backup og meta

Kultur Urine

Kultur Urine

Definisi tes kultur urine

Prosedur kultur urine adalah tes untuk mendeteksi adanya kuman seperti bakteri dalam urine yang dapat menyebabkan infeksi.

Tes ini biasanya dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi kuman bakteri penyebab infeksi saluran kemih (ISK).

Perlu Anda ketahui, organ ginjal menyaring limbah yang ada pada darah. Kemudian, limbah tersebut dikeluarkan melalui cairan kuning berupa urine.

Urine mengalir melalui saluran ureter yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Urine disimpan sementara dalam kandung kemih, kemudian dikeluarkan melalui uretra.

Cairan ini mengandung mikroba yang rendah. Namun, ketika bakteri dari kulit masuk ke saluran kemih, maka bakteri ini bisa tumbuh dan berkembang menjadi infeksi.

Selain mendeteksi bakteri, dokter juga dapat menentukan pengobatan terbaik serta mengetahui keberhasilan pengobatan melalui hasil tes kultur urine.

Kapan tes ini harus dilakukan?

Pasien perlu menjalani tes ini bila gejala seperti nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil (anyang-anyangan) dicurigai merupakan tanda adanya infeksi bakteri.

Tes kultur urine dilakukan sebagai tes lanjutan setelah pasien menjalani pemeriksaan fisik bersama dokter.

Prosedur kultur urine

Pengambilan sampel untuk kultur urine dapat dilakukan dengan beberapa cara. Namun, cara yang paling umum disebut dengan “tangkapan bersih tengah’ dengan menggunakan cangkir sebagai wadah urine.

Pertama-tama, Anda harus membersihkan area genital terlebih dahulu guna mencegah kontaminasi urine dengan bakteri dan sel-sel dari kulit di sekitarnya. Kemudian, cuci tangan sampai bersih.

Bagi wanita, bentangkan labia vagina lalu bersihkan menggunakan lap yang telah disediakan dari depan ke belakang. Ulangi langkah ini dua kali dengan lap yang berbeda untuk memastikan kebersihannya.

Sedangkan bagi pria, bersihkan alat kelamin penis dengan menyeka ujung penis selama beberapa kali.

Selanjutnya, Anda bisa mulai buang air kecil. Biarkan urine mengalir sampai memenuhi 60 mililiter (mil) dalam wadah steril. Bila berlebih, buang sisanya ke toilet.

Selama melakukan prosedur tersebut, jangan sentuh bagian dalam wadah dan jangan menadah urine dari toilet atau wadah lainnya.

Cara lainnya yaitu dengan memasukkan tabung fleksibel tipis atau kateter urine melalui uretra ke dalam kandung kemih. Namun, cara ini dilakukan pada pasien yang tidak bisa buang air kecil sendiri. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan petugas kesehatan.

Bagaimana cara mendeteksi bakteri dari sampel urine?

Setelah pengumpulan urine, sampel tersebut akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Awal-mulanya, sampel urine ditempatkan pada satu pelat dan didiamkan (diinkubasi) sesuai suhu tubuh. Langkah ini dilakukan untuk menunggu pertumbuhan bakteri atau ragi yang ada dalam sampel selama 24 – 48 jam ke depan.

Setelah itu, ahli laboratorium akan mengamati dan menghitung jumlah total serta berapa banyak jenis bakteri yang telah tumbuh. Ukuran, bentuk, serta warna koloni akan membantu mengidentifikasi jenis bakteri apa yang ada di dalamnya.

Kuantitas dapat membedakan apakah tingkat bakteri dalam urine berada pada jumlah yang normal atau sudah termasuk infeksi.

Sebagai lanjutannya, ahli laboratorium akan mengambil koloni dari setiap jenis dan melakukan pewarnaan gram untuk mendeteksi jenis bakteri atau bila ada mikroba lain seperti ragi.

Tes kerentanan dapat dilakukan demi menentukan antibiotik mana yang tepat untuk menyembuhkan infeksi sesuai dengan jenis bakterinya.

Persiapan

Umumnya, Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus. Hanya saja, tergantung pada jenis dan metode tes kultur yang akan dijalani, Anda mungkin akan diberikan instruksi khusus.

Misalnya, Anda mungkin diminta untuk tidak buang air kecil terlebih dahulu selama setidaknya satu jam sebelum tes atau diminta untuk lebih banyak minum air putih. Ini dilakukan guna memastikan Anda dapat menghasilkan cukup banyak urine.

Terkadang, dokter juga bisa saja menyuruh Anda untuk melakukan tes pada pagi hari. Sebab, urine pertama yang keluar pada hari itu merupakan yang terbaik karena tingkat bakterinya lebih tinggi.

Jangan lupa, beri tahu dokter bila Anda sedang atau baru saja minum obat-obatan atau suplemen vitamin/mineral tertentu. Dikhawatirkan obat yang Anda konsumsi dapat mengganggu hasil tes.

Penjelasan Hasil Tes

Bila tes menunjukkan hasil yang negatif, maka artinya pertumbuhan bakteri yang ada dalam urine termasuk normal.

Rentang nilai normal dapat berbeda pada setiap laboratorium, sebab ada kemungkinan masing-masing laboratorium menggunakan pengukuran berbeda. Maka itu, ada baiknya konsultasikan dengan dokter bila ada pertanyaan.

Sementara itu, bila hasilnya positif, berarti pertumbuhan bakteri atau ragi termasuk abnormal. Kemungkinan besarnya, Anda telah mengalami infeksi saluran kemih.

Kadang-kadang mungkin ada lebih dari satu jenis bakteri atau keberadaan bakteri yang sangat kecil dalam sampel Anda. Bila kasusnya seperti ini, dokter mungkin bisa saja menyarankan Anda untuk melakukan tes ulang.

Biasanya, hasil dari prosedur kultur urine keluar dalam waktu 2 – 3 hari. Ada beberapa jenis bakteri yang tumbuh lebih lama, sehingga hasilnya bisa didapat lebih dari jangka waktu tersebut.

Tes ini hampir tidak memiliki risiko sama sekali. Jika menjalani prosedur melalui kateter, mungkin Anda akan merasakan sedikit tekanan pada bagian perut bawah.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Urine Culture. (2020). Michigan Medicine. Retrieved 29 June 2021, from https://www.uofmhealth.org/health-library/hw5973#hw5976

Urine Culture. (2020). MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 29 June 2021, from https://medlineplus.gov/ency/article/003751.htm

Urine Culture. (2019). Lab Tests Online. Retrieved 29 June 2021, from https://labtestsonline.org/tests/urine-culture

Versi Terbaru

15/09/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Kateter Urine, Siapa yang Memerlukan dan Cara Pakainya

Tes Urine


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 15/09/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan