backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

7 Penyebab Hidung Meler serta Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    7 Penyebab Hidung Meler serta Cara Mengatasinya

    Hidung ingusan atau meler memang sangat mengganggu. Anda sulit bernapas dengan lega karena ingus selalu keluar dari hidung Anda. Anda harus berkali-kali menyekanya dengan tisu atau bolak-balik ke kamar mandi untuk membersihkannya. Jangan khawatir, beberapa cara berikut ini dapat meredakan hidung meler.

    Apa penyebab hidung meler?

    Pada dasarnya, ingus atau lendir sudah pasti ada di saluran pernapasan manusia. Cairan kental ini dihasilkan kelenjar mukosa dan melapisi hidung, tenggorokan, serta paru-paru.

    Tubuh manusia selalu menghasilkan lendir tersebut setiap harinya, yang berfungsi untuk menjaga kelembapan hidung, melindungi tubuh dari partikel asing, serta melawan infeksi.

    Namun, terkadang produksi ingus atau lendir terjadi secara berlebihan atau mungkin menunjukkan warna yang berbeda. Nah, ini yang menyebabkan Anda merasakan sensasi hidung meler atau berair.

    Berikut adalah beberapa penyebab umum dari kondisi hidung berair atau yang lebih sering dikenal dengan ingusan:

    1. Makanan pedas

    Makan makanan pedas pasti membuat mulut panas terbakar. Bukan hanya itu, mata dan hidung juga jadi berair. Meski tidak sedang pilek, Anda mungkin harus beberapa kali menyeka ingus yang terus keluar dari hidung. Mengapa hal ini bisa terjadi?

    Umumnya makanan pedas pasti menggunakan cabai dan lada. Kedua rempah ini mengandung capsaicin, yaitu zat yang menyebabkan sensasi terbakar ketika bersentuhan dengan jaringan tubuh, seperti di kulit, mulut, atau mata Anda.

    Adanya iritasi dari capsaicin merangsang produksi lendir jadi lebih banyak. Kelebihan lendir inilah yang membuat hidung meler saat makan makanan pedas.

    2. Menangis

    Mungkin pernah sesekali Anda merasa hidung berair saat sedang menangis. Jumlah cairan yang keluar dari hidung ini bisa sedikit atau banyak, seperti menyerupai ingus atau lendir saat Anda sedang flu dan pilek.

    Jadi, sebenarnya ketika Anda menangis, air tidak hanya keluar dari mata dan mengalir di pipi, melainkan juga masuk ke bagian bawah kelopak mata. Ternyata, di bagian bawah kelopak mata ada saluran yang terhubung langsung dengan hidung, bernama duktus (saluran) nasolakrimal.

    Sebagian air mata yang tidak mengalir keluar ke pipi akan masuk ke dalam saluran nasolakrimal tersebut, kemudian masuk ke dalam rongga hidung.

    Setelah berada di dalam hidung, cairan yang sebenarnya air mata tersebut kemudian bercampur bersama lendir dan zat lainnya pada hidung, baru kemudian mengalir dari hidung. Singkatnya, cairan tersebut murni air mata dan bukan ingus seperti ketika sedang flu dan pilek.

    3. Alergi

    Hidung meler juga bisa menjadi gejala-gejala reaksi alergi yang tubuh Anda sedang alami. Kondisi ini umumnya disebut dengan rhinitis alergi atau hay fever, yaitu peradangan pada saluran hidung akibat terpapar alergen (pemicu reaksi alergi).

    Alergi sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal. Beberapa orang mungkin mengalami alergi di musim-musim tertentu, seperti musim hujan. Ada pula yang tidak tahan dengan debu dan tubuhnya mengalami reaksi alergi, termasuk gejala hidung berair.

    4. Influenza

    Penyebab lain yang paling umum dari hidung meler adalah kemungkinan Anda mengalami influenza alias flu.

    Flu disebabkan oleh infeksi virus influenza. Virus ini bisa menyerang sistem pernapasan secara keseluruhan, yang meliputi hidung, tenggorokan, serta paru-paru.

    Akibat infeksi tersebut, peradangan dan pembengkakan dapat terjadi di lapisan lendir pada saluran hidung. Inilah mengapa Anda merasakan gejala ingusan atau bahkan hidung tersumbat.

    Biasanya, flu disertai juga dengan gejala demam tinggi, batuk kering, serta sakit tenggorokan.

    5. Sinusitis

    Sinusitis adalah peradangan yang terjadi di sinus, yaitu rongga yang terdapat di beberapa bagian tulang wajah manusia. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.

    Ketika Anda terkena sinusitis, Anda mungkin juga akan merasakan gejala-gejala seperti sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, serta mata berair.

    6. Polip hidung

    Pertumbuhan jaringan di dalam saluran hidung Anda bisa juga menjadi pemicu hidung meler terus menerus. Jaringan ini disebut dengan polip hidung.

    Polip hidung disebabkan oleh peradangan dan pembengkakan di dinding saluran hidung, sehingga timbul jaringan-jaringan kecil yang menyumbat bagian dalam hidung Anda.

    7. Kebocoran cairan otak

    Dalam kasus yang langka, hidung berair terus menerus, bahkan berlangsung selama bertahun-tahun, bisa jadi disebabkan oleh kebocoran cairan otak. Kondisi ini disebut dengan istilah cerebrospinal fluid (CSF) leak.

    Selain hidung meler, ada gejala lain pada kebocoran cairan otak yang perlu diwaspadai, misalnya:

    • Sakit kepala
    • Telinga berdenging
    • Gangguan penglihatan; mata sakit dan pandangan kabur
    • Leher kaku
    • Mual dan muntah
    • Kejang

    Kebocoran cairan serebrospinal pada otak disebabkan oleh robekan di jaringan lunak yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang yang disebut durameter. Cairan yang keluar tersebut menyebabkan penurunan volume dan memberi tekanan pada otak. Akhirnya cairan ini dapat mengalir ke hidung, telinga, atau bagian belakang tenggorokan.

    Rata-rata orang yang mengalami kondisi ini pernah mengalami trauma di kepala, operasi di kepala, atau memiliki tumor di otak.

    Cara mengatasi hidung meler

    Ada beberapa tips mudah yang bisa Anda lakukan di rumah untuk mengurangi hidung Anda yang berair dengan cara-cara berikut ini.

    1. Minum air

    Menjaga tubuh tetap terhidrasi saat hidung meler merupakan cara yang mudah dilakukan. Cairan yang Anda minum membantu mengencerkan lendir agar bisa mengurangi tekanan pada sinus, sehingga iritasi dan peradangan ikut berkurang. Bukan hanya dengan minum air putih, Anda bisa mendapatkan asupan cairan dengan minum jus atau makan sup.

    Memilih minuman yang hangat lebih baik daripada yang dingin. Teh herbal panas dari campuran jahe, kamomil, daun mint, atau jelatang bisa menjadi pilihan Anda. Sebab teh ini memiliki kandungan dekongestan ringan dan bila Anda hirup uap dari minuman ini membantu melegakan hidung Anda yang tersumbat oleh ingus.

    2. Menghirup uap

    Menghirup uap panas telah terbukti membantu mengatasi hidung meler. Sebuah studi dari Journal of Dental and Medical Sciences menyimpulkan bahwa inhalasi uap cukup efektif untuk pasien flu biasa. Ini mengurangi waktu pemulihan penyakit sekitar satu minggu lebih cepat dibanding dengan tidak menghirup uap sama sekali.

    Selain dengan menghirup minuman hangat, Anda bisa menghirup uap dari air hangat yang Anda letakkan dalam wadah. Anda bisa menambahkan beberapa tetesan minyak esensial dekongestan agar uap bekerja lebih baik mengatasi hidung Anda yang ingusan.

    Menggunakan humidifier (alat pelembap udara) di dalam kamar juga membantu meringankan hidung Anda yang ingusan. Mesin tersebut mengubah air menjadi uap air yang perlahan mengisi udara. Ketika dihirup, ini akan mengencerkan lendir dan membantu mengosongkan cairan di hidung Anda yang berlebih sehingga pernapasan kembali normal.

    Mandi dengan air panas sama efeknya dengan menghirup uap panas. Bahkan dapat membantu pernapasan Anda kembali normal walaupun sementara. Caranya dengan atur suhu panas air yang sesuai, letakkan handuk di atas kepala Anda saat airnya mengalir. Kemudian, tarik napas dalam-dalam. Akan tetapi, jangan mandi terlalu lama karena bisa membuat badan menggigil serta kulit kering.

    3. Memakai semprotan garam

    Membuat larutan garam dapat meningkatkan kelembapan hidung dan mengencerkan lendir, sehingga baik untuk mengatasi hidung meler. Namun, Anda perlu saran dan petunjuk dari dokter untuk membuat semprotan garam ini. Semprotan ini tidak boleh digunakan lebih dari tiga hari dan digunakan bersamaan dengan obat lain.

    Cara membuat semprotan garam:

    • Siapkan wadah kedap udara
    • Campur tiga sendok teh garam bebas idioda dan satu sendok teh baking soda.
    • Beri matang yang steril bukan air keran atau air suling
    • Pindahkan larutan pada neti pot

    Pertama, miringkan kepala sedikit ke satu sisi, bagian moncong neti pot tempatkan di salah lubang hidung. Biarkan larutan garam masuk dari rongga hidung dan keluar dari lubang hidung lainnya.

    4. Membersihkan ingus dengan benar

    Daripada Anda menyedot kembali ingus Anda yang terus keluar dan membawa tambahan bakteri dari udara yang Anda hirup, memang lebih baik untuk mengeluarkannya. Namun, pastikan Anda melakukannya dengan cara yang benar.

    Kunci utama dari mengeluarkan ingus dengan benar adalah melakukannya secara perlahan. Terlalu kencang membuang ingus ternyata tidak membuat Anda cepat pulih, melainkan menimbulkan masalah hidung lainnya.

    Tekan satu jari pada sisi lubang hidung, lalu keluarkan ingus dengan lembut, lakukan sebaliknya untuk membersih lubang hidung satunya.

    5. Minum obat

    Salah satu cara mengeluarkan ingus dengan benar agar terbebas dari hidung tersumbat adalah menggunakan bantuan dari obat dekongestan atau antihistamin.

    Kedua obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter ini membantu mengurangi hidung tersumbat dan lendir yang menumpuk berlebih.

    Dekongestan, seperti pseudoephedrine, dapat mengecilkan pembuluh darah yang melebar pada lapisan hidung yang meradang. Pengecilan pembuluh darah tersebut yang mengurangi jumlah lendir yang dihasilkan. Sementara itu, antihistamin cocok untuk Anda yang sering mengalami alergi karena obat ini bisa menghambat timbulnya reaksi alergi dalam tubuh.

    Mengatasi hidung meler dengan benar diperlukan agar Anda lebih cepat terbebas dari sensasi tidak nyaman di hidung. Namun, jika hidung Anda masih tidak kunjung membaik setelah mencoba cara-cara di atas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan perawatan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan