backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Terlalu Lama Tidur Siang Memicu Penyakit Jantung

Ditinjau secara medis oleh dr. Satya Setiadi · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 23/12/2021

    Terlalu Lama Tidur Siang Memicu Penyakit Jantung

    Cukup tidur adalah salah satu kunci dalam kesehatan. Akan tetapi, baru-baru ini penelitian mengusulkan bahwa terlalu lama tidur siang bisa jadi tidak berefek baik pada kesehatan Anda. Penelitian dari Jepang ini menunjukkan bahwa terlalu lama tidur siang atau merasa sangat mengantuk di siang hari bisa jadi berhubungan dengan meningkatnya risiko dari berbagai macam masalah kesehatan seperti sindrom metabolik, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. Yang termasuk kondisi sindrom metabolik termasuk tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, kadar gula darah yang tinggi, dan lemak berlebih di sekitar pinggang.

    Hasil penelitian menunjukkan risiko tidur siang terlalu lama

    Para peneliti dari University of Tokyo ini mengadakan eksperimen yang yang melibatkan 307.237 orang. Para peneliti menganalisis 21 penelitian yang melibatkan orang-orang yang berasal dari belahan dunia barat dan timur. Para peserta dari eksperimen ini harus menjawab pertanyaan seperti:

    • “Apakah Anda sering merasa ngantuk di siang hari?”
    • “Apakah Anda sering tidur siang?”

    Para peneliti membandingkan jawaban-jawaban dari peserta dengan riwayat sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan obesitas dari peserta. Hasilnya, terdapat tiga risiko utama dari durasi tidur siang yang terlalu panjang, yaitu:

    1. Diabetes tipe 2

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa memang terlalu lama tidur siang atau sering merasa ngantuk di siang hari berhubungan dengan diabetes tipe 2. Tidur siang lebih dari 1 jam akan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 46%, sedangkan bila Anda selalu merasa sangat lelah di siang hari, risiko terkena diabetes tipe 2 meningkat hingga 56%. Hasil penelitian ini sudah dipresentasikan di Annual Meeting of the European Association for the Study of Diabetes tahun 2015 lalu.

    2. Sindrom metabolik

    Hasil dari penelitian yang dipresentasikan di American College of Cardiology’s 65th Annual Scientific Session ini menunjukkan bahwa terlalu lama tidur siang berhubungan dengan meningkatnya risiko sindrom metabolik. Tidur siang kurang dari 40 menit tidak menyebabkan meningkatnya risiko terkena sindrom metabolik. Akan tetapi, risiko mulai meningkat bila orang tersebut tidur siang lebih dari 40 menit. Faktanya, orang yang tidur siang selama 1,5-3 jam memiliki kenaikan risiko terkena sindrom metabolik hingga 50%. Menariknya, peneliti melihat bahwa risiko dari sindrom metabolik ini menurun jika waktu tidur siang orang tersebut kurang dari 30 menit.

    3. Penyakit jantung

    Para peneliti juga menunjukkan hasil bahwa tidur siang lebih dari 1 jam akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung sebanyak 82% dan, meningkatkan risiko kematian 27% .

    Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan

    Para peneliti yang tergabung di penelitian ini mengatakan bahwa masih diperlukan riset lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil penelitian ini. Para peneliti menganjurkan bahwa penelitian selanjutnya harus difokuskan untuk mencari tahu apakah ada keuntungan pada kesehatan jantung bila tidur siang dalam jangka waktu sebentar. Selain itu, perlu juga penelitian untuk melihat bagaimana mekanisme antara terlalu lama tidur siang, ngantuk di siang hari, dan sindrom metabolik bisa berhubungan satu dengan yang lain.

    Bisa juga untuk ke depannya, para peneliti melihat apakah ada risiko penyakit lain akibat terlalu lama tidur siang. Meskipun penelitian ini dilakukan berdasarkan data dari 300.000 orang, tetap saja data tersebut tidak mempresentasikan seluruh populasi dunia. Data ini juga sangat bergantung dengan penilaian orang sendiri yang subjektif, bukan penilaian secara objektif di laboratorium dengan sleep tracker.

    Tidur siang adalah hal yang lazim dilakukan di seluruh belahan dunia. Jadi, menemukan hubungan antara lamanya tidur siang dengan berbagai macam penyakit seperti sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung bisa jadi menawarkan strategi-strategi baru dalam pengobatan penyakit-penyakit tersebut. Apalagi saat ini jumlah orang yang mengidap penyakit metabolisme sedang meningkat di seluruh dunia.

    Jadi, berapa lama waktu tidur siang terbaik?

    Peneliti mengatakan bahwa memang tidur adalah salah satu komponen penting di dalam gaya hidup sehat, termasuk pola makan dan olahraga. Tidur siang dalam jangka waktu sebentar memang memberikan efek yang baik untuk kesehatan. Akan tetapi, sampai sekarang belum diketahui apa mekanisme yang membuat tidur siang itu bermanfaat.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang tidur siang maksimal 40 menit tidak menunjukkan peningkatan terhadap risiko terkena sindrom metabolik, diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Lebih lanjut, risiko semakin menurun bila tidur siang tidak lebih dari 30 menit.

    Meskipun teori ini memang membutuhkan penelitian lebih lanjut, tetapi The National Sleep Foundation sudah mengambil langkah menyikapi penemuan ini. Mereka merekomendasikan jangka waktu tidur siang terbaik yang dapat meningkatkan ketajaman performa Anda adalah 20-30 menit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Satya Setiadi

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 23/12/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan