backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Risiko Kesehatan bagi Wanita yang Kerja Malam

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 02/03/2022

    Risiko Kesehatan bagi Wanita yang Kerja Malam

    Bekerja pada malam hari tentu memiliki banyak dampak negatif. Namun terkadang pekerjaan menuntut kita untuk bekerja di malam hari, terutama jika profesi Anda pilot, petugas keamanan, petugas di rumah sakit, penjaga toko 24 jam, karyawan di bar dan kafe yang buka malam, dan sebagainya. Bagi mereka yang bekerja di malam hari, tentunya mereka akan kekurangan waktu untuk beristirahat. Walaupun ada beberapa dari mereka tidur selama 6-8 jam di siang harinya dan merasa telah hidup dengan normal namun hal tersebut tentu tidak akan normal bagi tubuh mereka.

    Siklus tubuh manusia

    Dalam menjalankan sistemnya, tubuh manusia akan secara alamiah bekerja sesuai siklus. Berdasarkan sebuah penelitian ekstensif tentang siklus fisiologi, proses pencernaan terdiri dari tiga siklus yang didasarkan pada tiga fungsi tubuh, yaitu menyerap sari-sari makanan, mencerna makanan, dan membuang sampah-sampah makanan. Meskipun ketiga fungsi tersebut bekerja aktif secara bersamaan, namun mereka masing-masing akan bekerja secara intensif selama delapan jam di waktu tertentu.

    1. Pukul 12.00-20.00 terjadi proses pencernaan

    Sepanjang siklus ini merupakan saat yang tepat untuk mengisi lambung dengan makanan padat. Jika pada siklus ini perut Anda tidak diisi, maka Anda akan merasa sangat lapar.

    2. Pukul 20.00-04.00 terjadi proses penyerapan

    Sepanjang siklus ini terjadi proses penyerapan sebagian besar zat-zat makanan yang sudah tercerna dan pembagian zat-zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Karena itu, tidur terlambat atau makan larut malam dapat mengurangi pasokan energi yang diperlukan untuk proses penyerapan. Hambatan pada salah satu siklus dapat mengacaukan siklus-siklus berikutnya.

    3. Pukul 04.00-12.00 terjadi proses pembuangan

    Pada tahap ini, ampas akan banyak dikeluarkan, sehingga banyak orang yang merasa tidak memiliki nafsu makan pada pagi hari. Hal tersebut sangatlah alami, karena tubuh sedang mengalami siklus pembuangan. Tubuh tidak terlalu memerlukan makanan padat seperti nasi dan daging yang sulit dicerna dalam kurun waktu tersebut, justru dengan memakan makanan yang sulit dicerna tubuh akan kekurangan energi untuk proses pembuangan.

    Apa akibatnya jika siklus tubuh kita terbalik?

    Bekerja shift malam membuat siklus tubuh kita tidak mengikuti siklus normal. Yang seharusnya jadi waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan melakukan penyerapan makanan pukul 20.00 hingga 04.00, malah kita pergunakan untuk beraktivitas, dan bahkan makan. Sebaliknya, di jam-jam saat tubuh seharusnya melakukan pembuangan atau pencernaan, kita malah tidur.

    Apa pengaruhnya bagi tubuh?

    1. Gangguan tidur

    Sekitar 10% pekerja yang bekerja pada malam hari memiliki gangguan tidur, termasuk insomnia, mengantuk berlebihan, dan mengalami kesulitan untuk tetap terjaga di tempat kerja. Dr. Charles Samuels, direktur medis Centre for Sleep and Human Performance di Calgary, menyatakan bahwa pekerja shift merupakan orang yang hak tidurnya dirampas. Meski mereka bisa mengubah jadwal tidur menjadi pagi atau siang hari, tetap saja akan sangat sulit karena hal itu bertentangan dengan jam tubuh.

    2. Berisiko diabetes tipe 2

    Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Occupational & Environmental Medicine terhadap 226.652 partisipan, mereka yang bekerja malam hari memiliki risiko 1.09 kali lebih besar mengidap diabetes. Lalu, studi berikutnya dalam jurnal PLoS Medicine memperlihatkan bahwa pekerja yang memiliki waktu kerja shift berisiko mengidap diabetes tipe 2, hal itu disebabkan oleh dampak pergantian waktu terhadap aktivitas insulin yang menyebabkan naiknya gula darah dalam tubuh.

    3. Obesitas jangka panjang

    Tidur terlalu sebentar atau tidur tidak sesuai dengan jam tubuh akan menyebabkan obesitas, seperti yang dihasilkan oleh penelitian di Bringham and Women’s Hospital. Karena pekerja malam sering memiliki waktu sulit tidur di siang hari, maka mereka menghadapi dua gangguan sirkadian karena bekerja di malam hari dan kurang tidur pada siang hari. Obesitas terjadi karena adanya penurunan leptin (hormon yang mengatur berat badan) dan dapat mengakibatkan peningkatan selera makan dua kali lipat sekaligus peningkatan kadar gula darah akibat berubahnya aktivitas insulin.

    4. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung

    Bekerja pada malam hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada British Medical Journal. Penelitian melibatkan 34 studi, dan hasilnya memperlihatkan bahwa pekerja yang bekerja pada malam hari memiliki risiko 7% terkena serangan jantung, 1,6% stroke iskemik, dan 7,3% jantung koroner.

    Bagaimana dampaknya untuk wanita?

    Sebuah studi dari Denmark menemukan, mereka yang bekerja malam hari memiliki risiko keguguran 85% lebih tinggi daripada pekerja normal. Bahkan, sebuah riset tahun 2010 di Italia memperlihatkan hubungan antara bekerja shift, risiko kelahiran dini, dan berat bayi lahir rendah.

    Menurut data yang dikumpulkan dari US Nurses Health Study yang melibatkan 240.000 perawat dan diamati selama 30 tahun, menunjukkan, perempuan yang bekerja shift malam selama beberapa tahun memiliki risiko lebih tinggi mengidap kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker endometrium.

    Bagaimana cara mencegah efek buruk kerja malam?

    Jika Anda sedang hamil, perhatikan kecukupan waktu tidur dan berat badan Anda. Minta bantuan tenaga ahli jika Anda kurang mendapatkan waktu tidur atau mengalami kesulitan tidur. Dan, jika Anda bekerja malam selama beberapa tahun, bicara dengan dokter tentang kemungkinan untuk mengonsumsi suplemen melatonin. Suplemen ini cenderung aman, tetapi cukup kompleks dan Anda membutuhkan bimbingan seorang pakar untuk menggunakannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 02/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan