Pemasangan kateter urine ditujukan bagi pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri atau tidak dapat mengendalikan keluarnya urine selama menjalani masa perawatan medis. Mengingat alat ini akan dipasang langsung menuju saluran kemih, pasien yang menggunakan kateter urine akan rentan terhadap infeksi di area tersebut. Anda harus benar-benar memahami cara merawat kateter urine guna mencegah infeksi saluran kemih yang dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
Pemasangan kateter urine picu infeksi saluran kemih
- demam dan menggigil
- sakit kepala
- sensasi terbakar pada saluran kemih atau alat kelamin
- urine tampak pucat akibat nanah
- urine berbau tidak sedap
- terdapat darah pada urine
- nyeri punggung bagian bawah
Cara mencegah infeksi saluran kemih
- Pemasangan kateter hanya dilakukan bila memang diperlukan, dan harus segera dilepas begitu pasien tidak membutuhkannya lagi.
- Tenaga medis profesional yang melakukannya harus menerapkan teknik pemasangan yang steril.
- Kulit di area pemasangan kateter harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan cairan steril.
- Menggunakan pelumas atau gel anestetik sekali pakai yang steril.
- Mengeluarkan urine dari dalam kateter dapat dilakukan dengan dua metode. Metode pertama menggunakan kateter eksternal, sedangkan metode lainnya adalah dengan menggunakan kateter sementara yang disebut intermittent urethral catheterization.
- Tenaga medis harus segera mengamankan posisi kateter yang telah dipasang untuk mencegah pergerakan dan daya tarik dari saluran kemih.
Cara merawat kateter untuk mencegah infeksi
- Selalu membersihkan tangan sebelum dan sesudah merawat kateter.
- Tidak menekuk, meliukkan, atau melepaskan kateter dari selang pembuangan.
- Memastikan bahwa posisi kantung penampungan urine lebih rendah dari kandung kemih untuk mencegah aliran balik.
- Menjauhkan selang dan kantung penampungan urine dari kaki agar tidak tertarik.
- Memastikan agar ujung selang kateter tidak menyentuh apa pun saat mengosongkan kantung penampungan.
[embed-health-tool-bmi]