backup og meta

7 Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental dan Spiritual

7 Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental dan Spiritual

Selama ini, puasa erat kaitannya dengan meningkatkan kesehatan fisik. Lebih dari itu, puasa ternyata bisa memberi manfaat bagi kesehatan mental yang sering kali justru diabaikan.

Bagaimana cara puasa memengaruhi kesehatan mental Anda? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.

Manfaat puasa bagi kesehatan mental

sebelum puasa

Anda mungkin tidak merasakan manfaat puasa bagi kesehatan mental secara langsung pada hari pertama.

Pasalnya, tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan beberapa kebiasaan yang mungkin berubah selama bulan puasa.

Ketika tubuh Anda mulai terbiasa, barulah Anda bisa merasakan dampak positif seperti berikut.

1. Mengurangi stres

Stres kerap terbentuk karena ketidakmampuan seseorang dalam mengelola emosi dan pikiran.

Kabar baiknya, jadwal makan yang lebih teratur selama puasa bisa memberi manfaat bagi kesehatan mental dengan cara meningkatkan kemampuan berpikir.

Selain itu, pengaturan jadwal makan selama puasa akan membantu menjaga kadar kortisol tetap terkendali. Ini adalah hormon yang diproduksi tubuh ketika stres.

Dalam jangka panjang, ini dapat mengurangi respons tubuh yang berlebihan terhadap stres, seperti kesulitan untuk berkonsentrasi, mudah marah, hingga kecemasan berlebih.

2. Mendukung fungsi sistem saraf melalui autofagi

Asupan makanan yang terhenti selama berjam-jam saat puasa akan membuat sel tubuh “kelaparan”.

Dalam kondisi tersebut, proses autofagi akan dimulai untuk menghancurkan sel yang rusak dan menggantikannya dengan yang baru.

Jika tidak diperbarui, sel-sel yang sudah rusak bisa meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer atau Parkinson.

Proses autofagi juga bisa meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat sesuatu, menentukan keputusan, hingga memproses informasi.

3. Memperbaiki suasana hati

Berbagai studi telah menunjukkan bahwa puasa dapat memberi manfaat bagi kesehatan mental dengan cara mengontrol ketegangan, kemarahan, dan gangguan mood.

Hubungan antara puasa dan kesehatan mental ini berasal dari asupan kalori yang terjaga selama berpuasa, termasuk saat Anda melakukan intermittent fasting

Kemampuan berpikir yang meningkat saat berpuasa juga akan meningkatkan kemampuan Anda dalam mengelola emosi.

4. Menurunkan risiko depresi

Salah satu penyebab depresi adalah rendahnya produksi protein dalam otak yang disebut BDNf (brain-derived neurotrophic factor).

Sebuah penelitian terbitan jurnal Brain Sciences (2021) menunjukkan bahwa tikus yang menjalani intermittent fasting dengan ketentuan 16/8 (16 jam puasa, 8 jam waktu makan) selama 12 minggu mengalami peningkatan BDNf.

Peningkatan BDNf selama puasa juga dapat mengurangi risiko gangguan kecemasan, bipolar, dan gangguan makan.

6. Meningkatkan kualitas tidur

Asupan makanan yang secara tidak langsung menjadi lebih terbatas selama berpuasa ternyata bisa memperbaiki ritme sirkadian.

Ritme sirkadian adalah mekanisme tubuh untuk mengatur fungsi biologisnya, termasuk siklus bangun dan tidur Anda.

Ritme sirkadian yang terjaga selama puasa juga akan memberi pengaruh baik terhadap kesehatan mental.

Hormon yang diproduksi tubuh ketika mendapatkan tidur cukup juga akan membuat Anda terbangun dengan perasaan yang lebih segar.

Namun, perlu dicatat bahwa untuk mendapatkan manfaat ini, Anda sebaiknya tidak langsung tidur lagi setelah sahur.

7. Menjauhkan diri dari kebiasaan negatif

Marah bikin bahagia

Sadar atau tidak, Anda sebenarnya menjaga mental saat puasa dengan cara menghindari pemicu stres dan mengurangi bergadang.

Ketika upaya tersebut berhasil dilakukan, Anda bisa terhindar dari berbagai kebiasaan negatif, seperti marah-marah dan hal lain yang terkait dengan aturan agama.

Puasa juga cenderung meningkatkan empati pada orang-orang yang setiap harinya masih kesulitan untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak.

Dengan demikian, Anda bisa terhindar dari kebiasaan makan berlebihan yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan fisik dan mental.

Penelitian tentang berbagai manfaat di atas memang lebih banyak dibuktikan pada seseorang yang menjalani puasa intermiten.

Meski begitu, ini bisa menjadi gambaran umum bahwa puasa pada dasarnya memberikan manfaat bagi kesehatan mental.

Manfaat tersebut tentu juga dipengaruhi dengan pemilihan menu sahur dan buka puasa yang sehat.

Oleh karena itu, usahakan memilih menu makan yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga bergizi seimbang.

Kesimpulan

  • Beberapa manfaat puasa untuk kesehatan mental adalah membantu mengurangi stres, mendukung fungsi sistem saraf melalui autofagi, memperbaiki suasana hati, hingga meningkatkan kualitas tidur.
  • Berbagai manfaat tersebut didapatkan karena selama berpuasa, Anda memiliki pola makan yang lebih baik.
  • Kemampuan mengelola emosi yang cenderung meningkat selama berpuasa juga akan memengaruhi kesehatan mental Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Summer, J. V. (2023, December 22). Why intermittent fasting can lead to better sleep. Sleep Foundation. Retrieved 15 January 2025, from https://www.sleepfoundation.org/physical-health/intermittent-fasting-sleep

Administrator. (2020, April 29). Discovering the advantages of fasting for mental health. Universitas Gadjah Mada. Retrieved 15 January 2025, from https://www.ugm.ac.id/en/news/19358-discovering-the-advantages-of-fasting-for-mental-health

How does intermittent fasting affect the brain? (2022, October 3). Brain and Life Magazine – Trusted by Neurologists. Retrieved 15 January 2025, from https://www.brainandlife.org/articles/how-does-intermittent-fasting-affect-the-brain

Hosseini, E., Ammar, A., Josephson, J. K., Gibson, D. L., Askari, G., Bragazzi, N. L., Trabelsi, K., Schöllhorn, W. I., & Mokhtari, Z. (2024). Fasting diets: What are the impacts on eating behaviors, sleep, mood, and well-being? Frontiers in Nutrition10. Retrieved 15 January 2025, from https://doi.org/10.3389/fnut.2023.1256101

Akan, M., Unal, S., Gonenir Erbay, L., & Taskapan, M. C. (2023). The effect of Ramadan fasting on mental health and some hormonal levels in healthy males. The Egyptian Journal of Neurology, Psychiatry and Neurosurgery59(1). Retrieved 15 January 2025, from https://doi.org/10.1186/s41983-023-00623-9

Elesawy, B. H., Raafat, B. M., Muqbali, A. A., Abbas, A. M., & Sakr, H. F. (2021). The impact of intermittent fasting on brain-derived neurotrophic factor, Neurotrophin 3, and rat behavior in a rat model of type 2 diabetes mellitus. Brain Sciences11(2), 242. Retrieved 15 January 2025, from https://doi.org/10.3390/brainsci11020242

Summer, J. V. (2023, December 22). Why intermittent fasting can lead to better sleep. Sleep Foundation. Retrieved 15 January 2025, from https://www.sleepfoundation.org/physical-health/intermittent-fasting-sleep

Versi Terbaru

23/01/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Kenali Tanda-Tanda Anda Harus Segera Batal Puasa

Manfaat dan Cara Bicara Sendiri untuk Kesehatan Mental


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 4 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan