backup og meta

Ini Rekomendasi WHO untuk Asupan Terbaik Setelah MengASI-hi

Ini Rekomendasi WHO untuk Asupan Terbaik Setelah MengASI-hi

Kini pencapaian si Kecil semakin bertambah. Setelah lulus ASI, kebutuhan nutrisi dan cara pemenuhannya pun ikut beradaptasi ke tahap yang baru. Lalu bagaimana cara memberi nutrisi anak setelah berhenti ASI? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Mengapa nutrisi di awal kehidupan anak sangat penting?

Periode 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai sejak kehamilan hingga usia dua tahun adalah masa emas bagi tumbuh kembang yang optimal.

Menurut World Health Organization (WHO), pemberian gizi yang tepat dalam periode ini sangat penting bagi kesehatan jangka panjang anak. 

Sebagai contoh, dengan pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan yang telah terbukti memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan anak. 

Pemberian nutrisi yang optimal selama dua tahun pertama ini juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis dan mendorong perkembangan fisik serta kognitif anak.

Salah satu nutrisi terbaik yang direkomendasikan untuk anak dalam masa ini adalah protein hewani. Misalnya protein hewani yang terkandung dalam makanan seperti daging, ikan, telur, dan susu. 

Selain itu, protein hewani tersebut mengandung asam amino esensial yang mudah diserap oleh tubuh.

Tahukah Anda?

Faktanya WHO menemukan bahwa kekurangan gizi pada anak diperkirakan berkaitan dengan 2,7 juta kematian setiap tahunnya atau 45% dari semua kematian anak.

Dengan menyediakan protein hewani dalam pola makan harian anak, orang tua dapat mendukung pertumbuhan optimal, menjaga imunitas, serta membantu perkembangan kognitif yang sehat pada anak selama masa kritis ini.

Langkah menjaga nutrisi anak setelah berhenti ASI?

Setelah berhenti ASI, orang tua dapat menjaga nutrisi anak tetap terpenuhi dengan ideal melalui beberapa cara berikut ini.

Perkenalkan pola makan yang seimbang pada anak

Hal ini merupakan salah satu fondasi penting dalam pemenuhan nutrisi. Upayakan untuk memenuhi asupan gizi seimbang, baik dari segi komposisi karbohidrat, protein, serat, dan makro gizi lain, maupun rotasi dari variasi makanan.

Memilih susu hewani yang tepat 

Menurut rekomendasi WHO, setelah anak berhenti ASI, susu hewani seperti susu sapi segar adalah pilihan yang baik dibandingkan susu bubuk. 

Susu sapi mengandung kalsium, fosfor, protein, Zinc, Kalium, dan vitamin A, B1, B2, yang mendukung kesehatan tulang dan gigi. 

Pilih susu yang diolah dengan proses pasteurisasi untuk memastikan keamanannya, seperti Greenfields Fresh Milk, yang merupakan susu segar dan higienis yang diproduksi dari peternakan Greenfields di Indonesia. 

Susu ini tidak mengandung gula tambahan, sehingga lebih aman dikonsumsi dalam jangka panjang dan mendukung pertumbuhan optimal.

Perhatikan jumlah gula dalam minuman dan makanan 

Komposisi gula dalam makanan dan minuman anak kerap kali menjadi awal mula permasalahan diabetes serta obesitas pada anak. 

Perlu Anda Ketahui

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, obesitas dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang anak serta berpotensi mengalami penyakit yang menyebabkan kematian, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.

Selain itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menyatakan diabetes tipe 1 merupakan tipe yang paling sering dialami oleh bayi, balita, hingga anak berusia sekitar 5-7 tahun.

Ketahui rekomendasi susu dari WHO

Selesainya perjalanan mengASI-hi, menandakan babak baru bagi si Kecil dan orang tuanya. Di fase ini, anak akan mulai beradaptasi dengan pola makan yang mengikuti menu makan keluarga di rumah. 

Sebagai standar pemenuhan nutrisi bagi anak yang sudah tidak lagi menjalankan program ASI eksklusif, WHO merekomendasikan susu hewani seperti susu sapi segar yang harus melalui proses pasteurisasi dibandingkan susu bubuk. 

Susu mengandung nutrisi mikro dan makro yang penting untuk pertumbuhan anak, serta memberi ragam manfaat lain untuk kesehatan secara menyeluruh.

Ada banyak manfaat mengonsumsi susu dan susu juga merupakan sumber dari nutrisi seperti kalsium, protein, vitamin B2 dan B12, kalium, serta fosfor. 

Kandungan kalsium, fosfor, vitamin D, dan protein ini memiliki manfaat untuk kesehatan dan tulang.

Susu sapi murni mengandung sekitar 87% air. Sisa dari kandungannya sebanyak 13% mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral

Tips memilih susu hewani untuk anak 

Memilih susu untuk konsumsi si Kecil harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semua susu memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak. 

Berikut tips memilih susu hewani untuk anak.

  • Pilih susu hewani sesuai rekomendasi WHO, yaitu susu segar pasteurisasi 
  • Pastikan untuk memeriksa tabel komposisi dengan kejelasan sumber yang terjamin
  • Pilih susu yang diolah melalui teknologi modern agar nutrisi alami dalam susu tidak rusak dan higienis
  •  Hindari memilih susu tinggi gula (sukrosa) karena dapat berisiko diabetes pada anak serta waspadai gula tersembunyi yang ada pada susu. 

Nah, salah satu susu hewani yang merupakan susu sapi segar dan diolah melalui proses pasteurisasi adalah Greenfields Fresh Milk. 

Greenfields Fresh Milk adalah susu pasteurisasi yang tepat untuk dikonsumsi anak karena terbuat dari 100% susu segar dan diolah dari peternakan susu Greenfields milik sendiri yang terbesar di Indonesia. 

nutrisi anak setelah berhenti asi
nutrisi anak setelah berhenti asi

Greenfields Fresh Milk juga diproses secara ekstra higienis tanpa sentuhan tangan, sehingga nutrisi alami Greenfields Fresh Milk terjaga hingga sampai ke tangan konsumen dengan keadaan tetap segar dan aman untuk seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak.  

Perlu diingat bahwa bayi di bawah usia 1 tahun belum boleh mengonsumsi susu sapi segar/fresh milk. ASI tetap merupakan asupan terbaik bagi bayi. Jangan lupa, lengapi dengan MPASI yang adekuat saat bayi memasuki usia 6 bulan.

Pertimbangkan preferensi dan kondisi kesehatan saat memilih susu untuk si Kecil. Jika ragu, MomDad bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

WHO. Infant and young child feeding. 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding 

Kemenkes. Asi Eksklusif. 2022. Diakses pada 18 Oktober 2024 https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1046/asi-eksklusif 

Verduci E, Di Profio E, Corsello A, Scatigno L, Fiore G, Bosetti A, Zuccotti GV. Which Milk during the Second Year of Life: A Personalized Choice for a Healthy Future? Nutrients. 2021 Sep 27;13(10):3412. doi: 10.3390/nu13103412. PMID: 34684413; PMCID: PMC8540900.

Australian Government. Department of Health and Aged Care. The first 1,000 days. Diakses pada 18 Oktober 2024 https://www.pregnancybirthbaby.org.au/the-first-1000-days

Moradi M, Angali KA, Behzadi MH, Farnoosh R. The effect of breastfeeding on children’s growth indices up to 6 months: An application of multivariate t linear mixed model. J Res Med Sci. 2023 Apr 20;28:31. doi: 10.4103/jrms.jrms_75_22. PMID: 37213464; PMCID: PMC10199375.

Harvard School of Public Health.2021. Diakses pada 18 Oktober 2024 https://nutritionsource.hsph.harvard.edu/milk/ 

Versi Terbaru

06/11/2024

Ditulis oleh Adelia Dwitasari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Kenny Mangkona


Artikel Terkait

10 Alasan Mengapa Balita Bisa Susah Makan

Penyebab Anak Rewel, Bisa karena Tidak Cocok Susu Sapi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adelia Dwitasari · Tanggal diperbarui 06/11/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan