Puasa, waktunya Anda untuk melakukan banyak ibadah dan meninggalkan kebiasaan buruk Anda. Kebiasaan buruk, seperti merokok, saat bulan puasa mungkin bisa sedikit-sedikit Anda kurangi. Perlu Anda ketahui, merokok saat buka puasa bisa lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan saat sedang tidak puasa. Mengapa begitu? Ketahui faktanya di bawah ini.
Apa bahaya merokok saat buka puasa?
Rokok mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan Anda. Bahan kimia utama yang terkandung dalam rokok adalah karbon monoksida, nikotin dan tar.
Bahan kimia ini akan lebih berbahaya jika masuk ke dalam tubuh Anda saat keadaan perut kosong setelah Anda berjam-jam puasa.
Berikut beberapa kandungan rokok yang bisa menimbulkan masalah kesehatan jika Anda langsung mengonsumsinya setelah buka puasa.
1. Karbon monoksida
Saat berbuka puasa, tubuh Anda membutuhkan nutrisi dan cairan untuk mengganti energi yang hilang selama puasa.
Jika Anda langsung merokok setelah buka puasa dalam keadaan perut kosong, bahaya rokok bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalami mual, muntah, kelelahan, dan pusing.
Kandungan karbon monoksida dalam asap rokok dapat masuk ke dalam aliran darah dan menurunkan kadar oksigen dalam darah.
Hal ini bisa mengakibatkan sel-sel dalam tubuh Anda kekurangan oksigen, sehingga Anda merasa lelah dan pusing. Gas ini juga dapat menurunkan fungsi otot dan jantung.
Karbon monoksida dalam darah juga dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah.
Melansir dari Campaign for Tobacco-Free Kids, dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, trombosit (zat pembekuan darah) pada perokok umumnya lebih tinggi meski sedang tidak merokok, seperti saat sedang berpuasa.
Namun, kadar trombosit ini akan mengalami lonjakan yang sangat pesat saat Anda kembali merokok.
Lama-kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah arteri Anda serta membuat pembuluh darah arteri mengeras, kaku, dan kurang elastis.
Hal ini kemudian membuat pembuluh darah menyempit dan akhirnya mengarah pada penyakit jantung dan stroke.
2. Nikotin
Nikotin dalam rokok dapat menimbulkan banyak dampak buruk bagi kesehatan, seperti peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan aliran darah ke jantung, serta menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah.
Semua hal tersebut kemudian dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Bukan hanya itu, nikotin juga merupakan zat adiktif yang membuat Anda ketergantungan dengan rokok.
Zat ini dapat tinggal dalam tubuh Anda selama 6—8 jam tergantung dari seberapa sering Anda merokok.
Seperti yang dilansir dari Smokefree Sheffield, kadar nikotin di dalam tubuh akan berkurang hingga setengahnya setelah berpuasa. Hal ini bisa membantu mengembalikan detak jantung menjadi normal.
Namun, jika Anda kembali merokok saat berbuka, maka kadar nikotin di dalam tubuh akan kembali tinggi.
Puasa bisa menjadi waktu latihan Anda untuk berhenti merokok
Puasa merupakan waktu di mana Anda harus menahan segala nafsu Anda, seperti nafsu makan dan minum, termasuk nafsu untuk merokok.
Sehingga, puasa bisa menjadi waktu yang tepat bagi Anda untuk melatih diri mengurangi jumlah rokok yang Anda konsumsi per hari.
Tidak merokok selama puasa kurang lebih 13 jam per hari mungkin adalah suatu kemajuan bagi Anda perokok.
Waktu Anda merokok saat puasa pasti berkurang. Yang tadinya Anda bisa merokok kapan saja semau Anda, tetapi selama bulan puasa Anda hanya bisa merokok saat buka puasa sampai menjelang sahur.
Pada waktu yang sempit ini, kurangilah jumlah rokok yang Anda “bakar” sedikit demi sedikit, sehingga Anda akan terbiasa merokok dengan jumlah batang yang lebih sedikit.
Waktu merokok yang lebih sempit saat bulan puasa mungkin dapat membantu Anda mengurangi kebiasaan merokok.
Mulailah dengan mengurangi satu batang rokok per hari, lakukan hal ini sampai Anda terbiasa dan kemudian cobalah untuk mengurangi satu batang rokok lagi dari jumlah sebelumnya.
Lakukan hal ini terus-menerus sampai Anda mungkin tidak merokok lagi. Walaupun bulan puasa telah selesai, Anda bisa meneruskan upaya Anda untuk berhenti merokok. Kuncinya adalah konsisten.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmi]