backup og meta

Hati-hati, Bukannya Membentuk Otot, Susu Protein Bisa Bikin Perut Buncit

Hati-hati, Bukannya Membentuk Otot, Susu Protein Bisa Bikin Perut Buncit

Banyak orang yang mau punya perut rata dan melakukan berbagai macam cara untuk itu. Beberapa di antaranya menggunakan susu protein atau yang sering dikenal dengan protein shake supaya perut jadi rata seketika.

Selama ini, susu protein lebih banyak digunakan oleh binaragawan atau atlet untuk membentuk otot. Namun beberapa orang meyakini susu protein bisa bantu pangkas lemak di perut sehingga membuatnya rata. Apa benar khasiat dari susu protein ini?

Kata penelitian, susu protein whey bantu mengecilkan perut

Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian, susu protein bisa membantu mengecilkan perut buncit dengan cara mengurangi tumpukan lemak di daerah perut.

Sebuah penelitian dalam International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorder menunjukan bahwa orang yang mengonsumsi 25 persen protein dari total kebutuhan kalorinya per hari, mengalami penurunan 10 persen lemak perut selama 12 bulan. Penurunan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi sedikit protein.

Meskipun bisa membantu mengecilkan perut buncit, tapi jika penggunaannya salah, susu protein justru bisa membuat perut buncit mudah terbentuk. Makanya Anda perlu berhati-hati menggunakannya.

Jika diminum sembarangan, susu protein malah bikin perut buncit

Meskipun susu protein bisa membantu mengecilkan lemak perut dan menurunkan berat badan, bukan berarti susu ini tidak bisa membuat perut jadi buncit.

Mungkin saja Anda menjadi buncit setelah rutin minum susu protein tersebut. Biasanya, hal ini terjadi jika Anda terlalu berlebihan mengonsumsinya dan tidak diiringi dengan olahraga. Ya, susu protein bisa jadi menyerang balik, bila Anda tidak berhati-hati.

Pasalnya, susu protein juga mengandung gula tambahan, yang jika diminum berlebihan bisa bikin gula darah melonjak dan ujung-ujungnya disimpan dalam bentuk lemak oleh tubuh.

Bila gula yang masuk ke tubuh terlalu banyak dan tidak diiringi dengan aktivitas fisik, maka gula tidak akan terpakai. Alih-alih menjadi energi, gula yang berlebihan tersebut akan diubah menjadi lemak sebagai energi cadangan.

Jadi, jika semakin banyak gula yang Anda konsumsi, akan semakin bertambah pula kadar lemak dalam tubuh.

Gula dalam susu protein tak berbahaya kok, asalkan…

Gula sebenarnya tidak apa-apa dikonsumsi, tapi harus dalam waktu yang tepat. Contohnya setelah atau selama olahraga gula dalam bubuk susu protein membantu menjaga kadar gula darah, sehingga membuat otot memiliki energi untuk terus bergerak. Dengan begitu, tubuh akan lebih siap melakukan latihan berikutnya.

 

Pada dasarnya, tidak ada cara mendapatkan perut yang rata dan berat badan ideal tanpa melakukan aktivitas apapun. Makanan yang Anda makan, apapun itu termasuk susu protein, harus diolah menjadi energi dan dipakai oleh otot.

Jadi, bila Anda menginginkan perut yang rata, mulai sekarang Anda harus menerapkan pola hidup sehat, termasuk rutin berolahraga. Anda bisa mendapatkan hasil yang maksimal dengan menggunakan susu protein saat berolahraga.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Petre Alina. 2016. How Protein Shakes Help You Lose Weight and Belly Fat. [Online] Tersedia pada: https://www.healthline.com/nutrition/protein-shakes-weight-loss#section4 (Diakses 26 Juni 2018)

SF Gate. Tanpa tahun. Are Protein Powders Full of Sugar?. [Online] Tersedia pada: http://healthyeating.sfgate.com/protein-powders-full-sugar-6559.html (Diakses 26 Juni 2018)

Spritzler Franziska. 2016. 12 Things That Make You Gain Belly Fat. [Online] Tersedia pada: https://www.healthline.com/nutrition/12-causes-of-belly-fat-gain#section1 (Diakses 26 Juni 2018)

Cespedes Andrea. 2017. Can Protein Shakes Cause Belly Fat?. [Online] Tersedia pada: https://www.livestrong.com/article/411383-can-protein-shakes-cause-belly-fat/ (Diakses 26 Juni 2018)

Versi Terbaru

22/06/2021

Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

Mana Lebih Baik, Makan Sebelum atau Setelah Olahraga?

Apakah Boleh Langsung Makan setelah Olahraga?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 22/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan