Kini pencapaian si Kecil semakin bertambah. Setelah lulus ASI, kebutuhan nutrisi dan cara pemenuhannya pun ikut beradaptasi ke tahap yang baru.Pada tahap ini, orangtua perlu memahami cara memenuhi nutrisi anak setelah berhenti ASI agar tumbuh kembangnya tetap optimal.
Mengapa nutrisi di awal kehidupan anak sangat penting?
Periode 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai sejak kehamilan hingga usia dua tahun adalah masa emas bagi tumbuh kembang yang optimal.
Menurut World Health Organization (WHO), pemberian gizi yang tepat dalam periode ini sangat penting bagi kesehatan jangka panjang anak.
Sebagai contoh, dengan pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan yang telah terbukti memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan anak.
Pemberian nutrisi yang optimal selama dua tahun pertama ini juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis dan mendorong perkembangan fisik serta kognitif anak.
Protein hewani juga menjadi salah satu komponen penting pada fase ini, karena mengandung asam amino esensial yang mudah diserap tubuh dan mendukung perkembangan otot, imunitas, hingga kecerdasan. Misalnya protein hewani yang terkandung dalam makanan seperti daging, ikan, telur, dan susu.
Tahukah Anda?
Karena itu, memastikan anak mendapatkan sumber nutrisi yang tepat sejak dini, termasuk protein, serat, dan nutrisi esensial lain seperti DHA, menjadi langkah penting bagi perkembangan optimalnya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Langkah menjaga nutrisi anak setelah berhenti ASI?
Setelah berhenti ASI, orang tua dapat menjaga nutrisi anak tetap terpenuhi dengan ideal melalui beberapa cara berikut ini.
Perkenalkan pola makan yang seimbang pada anak
Pola makan yang beragam dan seimbang menjadi pondasi penting setelah anak berhenti ASI. Penuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak sehat, sayur, buah, serta tiga Serat Penting yang mendukung pencernaan lebih sehat dan penyerapan nutrisi lebih optimal.
Asupan serat yang cukup membantu mencegah sembelit, mendukung kesehatan mikrobiota usus, hingga berperan dalam kestabilan energi harian anak.
Memilih susu hewani yang tepat
WHO merekomendasikan pemberian sumber protein hewani seperti daging, ikan, dan telur sebagai bagian dari pola makan keluarga. Sumber makanan ini menyediakan nutrisi makro dan mikro seperti kalsium, fosfor, zinc, serta vitamin B kompleks yang penting untuk tumbuh kembang tulang, otot, dan daya tahan tubuh.
Agar lebih optimal, pilih produk hewani yang menyediakan nutrisi lengkap dan mendukung kebutuhan tumbuh kembang, termasuk kandungan 2x DHA, LA, ALA untuk dukung daya pikir kreatif.
Perhatikan jumlah gula dalam minuman dan makanan
Asupan gula berlebih dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Kementerian Kesehatan RI menekankan bahwa obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti kardiovaskular dan diabetes melitus di masa depan.
Pada anak usia 5–7 tahun, diabetes tipe 1 juga kerap ditemukan bila pola konsumsi tidak dikelola dengan baik.
Penting bagi orangtua untuk memilih makanan dan minuman dengan 0 g sukrosa agar anak terbiasa pada rasa alami dan tidak bergantung pada makanan tinggi gula. Pilihan tanpa sukrosa turut mendukung kemampuan sosial anak, termasuk regulasi emosi dan konsentrasi selama bermain maupun belajar.
Perlu Anda Ketahui
Selain itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menyatakan diabetes tipe 1 merupakan tipe yang paling sering dialami oleh bayi, balita, hingga anak berusia sekitar 5-7 tahun.
Ketahui rekomendasi susu dari WHO
Setelah berhenti ASI, anak mulai mengikuti pola makan keluarga. WHO merekomendasikan pemberian makanan bergizi tinggi dari berbagai sumber alami untuk memenuhi kebutuhan makro dan mikro nutrien anak.
Nutrisi seperti kalsium, protein, vitamin B2 dan B12, kalium, fosfor, hingga DHA penting bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak.
Kombinasi nutrisi ini bekerja optimal ketika pencernaan anak dalam kondisi baik—dan 3 Serat Penting membantu memastikan penyerapan nutrisi tersebut lebih efektif.
Tips memilih susu hewani untuk anak
Tidak semua produk hewani memiliki kualitas dan kandungan nutrisi yang sama. Dengan memastikan kualitas dan kandungan nutrisinya, orangtua bisa membantu anak tetap sehat, aktif, dan senang menjalani masa transisi setelah mengASIhi.
Berikut panduan memilihnya:
- Pastikan sumber hewani diproses secara higienis dan aman dikonsumsi anak
- Pilih produk yang kandungan nutrisinya jelas dan terjamin
- Hindari produk dengan tambahan gula berlebih
- Pertimbangkan pilihan yang bebas sukrosa (0 g sukrosa) untuk menjaga kebiasaan makan sehat sejak dini
- Pilih produk yang dapat memperkaya kebutuhan gizi harian anak: Ada Beberapa nutrisi penting yang bisa membantu si Kecil tetap sehat, terutama untuk pencernaan dan kecerdasannya, antara lain:
- 3 Serat Penting Prebiotik: FOS, GOS, dan Inulin yang berperan untuk mendukung pencernaan sehat si Kecil.
- DHA, LA, dan ALA
Nutrisi lengkap seperti ini dapat ditemukan dalam Bebelac Nutrigreat+, yang diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian si Kecil, tanpa tambahan sukrosa, tetap dengan rasa yang disukai anak.
Catatan penting:
- Bayi di bawah usia 1 tahun belum boleh mengonsumsi beberapa produk hewani, termasuk susu hewani
- ASI tetap merupakan asupan terbaik bagi bayi.
- Saat anak memasuki usia 6 bulan, lengkapi kebutuhannya dengan MPASI yang sesuai usianya.
- Selalu pertimbangkan preferensi, kondisi kesehatan, serta jenis nutrisi yang paling cocok untuk si Kecil.
Semua keputusan terkait pemberian nutrisi dan pemilihan produk sebaiknya telah dikonsultasikan dengan dokter anak masing-masing.























