Namun secara umum, suara seperti musik, gemericik hujan, atau suara detak jantung Anda dapat berkontribusi terhadap perkembangan pendengaran janin dalam kandungan.
Menurut UNICEF dalam situs resminya, musik selama kehamilan tidak hanya dapat menghilangkan stres dan membangkitkan semangat pada wanita hamil, tetapi juga memiliki pengaruh positif pada bayi yang belum lahir.
Pada usia kehamilan ke-16 sampai 18 minggu, janin telah dapat mendengar suara untuk pertama kalinya.
Selanjutnya, saat minggu ke-24 kehamilan, telinga janin mulai berkembang dengan cepat dan ia mampu memutar kepala sebagai cara untuk merespons suara musik dalam beberapa bulan terakhir menjelang lahir ke dunia.
Tidak hanya musik, janin telah dapat mengenali suara ibunya, bahasa ibunya, pola kata, dan puisi.
Hal ini dikarenakan suara-suara tersebut melibatkan koneksi saraf dan pemrosesan informasi yang ada di otak.
Bukti lain juga menunjukkan bahwa suara dari lingkungan sekitar juga membantu perkembangan memori dan emosi janin.
Seorang peneliti neuroscience dari University of California di Irvine, yakni Gordon Shaw, mengatakan bahwa studi yang ada hanya fokus pada anak yang lebih besar, bukan pada janin atau yang masih dalam kandungan.
Shaw pun memberikan contoh bahwa anak yang les piano dapat mengalami peningkatan kecerdasan spasialnya atau kemampuan untuk memahami ruang tiga dimensi.
Akan tetapi, penelitian tersebut hanya dilakukan pada anak-anak berusia 3—4 tahun.
Adapun studi lainnya dilakukan untuk mengetahui pengaruh musik terhadap bayi dalam kandungan. Hasilnya, ternyata tidak ada efeknya sama sekali terhadap kepintaran bayi setelah ia lahir.
Selain itu, memperdengarkan musik untuk bayi dalam kandungan dengan volume yang tinggi atau dengan menempelkan speaker ke perut ibu justru berbahaya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar