backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Tanda Anda Terjebak di Dalam Toxic Relationship, Plus Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    5 Tanda Anda Terjebak di Dalam Toxic Relationship, Plus Cara Mengatasinya

    Tidak semua orang yang menjalani hubungan menyadari kalau hubungannya tersebut tidak berjalan bahagia. Hal ini membuat mereka yang sudah terjerat, sulit untuk keluar dari hubungan yang toxic. Arti dari toxic relationship sesuai dengan sebutannya, yakni “meracuni’ kesejahteraan fisik dan mental Anda diam-diam. Itulah sebabnya, penting bagi Anda untuk mengenali tanda apa saja yang muncul dari toxic relationship agar bisa segera melepaskan diri.

    Tanda Anda terjebak dalam hubungan toxic

    pasangan mengancam putus

    Hubungan asmara bisa dikatakan “sehat’ juga bisa sebaliknya tidak sehat. Hubungan asmara yang sehat artinya kedekatan yang Anda jalin dengan pasangan memberikan kenyamanan dan kebahagiaan ketimbang stres. Ini berbanding terbalik dengan toxic relationship. atau juga Anda kenal dengan hubungan asmara yang tidak bahagia.

    Hubungan asmara yang dapat dikatakan toxic adalah ketika kedua pihak tidak saling mendukung, tidak saling menghormati, dan tidak memiliki kebersamaan. Ketika ada konflik, salah satu pasangan justru berusaha untuk merusak atau merendahkan pasangannya. Hubungan ini sangat beracun karena bisa menguras tenaga dan pikiran, terutama yang menjadi korbannya.

    Berikut ini adalah ciri-ciri Anda berada di dalam hubungan yang toxic (toxic relationship):

    1. Merasa gagal jadi diri sendiri

    Tanda pertama yang bisa dikenali ketika seseorang berada dalam toxic relationship adalah tidak menjadi diri sendiri. Anda sulit menjadi dan menerima diri sendiri akibat terus-terusan dibombardir kritikan pedas oleh pasangan yang merusak kepercayaan dan harga diri.

    Tanda yang berikutnya, Anda bahkan tidak merasa bisa untuk berbicara atau terbuka padanya. Jika Anda yang dulu bahagia dan penuh energi sekarang justru lebih banyak diam dan cepat pasrah.

    Apabila saat ini Anda sedang mengalami hal ini, coba telaah kembali. Hubungan asmara yang sehat adalah yang saling mendukung, membahagiakan, dan tentu saja membuat Anda bebas menjadi diri sendiri.

    2. Tidak pernah bisa berkomunikasi dengan baik

    Setiap konflik dan perdebatan yang ada dalam hubungan idealnya diselesaikan melalui komunikasi yang baik dengan pasangan.

    Sekarang coba ingat-ingat, apakah Anda dan pasangan melakukan hal itu? Jika pasangan justru tak ingin membahasnya hingga melakukan kekerasan emosional, Anda perlu hati-hati karena ini bisa jadi Anda menjalani hubungan yang toxic.

    Apabila untuk hal sepele dan remeh pasangan meluapkannya dengan cara yang kasar, sebaiknya pikirkan kembali kualitas hubungan Anda. Pasalnya, komunikasi dan negosiasi menjadi aspek penting dalam sebuah hubungan.

    3. Selalu dikendalikan oleh pasangan

    Salah satu tanda utama dari toxic relationship yaitu ketika salah satu pasangan sangat mengendalikan atau suka mengatur.

    Anda bahkan tak bisa lagi leluasa bergaul dengan teman, keluarga, dan siapa pun orang yang ditemui selain pasangan. Bahkan, pasangan bisa sampai membuat daftar hal apa saja yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan.

    Meski terlihat jelas, sayangnya banyak yang tak sadar bahwa dirinya telah dikendalikan dan masuk dalam jeratan toxic relationship.

    Banyak yang menganggap bahwa pasangannya melakukan hal ini karena terlalu cinta. Padahal, tidak ada cinta yang diwujudkan dengan cara mengendalikan Anda secara tidak sehat.

    4. Sulit untuk berkembang

    Sudah menjadi hak setiap orang untuk tumbuh dan belajar setiap hari. Dalam hubungan yang sehat, pasangan biasanya akan mendukung dan mendorong Anda untuk menunjukkan sisi terbaik dalam diri.

    Sayangnya dalam hubungan yang toxic, ciri-ciri yang muncul justru sebaliknya. Perkembangan diri Anda dan keinginan untuk belajar justru dipandang sebagai ancaman.

    Sebagai contoh, ketika Anda mengutarakan keinginan untuk les masak pasangan justru meremehkan. Pasangan mungkin mengatakan bahwa Anda tidak akan pernah bisa meski belajar bertahun-tahun.

    Padahal pasangan yang baik adalah yang menyemangati dan mendukung selama hal itu baik untuk Anda ke depannya.

    5. Orangtua dan teman tidak menyetujui hubungan Anda

    Ketika seseorang dimabuk asmara sering kali logikanya tertutup oleh perasaan. Perasaan yang begitu besar membuat seseorang selalu memaklumi semua kesalahan yang dilakukan pasangannya tanpa perlu diperbaiki.

    Ketika Anda tidak bisa melihat hal ini sebagai hal yang kurang sehat, orangtua dan teman terdekat biasanya mampu melihatnya. Orang-orang di luar hubungan Anda biasanya dapat melihat dan menilai tanda toxic relationship yang tidak disadari.

    Jika orangtua atau teman terdekat pernah mengkritik hubungan Anda hingga tak merestuinya, coba pikirkan baik-baik. Jangan justru bersikap defensif atau menolak mentah-mentah apa yang mereka katakan.

    Mereka melakukan hal itu karena menyadari tanda bahayanya dan menyayangi Anda. Setelah “dibangunkan’ oleh orang sekitar, kini saatnya Anda mendengarkan kata hati untuk menilai apakah hubungan ini layak diteruskan atau tidak.

    Dampak buruk dari hubungan toxic

    dbd saat hamil trauma masa kecil hubungan asmara

    Disadari atau tidak, ternyata toxic relationship memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Hubungan yang tidak sehat sangat mungkin membuat seseorang tidak bahagia dan terus berhadapan dengan stres yang tidak berujung. Akibatnya, bukan hanya kesehatan mental saja yang memburuk, fisik pun juga menjadi sasaran.

    Dilansir dari situs yang dikelola oleh University of Southern California, hubungan yang toxic membuat seseorang berisiko tinggi mengalami penyakit jantung. Ini karena hubungan yang tidak bahagia membuat seseorang cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi, obesitas, dan mengalami perlambatan dalam proses penyembuhan luka.

    Tips jitu terlepas dari hubungan toxic

    hubungan asmara

    Hubungan yang tidak sehat bisa terjadi pada siapa saja, termasuk Anda. Untuk terlepas dari jeratan hubungan yang toxic dan ingin mengubah hubungan menjadi lebih baik, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini.

    Cobalah untuk menjalin kembali komunikasi yang lebih sehat dan tegas

    Komunikasi adalah kunci agar hubungan tetap langgeng, sekaligus untuk memperbaiki hubungan yang tidak sehat. Tetapi, ingat bahwa komunikasi ini tidak digunakan untuk saling menyalahkan. Alih-alih membuat hubungan lebih nyaman, komunikasi yang salah justru bisa menyulut api pertengkaran.

    Jikalau Anda dan pasangan berkomitmen ingin memperbaiki hubungan, cobalah untuk menjalin komunikasi dalam hubungan yang lebih intens namun tegas.

    Tujuannya, untuk saling membuka diri; membicarakan bagaimana perasaan Anda dan pasangan dari hati ke hati dalam menjalani hubungan tersebut. Anda juga bisa menyampaikan kritik pada pasangan agar menjadi lebih baik sekaligus menerima kritikan dari pasangan.

    Lewat cara ini, Anda akan tahu masalah yang dihadapi sekaligus memikirkan solusi terbaik untuk menyelesaikannya. Ingat selalu untuk tidak melontarkan kata-kata yang bisa menyakiti perasaan, merendahkan, maupun menyudutkan pasangan. Baik Anda atau pasangan harus bisa mengendalikan diri.

    Minta bantuan

    Jika Anda dan pasangan hanya menemukan jalan buntu untuk memperbaiki hubungan yang toxic. Jangan ragu untuk meminta bantuan pada sahabat, orangtua, atau psikolog. Jangan biarkan diri Anda tenggelam dalam masalah yang ujungnya bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik.

    Putuskan untuk keluar dari hubungan tersebut

    Bila Anda merasa pasangan tidak mau memperbaiki hubungan, keluar dari hubungan toxic ini adalah jalan terbaik. Anda mungkin butuh waktu untuk menilai apakah hubungan lebih baik diteruskan atau tidak. Pasalnya, jika memaksakan diri untuk menjalin hubungan yang toxic akan membuat Anda terus berada di siklus hubungan yang tidak sehat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan