backup og meta

Nyaman dan Aman, Ini 3 Posisi Tidur untuk Penderita Skoliosis

Nyaman dan Aman, Ini 3 Posisi Tidur untuk Penderita Skoliosis

Skoliosis termasuk kelainan bentuk tulang belakang yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman jika tidur dalam posisi yang salah. Sebaliknya, tidur pada posisi yang benar bisa membantu pengobatan untuk penderita skoliosis.

Namun sayangnya, terkadang memang cukup sulit untuk menemukan posisi tidur yang baik dan tepat bagi setiap penderita skoliosis. Meski demikian, ada beberapa posisi tidur yang bisa dicoba, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini

Posisi tidur yang baik untuk penderita skoliosis

olahraga untuk skoliosis

Posisi tidur yang tepat untuk Anda sebagai penderita skoliosis dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan kualitas tidur.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap penderita skoliosis mungkin merasa nyaman dengan posisi tidur yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan kondisi yang dialami.

Berikut beberapa posisi tidur yang baik dan tepat untuk penderita skoliosis.

1. Posisi tidur miring

Tidur dalam posisi miring umumnya terasa nyaman untuk penderita skoliosis, dengan kondisi lutut sedikit ditekuk.

Cobalah tidur dengan salah satu sisi tubuh Anda, kemudian letakkan bantal di antara lutut untuk menjaga tulang punggung dalam posisi yang lebih baik tidak terkilir.

Posisi tidur miring diketahui aman untuk penderita skoliosis karena bisa membantu meredakan tekanan pada tulang punggung dan menyediakan dukungan tambahan.

Namun, perhatikan juga arah miringnya tubuh jika skoliosis menyebabkan tulang punggung bengkok cukup parah ke sisi kiri atau kanan tubuh.

Tips tidur miring penderita skoliosis

Bila tulang punggung bengkok ke arah kanan, Anda bisa tidur miring dengan sisi kiri tubuh. Begitupun sebaliknya, jika tulang punggung bengkok ke arah kiri, maka tidur miring dengan sisi kanan tubuh.

2. Posisi tidur tengkurap

Sebagian penderita skoliosis mungkin merasa nyaman tidur tengkurap dengan bantal di bawah perut dan pinggul untuk menjaga tulang punggung tetap sejajar.

Namun, jangan menggunakan bantal yang terlalu tebal di bawah kepala agar leher Anda tidak terlalu tertekuk. Hindari juga tidur tengkurap tanpa ditopang dengan bantal.

Tidur tengkurap bisa menimbulkan gangguan kesehatan pada tulang belakang, bahkan pada orang yang tidak menderita skoliosis.

Dilansir dari Sleep Advisor, posisi tidur tengkurap diketahui bisa menyebabkan kepala dan leher terpelintir dan membuat tulang punggung menjadi bengkok.

3. Posisi tidur telentang

Banyak penderita skoliosis merasa nyaman saat tidur dengan posisi telentang. Ini karena posisi telentang bisa menjaga tulang belakang pada posisi natural selama tidur.

Untuk tidur dengan posisi telentang yang tepat, Anda bisa meletakkan bantal atau handuk yang digulung di bawah tulang belikat dan pangkal tulang belakang.

Namun, pastikan bantal tidak terlalu tinggi ataupun rendah agar posisi tubuh bisa tetap lurus dan sejajar dengan kasur.

Posisi tidur yang tepat seperti ini tentu juga dapat membantu pengobatan untuk skoliosis yang Anda alami.

Hal yang harus diperhatikan selain posisi tidur untuk penderita skoliosis

cara mencegah skoliosis

Bukan hanya posisi, hal-hal terkait tidur lainnya juga perlu Anda perhatikan agar Anda merasa lebih nyaman dan tidak memperburuk gejala.

Berikut ini beberapa hal penting yang perlu penderita skoliosis perhatikan saat tidur untuk mendukung posisi yang tepat.

1. Bantal yang berukuran sedang dan empuk

Bantal yang digunakan saat tidur bisa berpengaruh pada penderita skoliosis. Alih-alih memberi rasa nyaman, penggunaan bantal yang salah bisa memperburuk gejala.

Jika ukuran bantal terlalu besar atau keras, posisi leher dan punggung bisa terganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman untuk penderita skoliosis.

Jadi, pastikan ukuran bantal tidak terlalu tinggi. Bantal yang tepat bisa menjaga tulang punggung agar tetap pada posisi yang lurus, sehingga Anda merasa nyaman selama tidur.

Pilih bantal yang bisa memberikan dukungan yang cukup untuk kepala dan leher Anda agar tulang belakang tetap dalam posisi yang baik.

Anda juga sebenarnya bisa menggunakan bantal yang lebih tebal saat tidur miring. Namun, Anda perlu menopang bagian perut dan punggung dengan bantal yang lebih rendah.

Selain itu, sebagai penderita skoliosis, Anda mungkin terkadang mengalami mati rasa di sekitar pundak.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa menggunakan bantal yang empuk, seperti bantal dari busa (memory foam), sehingga mudah diatur sesuai dengan postur tubuh saat tidur.

2. Kasur yang tidak terlalu lembut atau keras

Bukan cuma posisi dan penggunaan bantal yang salah, kondisi kasur yang buruk diketahui bisa membuat gejala skoliosis, seperti nyeri pada tulang punggung, bertambah buruk.

Meski terlihat nyaman, kasur yang terlalu lembut nyatanya bukan menjadi pilihan yang bagus untuk penderita skoliosis.

Sebaiknya, pilih kasur yang cukup keras dan bisa memberikan dukungan yang baik untuk tulang belakang Anda sehingga tetap berada di posisi netral selama tidur.

Saat akan membeli kasur, Anda bisa mencobanya terlebih dahulu untuk menentukan seberapa keras kasur yang baik dan nyaman untuk kondisi skoliosis yang Anda alami.

Jika Anda belum berencana untuk membeli kasur baru, Anda bisa coba menggunakan pelapis kasur.

Kasur yang sudah lama dipakai bisa kehilangan ketebalannya dan bertambah tipis. Hal ini bisa membuat tulang belakang Anda tidak mendapat dukungan yang tepat.

3. Situasi kamar yang nyaman

Untuk membantu meningkatkan kualitas tidur pada penderita skoliosis, Anda juga bisa membuat situasi kamar terasa nyaman serta mencoba menerapkan kebiasaan tidur yang baik.

Kebiasaan tidur baik ini disebut juga dengan sleep hygiene. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan. 

  • Tidur di ruangan yang gelap, seperti mematikan lampu atau menutup jendela dengan tirai.
  • Menghindari penggunaan alat elektronik sebelum tidur, misalnya TV atau handphone.
  • Menjaga suhu ruangan tetap sejuk.
  • Menggunakan diffuser dengan aromaterapi yang menenangkan, seperti lavender.

Ingatlah bahwa posisi tidur yang nyaman bagi satu orang mungkin tidak berlaku bagi orang lain.

Misalnya, posisi tidur yang tepat untuk skoliosis pada anak belum tentu menjadi pilihan yang baik bagi penderita dewasa.

Jadi, penting bagi Anda untuk mencoba beberapa posisi tidur dan menyesuaikannya dengan kebutuhan.

Jika Anda memiliki skoliosis yang parah atau mengalami masalah tidur yang serius, konsultasikan dengan dokter atau fisioterapis.

Dokter dapat memberikan saran yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Gilpin, R. (2021). Sleeping With Scoliosis – Top 6 Tips You Should Have in Mind. Retrieved 15 September 2023, from https://www.sleepadvisor.org/sleeping-with-scoliosis/

How To Sleep With Scoliosis: Sleeping With Scoliosis. (2021). Retrieved 15 September 2023, from https://clear-institute.org/blog/how-to-sleep-with-scoliosis/

Cary, D., Briffa, K., & McKenna, L. (2019). Identifying relationships between sleep posture and non-specific spinal symptoms in adults: A scoping review. BMJ Open9(6), e027633. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2018-027633

Yakut, Y., Pelin, Z., & Yagci, G. (2022). An investigation of sleep profiles in individuals with idiopathic scoliosis. Sleep Science15(2). https://doi.org/10.5935/1984-0063.20220038

Best Mattress for Scoliosis of 2023 | Sleep Foundation. (2020). Retrieved 15 September 2023, from https://www.sleepfoundation.org/best-mattress/best-mattress-for-scoliosis

Best Sleeping Positions for Pain. (2023). Retrieved 15 September 2023, from https://health.clevelandclinic.org/best-sleeping-positions-for-pain/

Versi Terbaru

27/09/2023

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Penyebab Skoliosis dan Faktor yang Meningkatkan Risikonya

Waspadai Cedera Saraf Tulang Belakang yang Bisa Bersifat Permanen


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 27/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan