Stres dalam pekerjaan sudah biasa, tetapi mengalami burnout syndrome beda cerita. Burnout syndrome merupakan stres kronis. Kondisi ini tentu bisa menghalangi pekerjaan Anda. Lantas, bagaimana membedakan keduanya? Cari tahu lebih dalam soal perbedaan antara burnout dan stres kerja biasa di kantor.
Burnout syndrome Vs stres kerja biasa
Stres merupakan kondisi yang sangat umum terjadi di kalangan masyarakat, terutama kelas pekerja. Tekanan yang berasal dari pekerjaan ini sebenarnya baik untuk Anda karena dapat membuat Anda tetap waspada dan merasa hidup.
Pada saat stres, hormon kortisol meningkat. Kondisi ini ternyata membuat Anda mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
Akan tetapi, jika situasi ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, tentu akan menimbulkan depresi yang berdampak buruk pada kesehatan Anda. Para pekerja yang sering mengalami stres akibat pekerjaannya bisa berujung kepada burnout syndrome.
Burnout syndrome adalah sebuah kondisi ketika seseorang merasa stres berat dengan pekerjaannya. Sindrom ini terlihat bila Anda sudah mulai merasa sangat lelah secara fisik dan emosional. Akibatnya, Anda tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Tidak jarang, burnout syndrome juga dapat memengaruhi kinerja dalam jangka waktu yang lama.
Di sinilah mulai terlihat apa perbedaan antara burnout syndrome dan stres biasa. Jika stres kerja biasa memang wajar terjadi dalam sebuah pekerjaan dan berlangsung dalam jangka waktu yang pendek, burnout syndrome tidak.
Burnout syndrome muncul akibat stres berkepanjangan hingga mampu menurunkan performa kerja Anda.
Gejala burnout syndrome
Burnout syndrome bukanlah sebuah gangguan atau kelainan mental. Kondisi ini sebenarnya lebih umum terjadi pada para pekerja. Akan tetapi, mengetahui apa gejalanya dapat membantu Anda lebih cepat mengatasi sindrom ini.
Beberapa gejala burnout syndrome antara lain:
- Sering merasa lelah, baik secara fisik maupun emosional. Kondisi ini juga menyebabkan Anda kehabisan ide, bahkan mengalami gangguan sistem pencernaan.
- Tidak peduli dengan rekan kerja dan pekerjaan, juga menjadi salah satu gejala burnout syndrome. Hal ini disebabkan oleh perasaan frustrasi dan stres yang membuat Anda muak dengan hal yang berkaitan dengan pekerjaan Anda.
- Performa kerja menurun, akibat stres yang berlebihan, sehingga Anda menjadi tidak produktif
Jika dilihat dari gejalanya, perbedaan antara burnout syndrome dan stres biasa dalam suatu pekerjaan ternyata cukup tampak.
Stres kerja biasa mungkin tidak akan sampai membuat Anda muak dan mengasingkan diri dari lingkungan kerja Anda.
Berbeda dengan burnout syndrome yang memberikan efek buruk kepada setiap aspek yang berhubungan dengan pekerjaan Anda, termasuk aspek sosial.
Burnout syndrome sering muncul pada pekerja kantoran
Menurut sebuah penelitian pada tahun 2012 terhadap pekerja kantoran dan pekerja pabrik memperlihatkan perbandingan stres kerja antara dua kelompok tersebut.
Para pekerja kantor terlihat lebih sering mengalami stres karena sering mendapatkan ketidakpuasan dan tekanan dari atasan mereka.
Selain itu, dibandingkan pekerja pabrik, pekerjaan para pekerja kantoran lebih monoton dan membosankan, sehingga tidak jarang mereka kurang bersemangat.
Di sisi lain, para pekerja pabrik memiliki deskripsi pekerjaan yang jarang membuat mereka harus berdiam diri di tempat.
Selain itu, pekerja pabrik cenderung tidak lebih terikat dengan aturan perusahaan dibandingkan pekerja kantoran. Oleh karena itu, tekanan mental jarang mereka dapatkan, namun kelelahan fisik sering mereka alami.
Perbedaan mendasar antara burnout syndrome dan stres biasa terlihat dari gejala dan seberapa lama Anda telah mengalami hal ini.
Jika Anda mengalami stres berkepanjangan akibat pekerjaan dan tak kunjung menemukan jalan keluar, berkonsultasi kepada ahlinya mungkin menjadi langkah yang paling baik untuk diambil.