Pemanasan sebelum olahraga bermanfaat untuk meningkatkan suhu tubuh dan aliran darah menuju otot. Sementara itu, pendinginan setelah olahraga membantu menstabilkan detak jantung dan tekanan darah yang terpacu selama berolahraga. Lalu, adakah efek buruk jika berolahraga tanpa pemanasan ataupun pendinginan?
Dampak berolahraga tanpa pemanasan
Anda mungkin tidak sabar ingin memulai hari dengan berolahraga, tapi jangan lupa melakukan pemanasan. Fungsi utama gerakan ini adalah meningkatkan aliran darah kaya oksigen menuju seluruh tubuh, terutama otot-otot yang bekerja saat berolahraga.
Saat melakukan pemanasan, denyut jantung dan pernapasan turut meningkat sehingga otot memperoleh pasokan oksigen yang cukup. Tidak hanya itu, gerakan khusus seperti jumping jacks dan lunges juga bisa menambah kelenturan tubuh dan mengurangi risiko cedera.
Tanpa pemanasan atau pendinginan, otot tubuh terlalu kaku untuk melakukan berbagai gerakan inti olahraga. Ini disebabkan karena otot masih berada dalam kondisi istirahat. Gerakan inti olahraga justru bisa meningkatkan risiko cedera karena otot belum cukup lentur untuk melakukannya.
Selain itu, olahraga tanpa pemanasan juga membuat otot tubuh cepat lelah dan mudah mengalami nyeri. Pada studi dalam Journal of Science and Medicine in Sport, pelari yang melakukan pemanasan memiliki performa lebih baik dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.
Secara umum, gerakan pemanasan tidak sekadar memacu otot dan membuat Anda berkeringat. Pemanasan mempersiapkan tubuh dan pikiran Anda sebelum melakukan aktivitas yang lebih berat. Dengan demikian, tubuh dapat mengantisipasi berbagai tantangan selama berolahraga.
Dampak berolahraga tanpa pendinginan
Bukan hanya pemanasan, olahraga tanpa pendinginan pun tidak disarankan karena berefek negatif terhadap tubuh Anda. Pasalnya, seluruh sistem pada tubuh masih bekerja dengan keras ketika Anda berhenti berolahraga secara tiba-tiba.
Dampak pertama yang mungkin terjadi adalah berkumpulnya darah pada otot. Saat tubuh yang tadinya banyak bergerak tiba-tiba melambat, akan lebih sulit bagi otot untuk mengalirkan darah yang mengandung karbondioksida kembali menuju jantung.
Darah dapat terjebak pada otot atau pada katup dalam pembuluh balik. Kondisi ini bisa mengakibatkan pusing, kepala berkunang-kunang, hingga pingsan. Risikonya lebih besar pada lansia dan bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit jantung.
Seperti halnya pemanasan, olahraga tanpa pendinginan juga dapat memicu cedera. Olahraga membuat serat otot memanjang, dan otot memerlukan waktu untuk kembali ke bentuk semula. Tanpa pendinginan, otot yang belum pulih rentan mengalami cedera sekalipun Anda sudah tidak berolahraga.
Pada kasus lainnya, olahraga tanpa pendinginan bisa memperparah kondisi yang disebut delayed onset muscle soreness (DOMS). DOMS adalah nyeri yang muncul pada 24-48 jam setelah berolahraga akibat adanya robekan kecil pada otot.
Darah yang terjebak pada otot, risiko cedera, serta DOMS merupakan tiga faktor yang akan memperlambat pemulihan otot setelah berolahraga. Guna mencegahnya, pastikan Anda meluangkan waktu untuk melakukan pendinginan.
Berapa lama idealnya melakukan pemanasan dan pendinginan?
Olahraga merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, rutinitas olahraga tanpa pemanasan atau pendinginan justru dapat menimbulkan efek negatif bagi tubuh Anda.
Berikan waktu setidaknya 10-15 menit untuk melakukan gerakan pemanasan ringan agar otot tubuh Anda siap melakukan gerakan olahraga inti.
Setelah seluruh gerakan inti dilakukan, luangkan kembali waktu yang sama untuk memulihkan tubuh lewat gerakan pendinginan.
[embed-health-tool-bmr]