Gejala sakit gigi bisa menjalar sampai bagian tubuh lain. Biasanya kebanyakan orang mengeluh sakit kepala saat kondisi ini menyerang. Namun, terkadang orang-orang yang mengalami gejala sakit gigi juga sampai mengalami demam.
Mengapa demam bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya?
Apakah sakit gigi bisa sampai menyebabkan demam?
Sakit gigi tentunya membuat Anda khawatir. Tak hanya serangan gejalanya yang bisa mengganggu aktivitas, sakit gigi juga berisiko menimbulkan komplikasi yang fatal.
Memang, terkadang sulit mengetahui perkembangan penyakit gigi, sebab gejalanya terjadi secara bertahap dan bisa menghilang atau muncul kembali tanpa bisa diperkirakan.
Namun, Anda harus mulai waspada bila sakit gigi sudah sampai bikin demam. Bisa jadi ini menandakan bahwa infeksi gigi telah menyebar.
Pada dasarnya, infeksi pada gigi dapat terjadi akibat gigi berlubang yang tidak segera ditangani.
Awalnya, air liur yang tercampur dengan bakteri, asam, dan sisa-sisa makanan akan membentuk plak. Bila Anda lalai menjaga kebersihan gigi, plak akan terus menempel dan menumpuk pada gigi.
Plak kemudian menggerogoti enamel (email), lapisan terluar yang berfungsi untuk melindungi gigi. Bintik-bintik putih pun mulai muncul pada gigi sebagai akibat dari mineral yang hilang selama proses tersebut.
Bila terus dibiarkan, lapisan enamel makin lama akan makin menipis dan melemah. Dari sinilah terbentuk rongga yang terlihat sebagai bintik coklat muda pada gigi.
Lama-kelamaan, lubang akan semakin dalam hingga mencapai lapisan dentin. Dentin merupakan lapisan tengah yang menutupi pulpa gigi. Jika dentin rusak, bakteri bisa langsung menyerang pulpa yang terdiri atas banyak saraf dan pembuluh darah.
Ketika kerusakan gigi telah mencapai pulpa, infeksi pun akan berkembang. Infeksi bisa menyebabkan pembentukan kantong berisi nanah pada gigi (abses gigi). Pada kasus yang sudah parah, pasien akan mengalami demam.
Gejala demam terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk melawan infeksi bakteri. Dengan suhu tubuh yang lebih panas, akan lebih sulit bagi bakteri untuk bertahan hidup. Demam juga dapat mengaktifkan kerja sistem kekebalan tubuh.
Apakah tumbuh gigi juga dapat menyebabkan demam?
Sering kali, orang-orang menghubungkan demam dan proses tumbuh gigi. Hal ini biasanya dialami oleh anak-anak yang baru mengalami pertumbuhan gigi.
Faktanya, tidak ada bukti yang mendukung dugaan ini. Tumbuh gigi pada anak tidak menyebabkan demam maupun membuatnya lebih rentan sakit.
Memang, pertumbuhan gigi bisa meningkatkan suhu tubuh bayi. Akan tetapi, kenaikan suhu tidak cukup tinggi untuk bisa dianggap sebagai demam.
Tanda-tanda gigi mau tumbuh pada si kecil yakni munculnya ruam wajah karena produksi air liur yang lebih banyak, meningkatnya keinginan untuk mengunyah sesuatu, dan nyeri gusi ringan yang dapat menyebabkan bayi jadi sedikit lebih rewel.
Bagaimana cara mengatasi demam karena sakit gigi?
Pasien yang mengalami sakit gigi sampai demam harus segera periksa ke dokter gigi. Tindakan penanganan sangat dibutuhkan, terutama bila gejala disertai dengan sakit telinga dan nyeri ketika membuka mulut.
Bila infeksi dan abses gigi tidak ditangani, infeksi bisa menyebar ke tulang atau berkembang menjadi penyakit yang mengancam jiwa.
Nantinya, dokter akan melakukan drainase terlebih dahulu untuk mengeluarkan nanah pada abses. Bila gigi masih bisa diselamatkan, dokter bisa melakukan perawatan saluran akar.
Pada perawatan tersebut, dokter mengebor sampai bagian dalam gigi untuk menghilangkan pulpa yang sakit. Kemudian, dokter akan mengisi dan menutup ruang pulpa serta saluran akar gigi. Lalu, gigi dipasangi mahkota agar lebih kuat.
Lain halnya jika gigi tidak bisa diselamatkan, dokter mungkin akan mencabut gigi dan mengeringkan abses untuk menghilangkan infeksi.
Setelah itu, dokter juga meresepkan antibiotik untuk sakit gigi guna mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut. Tergantung pada kondisi gigi Anda, dokter mungkin akan menyarankan perawatan lanjutan seperti terapi gusi.
Meski masih bisa ditangani, tentu akan lebih baik bila masalah pada gigi dideteksi lebih awal. Maka dari itu, lakukan pemeriksaan gigi secara rutin setidaknya satu kali setiap enam bulan.
Deteksi dan penanganan dini akan memudahkan penanganan masalah pada gigi. Risiko komplikasinya pun lebih rendah.