adalah hal terpenting sebagai cara menghadapi sikap anak yang keras kepala. Jika ingin si Kecil mendengarkan Anda, Anda pun harus mau mendengarkannya terlebih dahulu.
Bila belum apa-apa Anda langsung melarangnya untuk begadang, anak akan cenderung membantah dan marah.
Sebab, anak keras kepala cenderung memiliki pendapat yang kuat dan senang berdebat demi keinginannya terpenuhi.
Jadi, cobalah dekati si Kecil dan dengarkan apa yang ia mau. Hal ini akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan.
2. Tidak memaksa
Ketika Anda cenderung memaksa anak untuk melakukan sesuatu, biasanya si Kecil akan memberontak dan melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Ambil contoh, Anda memaksa anak untuk berhenti main gadget dan beranjak tidur karena anak sudah terlanjur kecanduan gadget.
Sebenarnya, mendidik anak yang keras kepala dengan cara ini tidak akan membantu, malah akan memicu perlawanan dari si Kecil.
Sebaliknya, saat Anda menunjukkan perhatian dengan apa yang anak tonton, maka si Kecil akan memberikan respons tertentu dan lebih merasa nyaman. Ia pun akan merasa bahwa orangtuanya sedang memberikannya perhatian.
3. Memberikan anak pilihan
Pada dasarnya, anak-anak memiliki jalan pikirannya sendiri dan tidak suka diberi tahu tentang apa yang harus dilakukan.
Cara mendidik anak yang keras kepala ini bisa dengan menggunakan trik-trik khusus dengan memberikannya pilihan.
Misalnya, saat Anda menginginkan si Kecil tidur dan melepaskannya dari TV, coba berikan si Kecil pilihan buku cerita anak mana yang akan ia pilih untuk didongengkan sebelum tidur.
Alihkan perhatian si Kecil dengan cerita menarik si kancil atau timun mas yang bisa ia pilih. Kalau si Kecil masih menolak, tetaplah bersikap tenang sembari mengulangi hal yang sama sebanyak mungkin dan tidak menunjukkan emosi.
4. Hadapi dengan tenang
Kunci utama dalam mendidik dan menghadapi anak yang keras kepala adalah dengan cara bersikap tenang dan sabar.
Jika Anda cenderung marah-marah atau membentak, sikap Anda justru akan memperburuk keadaan dan malah membuat si Kecil semakin melawan.
Lakukan berbagai kegiatan yang dapat membantu Anda menjadi lebih tenang, seperti meditasi, olahraga, mendengarkan musik, atau lainnya.
Bila Anda suka menyetel musik di rumah, hal ini juga bisa memengaruhi suasana hati si Kecil untuk lebih tenang dan jauh dari tantrum.
5. Biarkan anak belajar dari pengalaman
Melarang anak melalui kata-kata kadang tidak cukup berhasil. Cara mendidik anak yang keras kepala bisa dilakukan dengan memberinya sedikit kebebasan.
Melansir dari laman New Kids Center, ini dapat membuat mereka memahami apa yang ingin Anda sampaikan melalui pengalaman
Cara ini akan memberikan pelajaran penting dalam mendidik anak yang keras kepala sehingga ia tidak mengulangi hal yang sama.
Sebagai contoh, Anda tidak memperbolehkan anak main air karena akan terpeleset, tapi anak mungkin sulit mendengarkannya.
Bila Anda sudah berkali-kali memberi tahu tapi anak tetap keras kepala, ia akan menyadari alasan Anda melarangnya saat ia sudah mengalami ganjarannya mungkin karena terjatuh atau terpeleset.