Setrum listrik bisa menjadi pengobatan alternatif untuk mengatasi nyeri kronis, masalah otot, dan penyakit saraf. Metode pengobatan yang mengandalkan aliran listrik ini dikenal dengan terapi kejut listrik. Ada banyak jenisnya. Supaya tidak salah memahami cara kerjanya, simak ulasan lengkap terapi listrik berikut!
Apa itu terapi kejut listrik?
Terapi kejut listrik atau disebut juga terapi setrum listrik adalah pengobatan yang mengandalkan rangsangan listrik pada tubuh. Terapi ini bagian dari fisioterapi.
Stimulasi listrik dapat melancarkan aliran darah, menghalangi sinyal rasa nyeri, mengurangi bengkak, dan meluruskan otot.
Terapi listrik biasanya ini digunakan untuk menangani berbagai masalah saraf dan meringankan nyeri kronis. Pasien yang mengalami cedera juga bisa mendapatkan terapi ini selama masa pemulihan.
Terapi ini bersifat komplementer, artinya berperan sebagai pengobatan pendukung yang mengoptimalkan pengobatan utama dari dokter, misalnya obat-obatan atau perubahan gaya hidup.
Manfaat terapi kejut listrik
Ada beberapa tujuan pengobatan dengan rangsangan listrik. Utamanya, terapi ini memengaruhi kerja sistem saraf, aliran darah, dan otot.
1. Mengurangi rasa nyeri
Cedera dapat menimbulkan nyeri kronis yang dapat kambuh kapan saja. Selain minum obat pereda nyeri, terapi fisik ini bisa jadi solusi untuk mengurangi intensitas nyeri.
Di samping itu, perawatan ini meminimalkan efek samping obat antinyeri jangka panjang.
2. Meredakan pembengkakan
Di samping nyeri, cedera juga bisa menyebabkan pembengkakan yang mengganggu.
Sebenarnya, kondisi ini bisa diredakan dengan kompres air hangat. Namun, jika disertai nyeri tak tertahankan dan kerap kali muncul, terapi listrik bisa jadi solusinya.
3. Meningkatkan sirkulasi darah
Kesemutan, nyeri, atau kekakuan pada otot mungkin disebabkan oleh peredaran darah yang tidak lancar.
Jika ini memang penyebab yang mendasarinya, terapi listrik bisa membantu memperlancar sirkulasi darah. Gejala yang mengganggu pun dapat membaik seiring waktu.
4. Membantu otot berkontraksi dengan baik
Fungsi otot yang melemah membuat Anda tidak dapat beraktivitas secara optimal. Untuk mengatasi keluhan ini, stimulasi listrik bisa dilakukan.
Terapi ini dapat merangsang otot untuk berkontraksi dan melemas sesuai kebutuhan. Dengan begitu, Anda dapat dengan bebas menggerakkan tubuh kembali.
Prosedur terapi kejut listrik
Proses terapi ini bisa berbeda-beda tergantung dengan jenisnya. Mari bahas satu per satu prosedur stimulasi listrik yang umum dilakukan dalam rehabilitasi medik.
1. TENS
Stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS) adalah jenis stimulasi elektrik yang digunakan untuk membantu mengurangi nyeri akut dan kronis.
Cara kerja terapi listrik ini adalah mengubah atau mengganggu sinyal nyeri yang berjalan dari jaringan yang cedera ke otak Anda.
TENS dilakukan dengan menempatkan elektroda di atas bagian tubuh yang sakit dan menggunakan listrik untuk mengubah sinyal rasa sakit ke otak Anda.
2. Russian stimulation
Tipe terapi listrik ini stimulasinya berupa gelombang listrik frekuensi tinggi untuk mengontraksikan jaringan otot.
Setelah cedera atau operasi, Anda mungkin mengalami kelemahan otot. Sering kali, otot terhambat setelah cedera dan tidak dapat menghasilkan kontraksi yang kuat.
Russian stimulation bisa digunakan untuk membantu meningkatkan kontraksi otot Anda jadi lebih baik.
3. NMES
Neuromuscular electrical stimulation (NMES) memiliki tujuan yang sama seperti Russian stimulation. NMES membantu otot berkontraksi dengan baik setelah cedera atau pembedahan.
Sakelar kecil di unit dapat diterapkan ke tubuh Anda untuk mengontrol kapan rangsangan listrik hidup atau mati.
Saat melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan, sakelar mengaktifkan rangsangan saat otot kaki berkontraksi, lalu mematikannya ketika istirahat.
4. Inferential current (IFC)
Inferential current (IFC) adalah jenis stimulasi listrik yang mungkin digunakan terapis fisik untuk membantu mengurangi rasa sakit.
Selain itu, terapi ini sering digunakan untuk meningkatkan sirkulasi ke jaringan yang cedera.
IFC bekerja seperti TENS, tetapi arus dapat dengan mudah dipindahkan dan bervariasi untuk menargetkan area cedera Anda yang paling menyakitkan.
5. High voltage stimulation (HVS)
HVS adalah jenis stimulasi listrik yang membantu mengurangi rasa sakit atau meningkatkan sirkulasi darah.
Kadang digunakan juga untuk membantu penyembuhan luka jadi lebih cepat.
Stimulasi tegangan tinggi dipercaya membantu mengubah jenis sel di dekat luka yang dapat mempercepat penyembuhan.
6. Iontophoresis
Jenis stimulasi listrik ini dilakukan untuk memberikan obat ke dalam tubuh melalui kulit Anda.
Obat-obatan, seperti deksametason, dapat membantu mengurangi peradangan, mengurangi pembengkakan lokal, atau mengurangi kejang otot.
Beberapa obat yang digunakan dalam iontophoresis juga dapat membantu mengurangi endapan kalsium dan mengelola jaringan parut.
Efek samping terapi kejut listrik
Perlu Anda ketahui, terapi listrik juga menimbulkan efek samping.
Untungnya, terapi ini tidak menimbulkan bahaya serius. Dampak yang muncul hanya bersifat sementara dan akan membaik dalam beberapa hari.
Salah satu efek samping electrical therapy adalah otot kaku dan yeri.
Dikutip dari situs The Children Hospital of Montefiore, penempatan elektroda yang salah dapat meningkatkan spastisitas (kekakuan pada otot).
Aliran listrik dengan intensitas yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan nyeri otot. Efek samping ini akan mereda dalam beberapa hari setelah menghentikan perawatan.
Jarang, ada laporan iritasi kulit dari elektroda. Iritasi kulit lebih mungkin terjadi jika individu tersebut mengalami luka bakar akibat sinar matahari atau lesi kulit, seperti cacar air.
Agar tidak menimbulkan efek samping, konsultasikan dengan dokter dan ikuti anjuran yang disampaikan baik itu sebelum maupun setelah prosedur terapi listrik dilakukan.
[embed-health-tool-bmi]