backup og meta

Apakah Benar Rambutan Bikin Batuk? Ini Faktanya

Rambutan merupakan salah satu buah tropis yang populer di Indonesia, karena rasanya yang manis dan menyegarkan. Meski demikian, sebagian orang mengaku mengalami batuk setelah mengonsumsi rambutan. Namun, apakah benar makan rambutan bikin batuk? Bolehkah batuk makan rambutan? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.

Apakah Benar Rambutan Bikin Batuk? Ini Faktanya

Apakah buah rambutan menyebabkan batuk? 

Tidak ditemukan bukti yang secara langsung menyatakan bahwa makan rambutan membuat batuk, sehingga tidak termasuk jenis makanan yang dilarang saat batuk.  

Namun, pada sebagian orang, kandungan alami dalam buah ini bisa menimbulkan reaksi ringan yang membuat tenggorokan terasa tidak nyaman dan gatal, sehingga memicu batuk.

Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab batuk setelah makan rambutan meliputi berikut ini.

1. Kandungan tanin dan senyawa alami lain

Rambutan mengandung tanin, polifenol, dan zat lain yang secara umum aman dikonsumsi.

Akan tetapi, pada beberapa orang, kandungan tersebut bisa membuat tenggorokan terasa kering atau gatal, terutama jika buah dimakan dalam jumlah banyak atau belum matang.

Inilah yang membuat makan rambutan bikin batuk pada beberapa orang.

2. Reaksi alergi ringan

Meskipun jarang, ada kemungkinan seseorang mengalami reaksi alergi ringan terhadap buah-buahan tropis seperti rambutan.

Beberapa buah yang mengandung tanin dan polifenol dapat memicu pelepasan histamin dari sel mast, yang berperan dalam memicu reaksi alergi.

Pada orang yang alergi, rambutan tidak termasuk makanan yang dianjurkan saat batuk. Pasalnya, gejala yang timbul bisa termasuk batuk, gatal di tenggorokan, atau rasa tidak nyaman.

3. Sensitivitas terhadap zat dalam buah

Setiap orang memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap zat tertentu dalam makanan.

Misalnya, senyawa seperti flavonoid (quercetin dan kaempferol) dalam buah-buahan dapat menghambat peradangan, tapi juga bisa memicu reaksi ringan pada orang tertentu.

Melansir dari jurnal Cells, flavonoid ini memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat menghambat pelepasan histamin serta sitokin proinflamasi lainnya dari sel mast. Hal ini pada akhirnya bisa memicu batuk.

Cara mengonsumsi rambutan yang baik

ibu hamil makan rambutan

Agar lebih aman, tidak bikin batuk, dan mendapatkan manfaat rambutan, perhatikan cara mengonsumsinya yang baik dengan menerapkan tips-tips berikut ini.

  • Pilih buah yang matang. Rambutan yang matang memiliki kulit berwarna merah cerah atau kuning, tergantung varietasnya. Hindari buah yang masih berwarna hijau karena belum matang sepenuhnya.
  • Kupas kulitnya dengan benar. Gunakan pisau tajam untuk membuat sayatan ringan di tengah kulit rambutan, lalu putar dan buka kulitnya dengan tangan untuk mengeluarkan daging buahnya.
  • Konsumsi daging buah saja. Daging buah rambutan berwarna putih dan memiliki rasa manis. Hindari mengonsumsi bijinya karena dapat mengandung senyawa beracun jika dimakan mentah.
  • Batasi konsumsi harian. Meskipun rambutan kaya akan nutrisi, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Disarankan untuk mengonsumsi sekitar 5–6 buah per hari.
  • Jangan makan biji dan kulitnya. Biji dan kulit rambutan mengandung senyawa yang dapat berbahaya jika dikonsumsi mentah.

Selain itu, perhatikan adanya reaksi alergi yang mungkin muncul. Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi rambutan.

Jika muncul reaksi alergi, seperti batuk, sebaiknya hentikan konsumsi buah rambutan. Konsultasikan kepada dokter jika batuk yang Anda alami tidak kunjung sembuh atau terjadi berulang.

Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi rambutan jika memiliki riwayat alergi terhadap buah tropis lainnya.

Kesimpulan

  • Secara umum, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa rambutan secara langsung bikin batuk.
  • Namun, pada sebagian orang yang memiliki sensitivitas terhadap zat alami dalam buah seperti tanin atau flavonoid, konsumsi rambutan, terutama dalam jumlah berlebihan atau saat belum matang, dapat memicu rasa gatal di tenggorokan yang kemudian bisa bikin batuk ringan.
  • Meski demikian, reaksi ini bukan merupakan efek samping umum. Jika mengalami batuk setelah mengonsumsi rambutan, sebaiknya kurangi porsinya dan konsultasikan kepada tenaga medis bila gejalanya berulang.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kaag, S., & Lorentz, A. (2023). Effects of Dietary Components on Mast Cells: Possible Use as Nutraceuticals for Allergies?. Cells12(22), 2602. https://doi.org/10.3390/cells12222602

Industries, M. for P. (n.d.). Fresh Rambutan for human consumption 2024 – Import Health Standard [PDF, 331 KB]. Retrieved 15 May 2025, from https://www.mpi.govt.nz/dmsdocument/18446-Fresh-Rambutan-for-Human-Consumption-Import-Health-Standard

Afzaal, M., Saeed, F., Bibi, M., Ejaz, A., Shah, Y. A., Faisal, Z., Ateeq, H., Akram, N., Asghar, A., & Shah, M. A. (2023). Nutritional, pharmaceutical, and functional aspects of rambutan in industrial perspective: An updated review. Food science & nutrition11(7), 3675–3685. https://doi.org/10.1002/fsn3.3379

Sung, M., Yon, D. K., Lee, S. W., Kim, J. H., Baek, H. S., Jee, H. M., Shin, Y. H., & Han, M. Y. (2021). The Relationship between Aeroallergen Sensitization and Chronic Cough in School-Aged Children from General Population. BioMed research international2021, 5513611. https://doi.org/10.1155/2021/5513611

Rahim, N. A., Jantan, I., Said, M. M., Jalil, J., Abd Razak, A. F., & Husain, K. (2021). Anti-Allergic Rhinitis Effects of Medicinal Plants and Their Bioactive Metabolites via Suppression of the Immune System: A Mechanistic Review. Frontiers in pharmacology12, 660083. https://doi.org/10.3389/fphar.2021.660083

Lim, S., Jeong, I., Cho, J., Shin, C., Kim, K. I., Shim, B. S., Ko, S. G., & Kim, B. (2021). The Natural Products Targeting on Allergic Rhinitis: From Traditional Medicine to Modern Drug Discovery. Antioxidants (Basel, Switzerland)10(10), 1524. https://doi.org/10.3390/antiox10101524

Moradi, S., Khazaei, H., Tarlan, M., Jasemi, S. V., Joshi, T., Aneva, I. Y., Farzaei, M. H., & Echeverría, J. (2024). Natural products for the treatment of allergic rhinitis: focus on cellular signaling pathways and pharmacological targets. Frontiers in pharmacology15, 1447097. https://doi.org/10.3389/fphar.2024.1447097

Amaral-Machado, L., Oliveira, W. N., Moreira-Oliveira, S. S., Pereira, D. T., Alencar, É. N., Tsapis, N., & Egito, E. S. T. (2020). Use of Natural Products in Asthma Treatment. Evidence-based complementary and alternative medicine : eCAM2020, 1021258. https://doi.org/10.1155/2020/1021258

Butler, L. M., Koh, W. P., Lee, H. P., Yu, M. C., & London, S. J. (2004). Dietary fiber and reduced cough with phlegm: a cohort study in Singapore. American journal of respiratory and critical care medicine170(3), 279–287. https://doi.org/10.1164/rccm.200306-789OC

Versi Terbaru

26/05/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Ciri-Ciri Batuk karena Alergi Dingin dan Cara Mengatasinya

9 Penyebab Batuk Berdahak di Pagi Hari, Perlukah Khawatir?


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Diperbarui 26/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan