Gejalanya bisa mulai berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah kejadian sampai bisa menyebabkan masalah tidur, kemarahan, dan bahkan berubah menjadi depresi.
Wanita yang keguguran membutuhkan dukungan psikologis untuk mengatasi trauma
Para periset dari Imperial College London mengatakan bahwa temuan tersebut menyarankan agar perempuan secara rutin dipantau perihal kondisi tersebut, dan mendapat dukungan psikologis spesifik setelah kasus hilangnya kehamilan.
Ada anggapan dan sebuah mitos tertentu juga di masyarakat yang ikut memengaruhi. Katanya, kehamilan belum boleh dipublikasikan kalau kehamilan itu sendiri belum berusia minimal 3 bulan. Parahnya lagi, hal itu juga berlaku apabila terjadi keguguran dalam kurun waktu 3 bulan kehamilan. Nah, sayangnya hal yang dipendam ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang mendalam pada wanita. Efek psikologis kehilangan ini harusnya dibicarakan dan dicurahkan, bukan malah dipendam sendirian bersama suami.
Lebih jauh lagi, hampir sepertiga dari para peserta mengatakan bahwa gejala trauma dan stress berdampak pada kehidupan kerja mereka, dan sekitar 40 persennya melaporkan bahwa hubungan mereka dengan teman dan keluarga ikut terpengaruh. Dr Jessica Farren, penulis utama penelitian dari Departement of Surgery and Cancer di Imperial mengatakan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa wanita harus memiliki kesempatan untuk mendiskusikan emosi yang mereka rasakan dengan seorang ahli medis profesional.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar