backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Risiko yang Mungkin Anda Hadapi Setelah Cinta Satu Malam

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 08/07/2021

    3 Risiko yang Mungkin Anda Hadapi Setelah Cinta Satu Malam

    Seks adalah kebutuhan, juga merupakan bagian penting dari sebuah hubungan romantis antar dua insan. Tapi tidak semua orang memiliki kemewahan untuk mencintai dan dicintai orang lain. Maka di saat banyak pasangan sejoli bisa leluasa merencanakan waktu yang tepat untuk bercumbu, lain ceritanya dengan para lajang di luaran sana. Maraknya aplikasi cari jodoh, membuat banyak orang bisa bebas berpetualang mencari teman kencan cinta satu malam sebagai cara kilat pemenuhan kepuasan birahi.

    Cinta satu malam (one night stand) adalah istilah populer untuk menggambarkan hubungan seks dengan orang asing atau orang yang baru dikenal tanpa adanya ikatan hubungan. Tapi di lain kali begitu tergoda untuk swipe kanan, ada baiknya untuk Anda pikir seribu kali dulu sebelum terbutakan oleh nafsu. Cinta satu malam tidak luput dari risiko dan bahayanya tersendiri.

    Apa saja risiko dan bahaya dari cinta satu malam?

    Berikut kemungkinan risiko bila Anda menjalani cinta satu malam.

    1. Terbawa perasaan

    Ajakan untuk bercinta satu malam tanpa disadari bisa menggenjot kepercayaan diri semu. Masing-masing pihak merasa tersanjung dan bangga karena menjadi unggulan dari banyak pilihan — sosok yang paling menarik dan diidamkan.

    Padahal, meski pahit untuk didengar, baik pria dan wanita sama-sama memilih untuk tidak memedulikan standar “pasangan ideal” yang mereka pegang teguh hanya demi memperoleh kepuasan seksual sementara.

    Setelah menyadari bahwa teman kencan satu malam Anda bukanlah pasangan ideal yang Anda cari selama ini, pada akhirnya Anda justru merasa kalut.

    Ini karena Anda diselimuti oleh rasa bersalah, malu, atau menyesal telah membuang-buang kesempatan untuk menemukan pasangan yang ideal.

    Di sisi lain, perempuan punya lebih banyak yang dipertaruhkan. Bagi perempuan, risiko hamil atau kehilangan keperawanan menjadi sebuah tanggung jawab besar yang harus dipikulnya setelah cinta satu malam; sementara laki-laki hampir tidak memiliki tanggung jawab moral apapun.

    2. Penyakit menular seksual

    Cinta satu malam erat kaitannya dengan hubungan seks tanpa kondom. Selain itu, pada dasarnya Anda berdua tidak tahu menahu soal detil kondisi kesehatan satu sama lain.

    Karena jangankan status kesehatan, bahkan nama lengkap, alamat, dan pekerjaan saja mungkin tak pernah menjadi topik obrolan.

    Dengan demikian, cinta satu malam dengan orang yang baru dikenal sangat berpotensi untuk membuka gerbang penyebaran sejumlah penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, HPV, hingga HIV.

    Anda juga masih berisiko besar untuk terkena penyakit menular seksual meski Anda telah menggunakan kondom, karena kondom bisa robek saat terbawa suasana atau karena cara pemakaiannya yang tidak tepat.

    3. Risiko kehamilan lebih tinggi

    Penelitian terbitan jurnal Evolutionary Psychological Science tahun 2015 melaporkan bahwa pria akan memproduksi sel sperma yang berkualitas lebih baik ketika bertemu dengan sosok perempuan yang baru dikenalnya.

    Tanpa disadari, laki-laki cenderung menghemat jumlah sperma yang diproduksi ketika berhubungan seks dengan wanita yang sudah saling mengenal cukup lama.

    Rasa kedekatan dan terbiasa ini membuat pria sudah tidak lagi merasakan desakan atau insting untuk menanamkan spermanya dalam rahim perempuan tersebut.

    Sementara itu, ketika bertemu dengan wanita yang belum pernah ditemuinya, muncul naluri bawah sadar untuk bereproduksi.

    Ia pun jadi lebih cepat berejakulasi, dan sperma yang dihasilkan jauh lebih gesit, banyak, dan tangguh.

    Ini membuat risiko kehamilan yang tidak diinginkan jadi berlipat ganda, terlebih lagi cinta satu malam notabene dilakukan tanpa perlindungan kondom atau metode kontrasepsi lainnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 08/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan