backup og meta

Mengenal Tren Operasi Rahang untuk Bikin Pipi dan Rahang Lebih Tirus

Mengenal Tren Operasi Rahang untuk Bikin Pipi dan Rahang Lebih Tirus

Berawal dari tren masyarakat di Korea Selatan yang melakukan operasi rahang guna tujuan kecantikan, banyak kalangan di Jakarta pun tidak mau ketinggalan. Ya, tahapan prosedur ini bertujuan membuat pipi atau rahang lebih tirus ini banyak dilakukan para wanita, terutama demi mempercantik diri mereka. 

Kira-kira bagaimana prosedur bedah rahang ini dilakukan? Apa saja risiko yang perlu Anda perhatikan? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu operasi rahang?

Operasi rahang atau jaw surgery juga dikenal sebagai bedah ortognatik. Dikutip dari Mayo Clinic, awalnya operasi rahang dilakukan guna memperbaiki struktur rahang yang tidak simetris dan merapikan gigi yang berantakan. Namun belakangan, prosedur operasi rahang gigi ini dilakukan juga untuk alasan kecantikan dan meningkatkan penampilan.

Selain untuk alasan kosmetik, operasi pada  rahang ini juga dilakukan untuk meningkatkan fungsi anggota tubuh yang lain. Contohnya untuk memperbaiki masalah bibir sumbing, masalah sendi temporomandibular (TMJ)–sendi untuk berbicara, mengunyah, atau menguap–dan berbagai kondisi tulang rahang manusia.

Untuk mengatasi berbagai kondisi tersebut, ada tiga jenis operasi rahang yang dilakukan, yakni operasi rahang atas, operasi rahang bawah, operasi dagu, atau kombinasi di antaranya.

1. Operasi rahang atas (maxillary osteotomy)

Tindakan bedah ini dilakukan dengan memotong tulang di atas gigi, sehingga seluruh rahang bagian atas dapat dipindahkan–baik ke depan, mundur, naik, atau turun–sesuai dengan kebutuhan. Setelah digerakkan, ahli bedah akan mengamankannya dengan plat dan baut.

2. Operasi rahang bawah (mandibular osteotomy)

Pada operasi potong rahang ini, bagian rahang bawah akan dibagi menjadi dua bagian. Rahang bawah bagian depan akan dipindahkan maju atau mundur, lalu diamankan dengan plat dan baut hingga kondisinya kembali pulih.

3. Operasi dagu (genioplasty)

Penyusutan pada rahang bawah juga diikuti dengan dagu berukuran kecil. Untuk merestrukturisasi dagu, tindakan bedah dilakukan dengan memotong tulang dagu di depan rahang bawah, menggerakkannya ke depan, dan mengamankannya dengan plat dan baut pada posisi baru.

Kapan operasi rahang perlu Anda lakukan?

American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons menjelaskan beberapa kondisi yang menjadi alasan kenapa Anda perlu menjalani prosedur bedah rahang, di antaranya:

  • Kesulitan mengunyah atau menggigit makanan
  • Kesulitan menelan
  • Rahang sakit dikarenakan permasalahan sendi temporomandibular (TMJ)
  • Open bite–kondisi celah antara bagian gigi atas dan bawah saat mulut tertutup
  • Ketidakseimbangan bentuk wajah, baik dari sisi depan maupun samping
  • Kecelakaan dan cedera wajah
  • Kelainan bawaan atau cacat lahir
  • Penyusutan rahang bawah dan dagu
  • Kondisi rahang yang menonjol
  • Bau mulut kronis
  • Sleep apnea–kesulitan bernapas saat tidur, termasuk mendengkur

Jika Anda mengalami kondisi seperti di atas dan merasa terganggu, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk menentukan langkah penanganan yang sesuai.

Bagaimana prosedur operasi pada rahang?

Metode operasi ini biasanya dilakukan di dalam mulut untuk menghindari risiko luka bekas sayatan pada bagian wajah, seperti di sekitar dagu, rahang, dan mulut.

Operasi ortognatik pada prinsipnya adalah memotong dan meratakan atau menempatkan tulang rahang pada posisi yang sesuai. Setelah itu, ahli bedah akan menempatkan bahan penyanggah tambahan, seperti plat, piringan, atau baut untuk menahan tulang rahang posisi baru agar tidak bergeser selama proses pemulihan. 

Bahan penyanggah tambahan yang telah disetujui industri kedokteran, contohnya seperti fillers, implan, baut, dan plat dapat digunakan untuk mengamankan tulang rahang pada posisinya yang baru. Pada beberapa kasus, tulang tambahan juga diperlukan dalam prosedur ini yang sebagian akan diambil dari bagian tulang pinggul, kaki, maupun rusuk.

Selanjutnya bagian ini akan dirapikan, sehingga nantinya penyanggah dan tulang tambahan tersebut bisa berfungsi dan terlihat lebih baik setelah operasi rahang gigi dilakukan.

Apakah bahan penyanggah tambahan akan tertanam selamanya?

Umumnya, bahan penyanggah tambahan, seperti plat, piringan atau sekrup untuk mengamankan tulang rahang tidak akan menimbulkan masalah jika tidak dikeluarkan. 

Namun, terkadang bahan tersebut dapat menimbulkan infeksi sehingga perlu dilakukan operasi lain untuk mengeluarkannya. Segera kunjungi dan konsultasikan pada dokter Anda apabila mendapati rasa tak nyaman atau sakit pasca-operasi.

Adakah risiko operasi pada rahang yang perlu Anda perhatikan?

Setelah operasi, mulut Anda mungkin akan terasa sakit, kaku, sampai bengkak yang dapat berlangsung sekitar 4-6 minggu. Jika Anda dilakukan pada rahang bawah, kemungkinan bibir bagian bawah akan mengalami kesemutan atau mati rasa sementara. Namun jika Anda melakukan pada rahang atas, bisa saja mengalami mati rasa di bibir atas atau pipi Anda.

Meski begitu, dokter juga akan memberikan Anda beberapa anjuran pasca-operasi yang perlu dipatuhi, seperti:

  • Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut, namun tetap harus berhati-hati. Hal ini dilakukan untuk menghindari infeksi di sekitar rahang dan membuat mulut lebih tidak nyaman.
  • Mengonsumsi makanan cair atau lunak, seperti bubur, smoothie, atau jus buah sedikit demi sedikit untuk tetap menjaga kebutuhan kalori tubuh.
  • Hindari konsumsi alkohol, rokok, atau tembakau untuk mencegah infeksi pada bekas operasi.
  • Menghindari aktivitas berat, umumnya Anda baru diperbolehkan untuk bekerja dan beraktivitas dalam 1-3 minggu pasca-operasi.
  • Apabila timbul rasa sakit, selalu gunakan obat pereda nyeri (painkiller) sesuai anjuran dokter.

Selain itu, Anda pun harus berhati-hati untuk tidak menggigit bibir Anda atau mengenai bibir dengan minuman dan makanan yang panas. Hal ini bertujuan untuk mencapai kembali kepekaan bibir terhadap sensasi rasa panas ataupun dingin. 

Pada beberapa kasus kecil, mungkin rasa baal akan menyertai Anda dan bersifat permanen. Namun hal ini tidak akan memengaruhi cara Anda bicara atau sekadar menggerakkan bibir.

Bagaimanakah hasil akhir setelah operasi?

Sulit untuk memprediksi hasil akhir operasi rahang karena setiap pasien memiliki masalah dan menginginkan hasil yang berbeda-beda. Sebelum melakukan operasi, Anda akan diberi arahan tentang jenis perubahan yang dapat Anda harapkan. Setelah operasi, kadang Anda juga akan merasakan perubahan halus dalam bentuk garis hidung dan leher.

Tentunya, ada beberapa hasil yang diharapkan setelah melakukan operasi rahang, seperti: 

  • Keseimbangan struktur wajah, terutama bagian bawah seperti pipi, rahang, mulut, dan dagu;
  • Perbaikan fungsi mulut dan gigi;
  • Perbaikan kualitas tidur, pernapasan, proses mengunyah, dan menelan;
  • Pemulihan gangguan berbicara;
  • Peningkatan penampilan dan rasa percaya diri.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

NUH. 2017. Jaw Surgery (Orthognathic Treatment). [online] Available at: <https://www.nuh.nhs.uk/orthodontics-jaw-surgery-orthognathic-treatment/> [Accessed 25 July 2017].

AAOMS Oral and Maxillofacial Surgeons. 2015. Corrective Jaw Surgery | Orthognathic Surgery | Jaw Misalignment | AAOMS. [online] Available at: <https://myoms.org/what-we-do/corrective-jaw-surgery/> [Accessed 25 July 2017].

Mayoclinic.org. 2018. Jaw Surgery – Mayo Clinic. [online] Available at: <https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/jaw-surgery/about/pac-20384990> [Accessed 16 December 2020].

Khechoyan, D., 2013. Orthognathic Surgery: General Considerations. Seminars in Plastic Surgery, 27(03), pp.133-136.

Versi Terbaru

04/01/2021

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Rina Nurjanah


Artikel Terkait

Penyebab Rahang Terasa Sakit Saat Mengunyah Makanan

Hati-Hati, Tertawa Terlalu Kencang Bisa Bikin Rahang Bergeser


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 04/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan