Gangguan psikotik akut memiliki gejala yang mirip skizofrenia, tetapi dengan durasi yang lebih singkat. Masalah mental yang sering kali dikaitkan dengan “gila” atau kesurupan ini umumnya muncul sebagai respons seseorang terhadap peristiwa traumatis dan stres berat.
Apa itu gangguan psikotik akut?
Gangguan psikotik akut adalah suatu gangguan mental yang ditandai dengan episode psikosis yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya dalam waktu singkat.
Saat mengalami episode ini, seseorang dapat mengalami gejala berupa halusinasi, delusi, dan perilaku yang sangat tidak biasa atau tidak terduga.
Berdasarkan buku pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), gangguan psikotik akut dikenal sebagai brief psychotic disorder.
Brief psychotic disorder ditandai dengan satu atau lebih gejala psikosis yang dapat berlangsung setidaknya selama satu hari, tetapi kurang dari satu bulan.
Orang dengan gangguan mental ini bisa pulih sepenuhnya setelah episode berakhir, tetapi tetap memiliki potensi untuk mengalami kekambuhan pada kemudian hari.
Tanda dan gejala gangguan psikotik akut
Sebagai salah satu jenis gangguan psikotik (psychotic disorder), gangguan mental ini dapat menunjukkan tanda dan gejala yang serupa dengan skizofrenia dan gangguan skizoafektif.
Secara umum, brief psychotic disorder dapat ditandai dengan gejala sebagai berikut.
- Halusinasi: umumnya ditandai dengan mendengarkan suara-suara yang harusnya tidak ada (halusinasi auditori). Pengalaman yang keliru ini juga bisa dirasakan lewat sentuhan (halusinasi taktil) dan penglihatan (halusinasi visual).
- Delusi: juga disebut waham, yakni keyakinan kuat yang tidak masuk akal bahwa dirinya memiliki kekuatan atau sedang diawasi oleh sesuatu yang tidak dikenal.
- Perilaku tidak biasa: juga disebut katatonik, yang ditandai dengan perilaku aneh, misalnya berbicara sendiri, tertawa tanpa alasan yang jelas, atau bahkan menjadi lebih agresif.
Gejala dari brief psychotic disorder berlangsung sedikitnya 24 jam, tetapi kurang dari 30 hari.
Kondisi pasien akan kembali normal setelah episode psikosis berakhir. Ini umumnya terjadi setelah tubuh pasien merespons obat antipsikotik.
Perkembangan diagnosis brief psychotic disorder
Penelitian dalam Epidemiology and Psychiatric Sciences (2021) menemukan bahwa setelah 4,5 tahun, sebanyak 56% pengidap brief psychotic disorder akan mempertahankan diagnosis awal. Sementara itu, sebanyak 44% sisanya beralih ke diagnosis lain, termasuk skizofrenia. Penyebab gangguan psikotik akut
Pada umumnya, gangguan psikotik akut sering kali muncul sebagai respons terhadap stres dan trauma berat, seperti akibat kematian orang yang dicintai, perang, atau bencana alam.
Kemunculan brief psychotic disorder juga bisa berkaitan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia.
Faktor genetik dan lingkungan juga dianggap punya pengaruh besar dalam meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan psikotik akut.
Penggunaan obat-obatan medis dan zat terlarang yang bersifat halusinogen juga dapat menjadi pemicu utama gangguan mental ini.
Faktor risiko gangguan psikotik akut
Brief psychotic disorder dapat dialami oleh siapa saja dari berbagai kelompok usia maupun ras.
Orang yang mengidap gangguan kepribadian atau suasana hati, baik yang bersifat genetik atau terkait mekanisme koping yang buruk, juga lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Populasi dengan tingkat stres yang berat seperti pengungsi dan penyintas bencana alam mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan psikotik akut.
Dilansir dari buku Brief Psychotic Disorder terbitan StatPearls, orang yang tinggal di negara berkembang bahkan berisiko 10 kali lebih tinggi mengalami brief psychotic disorder daripada orang yang tinggal di negara industri.
Penanganan gangguan psikotik akut
Dalam mendiagnosis gangguan ini, dokter spesialis kejiwaan atau psikiater akan terlebih dahulu bertanya kepada pasien tentang gejala dan riwayat medisnya.
Untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lain, dokter juga akan melakukan serangkaian tes, seperti tes darah, tes urine, elektrokardiogram, serta CT scan dan MRI pada otak.
Tes dan wawancara psikologis juga akan dilakukan untuk mendiagnosis gangguan psikotik akut.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter dapat menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Berikut adalah beberapa perawatan yang umumnya dilakukan.
1. Obat-obatan
Penanganan brief psychotic disorder melibatkan pemberian obat antipsikotik seperti risperidone atau haloperidol untuk meredakan gejala halusinasi dan delusi.
Selain itu, psikiater bisa meresepkan obat golongan benzodiazepin seperti lorazepam atau alprazolam untuk mengatasi kecemasan dan rasa gelisah pada pasien.
2. Terapi psikologis
Terapi psikologis atau psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) sangat berguna dalam penanganan gangguan psikotik akut.
Terapi ini dapat membantu pasien dalam mengatasi trauma, mengubah pola pikir negatif akibat stres, dan mempelajari cara mengatasi gejala dengan cara yang sehat.
Dukungan keluarga sangat penting dalam proses pemulihan. Keluarga dapat membantu pasien untuk memahami kondisinya dan mendukung mereka selama menjalani pengobatan.
Dalam kasus yang parah, perawatan di rumah sakit dibutuhkan untuk memastikan keselamatan pasien dan orang-orang di sekitarnya.
Kebanyakan orang dengan gangguan mental ini akan pulih sepenuhnya dan mampu menjalani kehidupan normal kembali setelah menjalani perawatan.
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala psikosis, seperti halusinasi dan delusi, segeralah cari bantuan dokter atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Gangguan psikotik akut adalah gangguan mental yang ditandai dengan episode psikosis yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat.
- Kondisi ini umumnya muncul sebagai respons terhadap stres berat atau trauma dan bisa dipicu oleh faktor genetik, lingkungan, atau penggunaan zat terlarang.
- Dengan penanganan yang tepat, yaitu melalui obat dan psikoterapi, sebagian besar pengidapnya akan pulih sepenuhnya dan kembali menjalani kehidupan normal.
