backup og meta

Frenologi, Ilmu Membaca Kepribadian dari Bentuk Tengkorak

Frenologi, Ilmu Membaca Kepribadian dari Bentuk Tengkorak

Tahukah Anda, ada ilmu yang mempelajari karakter manusia dan kemampuan mental seseorang dari bentuk tengkoraknya? Ilmu ini bernama frenologi, ahli fisiologi Jerman, Franz Joseph Gall yang mencetus teori tersebut pada awal 1800. Berikut penjelasan lengkap seputar frenologi yang perlu Anda ketahui.

Apa itu frenologi?

karakter manusia

Mengutip dari Real Archaeology, ahli fisiologi Jerman, Franz Joseph Gall, mengklaim otak dan bentuk tengkorak manusia berhubungan dengan sifat dan kemampuan mental. 

Bentuk tengkorak yang berbeda tersebut menjadi faktor yang menentukan cara berpikir seseorang.

Frenologi berasal dari bahasa Yunani, ‘phren’ yaitu pikiran dan ‘logos’ yang berarti pengetahuan. 

Franz Joseph Gall selalu menghubungkan kemampuan otak dan intelektual seseorang dengan kepribadiannya. 

Ilmu ini masuk kelompok pseudosains atau ilmu semu yang menyebar di Amerika Serikat sekitar tahun 1830.

Sebagian menganggap pseudosains ilmu yang cukup bermasalah, tetapi ada kondisi yang benar-benar berkontribusi pada pengembangan neurosains atau ilmu saraf

Berikut prinsip dasar teori frenologi besutan Gall.

  1. Otak adalah organ pikiran.
  2. Pikiran terdiri dari beberapa bagian kemampuan bawaan yang berbeda.
  3. Perbedaan tersebut membuat setiap kemampuan harus memiliki tempat atau ‘organ’ terpisah dalam otak.
  4. Ukuran organ menunjukkan kekuatan dari kemampuan tersebut.
  5. Perkembangan berbagai organ menentukan bentuk otak.
  6. Saat tengkorak terbentuk dari otak, permukaan tengkorak bisa dibaca sebagai indeks yang akurat dari bakat dan kondisi psikologis seseorang.

Ilmu ini juga dibuktikan tidak berdasarkan merendahkan ras non-kulit putih. Meski begitu, Gall sebenarnya tidak menyebut ilmu ini sebagai frenologi.

Dokter Inggris bernama T.I.M Forster yang menciptakan istilah frenologi pada awal 1800-an. Namun, ilmu yang dibuat oleh Gall menjadi dasar dari teori ini.

Gall menganggap, karakter dan kecenderungan seseorang tidak hanya dari bentuk tengkorak, tetapi juga setiap bagian otak manusia.

Frenologi mempelajari 27 bagian kepala manusia

Franz Joseph Gall membagi otak menjadi 27 bagian dengan kemampuan berbeda. Mengutip dari situs York’s Professor Christopher Green, berikut 27 bagian otaknya.

  1. Insting reproduksi.
  2. Mencintai anak dan keturunan.
  3. Kasih sayang dan persahabatan.
  4. Kemampuan membela diri.
  5. Naluri membunuh.
  6. Rasa memiliki cenderung ingin mencuri.
  7. Naluri kelicikan.
  8. Kesombongan dan ambisi.
  9. Keangkuhan.
  10. Naluri ingin mengatur (otoriter).
  11. Kehati-hatian dan memikirkan masa depan.
  12. Rasa memiliki terhadap suatu tempat.
  13. Ingatan seseorang.
  14. Kemampuan mekanik yang berhubungan dengan mesin.
  15. Memori yang tersimpan lewat verbal.
  16. Kemampuan berbahasa.
  17. Kemampuan untuk bisa mendapat arahan atau didikan.
  18. Penilaian terhadap warna.
  19. Penilaian terhadap suara dan musik.
  20. Kemampuan berhitung.
  21. Kebijaksanaan.
  22. Metafisika.
  23. Satir dan kecerdasan.
  24. Kemampuan meniru (imitasi).
  25. Bakat puitis.
  26. Aspek religius.
  27. Ketekunan atau keteguhan terhadap tujuan.

Gall, kegiatan berpikir berpengaruh pada bentuk otak manusia. Hal tersebut juga memengaruhi pembentukan tengkorak, lalu membuat ketidakteraturan pada permukaan kepala.

Pengaruh frenologi dalam ilmu saraf

Pengalaman Sembuh dari Tumor Otak Setelah Hampir 2 Tahun

Sebenarnya, teori ini mendapat pertentangan pada zamannya karena tidak memiliki metode ilmiah yang jelas. 

Meski demikian, frenologi menjadi ilmu populer dari tahun 1800-1900-an dan ada beberapa ide dari teori tersebut yang melandasi ilmu saraf.

Sebelum ada frenologi, dokter dan ahli bedah melakukan pembedahan kepala secara kasar. Padahal, cara tersebut bisa menghalangi pencarian saraf penting.

Penelitian Surgical Neurology menjelaskan bahwa Gall mengamati anatomi otak secara akurat. Cara ini yang akhirnya ahli bedah lakukan sampai sekarang sebelum pembedahan.

Peneliti juga menjelaskan pada penelitian tersebut bahwa seseorang bisa sulit memahami bahasa karena ada kerusakan pada otak. 

Maka dari itu, frenologi menjadi salah satu teori yang cukup berpengaruh dalam ilmu saraf, terutama pembedahan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

 

Phrenology and “Scientific Racism” in the 19th Century | Real Archaeology. (2017). Retrieved 3 January 2022, from https://pages.vassar.edu/realarchaeology/2017/03/05/phrenology-and-scientific-racism-in-the-19th-century/

Parker Jones, O., Alfaro-Almagro, F., & Jbabdi, S. (2018). An empirical, 21st century evaluation of phrenology. Cortex, 106, 26-35. doi: 10.1016/j.cortex.2018.04.011

The History of Phrenology. (2000). Retrieved 3 January 2022, from https://victorianweb.org/science/phrenology/intro.html

The 27 Faculties of Gall. (2022). Retrieved 3 January 2022, from https://www.yorku.ca/rsheese2/1010/gall.htm

Bittel, C. (2013). Woman, Know Thyself: Producing and Using Phrenological Knowledge in 19th-Century America. Centaurus, 55(2), 104-130. doi: 10.1111/1600-0498.12015

Rawlings, C., & Rossitch, E. (1994). Franz Josef Gall and his contribution to neuroanatomy with emphasis on the brain stem. Surgical Neurology, 42(3), 272-275. doi: 10.1016/0090-3019(94)90276-3

 

Versi Terbaru

10/01/2022

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

15 Fakta Anak Kedua yang Perlu Ortu Ketahui

Mengenal Alter Ego dan Ciri-cirinya dalam Diri Seseorang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 10/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan