backup og meta

Amankah Makan Beras Mentah? Ini Dampaknya bagi Kesehatan

Amankah Makan Beras Mentah? Ini Dampaknya bagi Kesehatan

Walaupun paling enak dikonsumsi saat sudah matang menjadi nasi, beberapa orang mungkin penasaran untuk mengonsumsi beras yang masih mentah. Lantas, amankah kebiasaan makan beras mentah? Berikut penjelasan lengkapnya!

Bolehkah makan beras mentah?

Kebiasaan makan beras mentah tidak sehat dan bukanlah hal yang wajar. Sering mengonsumsi makanan tidak matang bisa mengarah pada pica, yakni suatu kondisi kelainan makan. 

Penyebab pica tidak sepenuhnya diketahui secara pasti. Akan tetapi, hal ini dapat berkaitan dengan kebiasaan masa kecil yang terus dilakukan hingga dewasa.

Di masa tersebut, anak penuh dengan rasa penasaran, sehingga kerap kali memasukkan benda di sekitarnya ke mulut, termasuk beras mentah. Selain itu, pica bisa dipicu oleh stres, autisme, malnutrisi, atau kondisi hamil.

Meski merupakan kebiasaan makan tidak sehat, ada beberapa orang yang menyukai makan beras mentah . 

Mungkin alasannya karena beras memiliki tekstur yang keras dan hambar. Rasanya ini berbeda dengan nasi putih atau nasi merah yang lembut, sedikit manis.

US Department of Agriculture memang menyebutkan beras mengandung protein, serat, kalsium, kalium, fosfor, magnesium, dan nutrisi penting lainnya yang diperlukan tubuh.

Akan tetapi, konsumsilah beras yang sudah dimasak menjadi nasi untuk mendapatkan manfaat dari kandungan zat gizinya, dan menghindari bahaya makanan mentah. Apa saja bahayanya?

Bahaya akibat makan beras mentah

Penyandang diabetes boleh makan makanan enak Menjaga kadar gula darah adalah kunci hidup sehat bagi paisen diabetes. Tapi apa berarti tidak bisa makan enak? Sederhananya pasien diabetes bisa mengonsumsi berbagai jenis makanan asalkan dalam jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat agar gula darah berada di kisaran target.

Makan beras mentah bukannya memberikan manfaat, melainkan efek samping yang merugikan bagi tubuh.

Berikut beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi jika Anda punya kebiasaan mengonsumsi beras mentah.

1. Keracunan makanan

Konsumsi beras mentah dapat meningkatkan risiko keracunan makanan. Alasannya, karena beras dapat menampung bakteri berbahaya, seperti Bacillus cereus (B. cereus). 

Cereus merupakan jenis bakteri yang banyak ditemukan di tanah dan dapat mencemari beras mentah. Bakteri ini dapat membentuk spora, yang berfungsi sebagai perisai agar B. cereus dapat bertahan saat dimasak.

Namun, bakteri ini umumnya tidak menjadi masalah pada nasi yang baru dimasak karena suhu tinggi dapat meminimalkan pertumbuhannya.

Sementara pada beras mentah yang tidak disimpan dengan benar, suhu yang lebih dingin dapat mendorong pertumbuhan bakteri.

Keracunan akibat makan beras mentah dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, kram perut, atau diare dalam waktu 15 – 30 menit setelah dikonsumsi.

2. Gangguan pencernaan

Beras mentah memiliki beberapa senyawa yang dapat menyebabkan masalah pencernaan. Salah satunya lektin, yakni sejenis protein yang bertindak sebagai insektisida alami. 

Lektin terkadang disebut sebagai antinutrien karena dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Manusia tidak dapat mencerna lektin, sehingga lektin melewati saluran pencernaan tanpa perubahan dan dapat merusak dinding usus. 

Kondisi ini dapat menyebabkan gejala, seperti diare dan muntah. Untungnya, sebagian besar lektin akan hilang jika beras dimasak hingga matang.

3. Masalah kesehatan lainnya

Makan beras mentah dalam jumlah besar akibat pica telah dikaitkan dengan efek samping berikut.

  • Tubuh kelelahan karena energi yang didapat tidak mencukupi.
  • Kerusakan gigi karena tekstur beras yang keras bisa membuat kerja gigi jadi lebih berat.
  • Anemia defisiensi besi yang menyebabkan rambut rontok, tubuh mudah memar dan lelah, serta kulit pucat.

Jadi, lebih baik konsumsi nasi matang

Guna menghindari efek samping akibat makan beras mentah, Anda sebaiknya memasak nasi dengan magic com atau panci hingga matang sempurna.

Anda bisa memilih nasi merah atau nasi putih untuk dinikmati sebagai menu harian. Beras merah umumnya cenderung lebih kenyal dan bergizi dibandingkan nasi putih.

Nasi merah adalah sumber serat yang baik dan kaya vitamin B. Sementara itu, nasi putih biasanya diperkaya dengan vitamin, tapi tidak memiliki serat sebanyak nasi merah.

Walaupun lebih baik dari beras mentah, porsi konsumsi nasi juga harus Anda perhatikan. Terutama bagi Anda yang memiliki kelebihan berat badan atau mengidap penyakit diabetes. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fooddata Central Search Results. FoodData Central. (2020). Retrieved 15 January 2024, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/168883/nutrients

Durani, Y. (Ed.). (2023, September). Pica (for parents) – nemours kidshealth. KidsHealth. Retrieved 15 January 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/pica.html

Bruce, R. M., Crandall, P. G., Atungulu, G. G., & O’Bryan, C. A. (2022). Uncooked rice consumption: Causes, implications, regulation, and interventions. Cereal Chemistry, 99(5), 971–984. https://doi.org/10.1002/cche.10580 

Juneja, V. K., Golden, C. E., Mishra, A., Harrison, M. A., Mohr, T., & Silverman, M. (2019). Predictive model for growth of Bacillus cereus during cooling of cooked rice. International journal of food microbiology, 290, 49–58. https://doi.org/10.1016/j.ijfoodmicro.2018.09.023

Lectins. The Nutrition Source. (2023, February 2). Retrieved 15 January 2024, from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/anti-nutrients/lectins/

Versi Terbaru

22/01/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Nasi Padang Bikin Kolesterol Tinggi? Ini Tips Aman Menyantapnya

Benarkah Makan Nasi Putih dapat Menyebabkan Diabetes?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 22/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan