Salah satu senyawa yang dapat Anda temukan dalam ganja adalah cannabidiol. Zat ini dipercaya bermanfaat bagi kesehatan manusia meski masih menjadi perdebatan mengenai keamanannya. Maka itu, simak dahulu obat apakah ini dan apa saja manfaat yang ditawarkan?
Apa itu cannabidiol?
Cannabidiol atau disingkat menjadi CBD adalah senyawa kimia pada tanaman Cannabis sativa atau lebih dikenal dengan ganja. CBD merupakan zat di dalam ganja yang ternyata cukup penting perannya dalam dunia kesehatan.
Satu dari ratusan komponen ganja yang tidak menyebabkan pemakainya menjadi halusinasi ini tidak menunjukkan efek ketergantungan atau berpotensi untuk disalahgunakan. Menurut FDA (U.S Food & Drug Administration), senyawa ini bahkan telah dipelajari sebagai salah satu pengobatan baru.
Kebanyakan orang yang memakai zat ini secara oral bertujuan untuk membantu mengatasi berbagai penyakit. Mulai dari gangguan kecemasan, epilepsi, hingga skizofrenia.
Manfaat cannabidiol bagi kesehatan
CBD telah diuji oleh beberapa penelitian untuk mengetahui seberapa besar dampaknya bagi kesehatan Anda. Salah satu penyakit yang dapat cukup berhasil dengan penggunaan obat ini adalah sindrom epilepsi. Gejala yang dialami penderita epilepsi berkurang saat menggunakan zat ini.
Seperti yang dilansir dari Medline Plus, produk CBD tertentu dapat mengurangi gejala kejang pada orang dewasa dan anak-anak. Jenis sindrom epilepsi yang paling efektif diobati oleh cannabidiol adalah sindrom Gravet atau Lennox-Gastaut.
Beberapa penderita epilepsi jenis itu dan mengonsumsi obat dengan kandungan CBD diketahui mengalami penurunan terjadinya kejang. Bahkan, beberapa dari mereka ada yang tidak mengalami kejang sama sekali.
Walaupun terlihat efektif untuk epilepsi, Anda wajib mengetahui dulu jenis sindrom apa yang Anda alami secara pasti. CBD memang dapat mengurangi kejang, tetapi tidak semua jenis sindrom epilepsi dapat ditangani dengan pemakaian obat ini.
Selain epilepsi, beberapa penyakit lain yang mungkin dapat dibantu pengobatannya dengan menggunakan CBD, seperti:
- Skizofrenia. Menggunakan zat ini empat kali dalam sehari selama 4 minggu dapat menurunkan gejala psikotik. Akan tetapi, efek ini akan terlihat bila durasi dan dosis pemakaian wajar dan benar.
- Membantu menghentikan kebiasaan merokok. Menghirup cannabidiol dengan inhaler selama satu minggu dapat mengurangi jumlah rokok sebesar 40%.
- Membantu mengatasi gangguan kecemasan. Mengonsumsi CBD sebanyak 300 mg dapat mengurangi kecemasan pada penderita gangguan kecemasan. Jika dosis CBD berlebihan, justru dapat memperparah gangguan tersebut.
Efek samping penggunaan
Cannabidiol adalah obat yang aman bila dikonsumsi secara oral. Selain itu, Anda juga dapat menyemprotkan CBD tepat di bawah lidah.
Umumnya, anjuran dosis normal obat ini mencapai 300 mg untuk penggunaan setiap hari selama 6 bulan. Apabila penggunaannya berlebihan, tentu akan ada efek samping yang muncul, seperti:
- Mulut kering
- Tekanan darah menurun
- Sakit kepala
- Mengantuk
Maka itu, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini sebagai obat terapi Anda. Hal ini bertujuan agar Anda tahu dosis yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
Banyak orang yang mengatakan bahwa salah satu manfaat cannabidiol adalah dapat menyembuhkan kanker. Faktanya, hingga saat ini CBD hanya digunakan sebagai salah satu obat terapi untuk para penderita epilepsi dengan jenis tertentu.
Masih diperlukan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah CBD benar-benar aman digunakan untuk mengatasi masalah di tubuh manusia.
[embed-health-tool-bmi]