Kasus tuberkulosis pada laki-laki 1,3 kali lebih banyak dibandingkan perempuan. Begitu pun pada data penyakit tuberkulosis pada masing-masing provinsi di seluruh Indonesia.
Kasus tuberkulosis terbanyak ditemukan pada kelompok usia 45-54 sebesar 14,2 %, diikuti kelompok usia produktif (25-34 tahun) yaitu sebesar 13,8%, dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 13,4 %.
Dari data tersebut dapat diartikan bahwa semua orang pada dasarnya bisa terjangkit tuberkulosis. Terutama untuk mereka yang memiliki faktor risiko penyebab TBC, seperti sistem imun lemah atau sering kontak dengan pasien.
3. Angka kejadian TBC di rutan dan lapas cukup tinggi
Kejadian penyakit TBC di Indonesia sangat tinggi terutama di perkotaan, tempat padat dan kumuh, serta lingkungan tempat kerja.
Namun, catatan WHO pada tahun 2014 menyebutkan bahwa kasus TBC di rutan dan lapas Indonesia bisa 11-81 kali lipat lebih tinggi daripada populasi umum. Pada tahun 2012 terdapat 1,9% populasi tahanan rutan Indonesia yang terinfeksi TB. Angka ini meningkat menjadi 4,3% pada tahun 2013 dan 4,7% pada tahun 2014.
Bakteri penyebab TBC bisa hidup tahan lama di ruangan berkondisi gelap, lembap, dingin, dan tidak memiliki ventilasi yang baik. Situasi inilah yang terjadi pada kebanyakan lapas dan rutan di Indonesia. Indonesia hanya memiliki 463 rutan yang cukup untuk menampung 105 ribu tahanan. Namun kenyataannya, lapas di Tanah Air diisi hingga 160 ribu orang, alias sangat melebihi kapasitas.
Para tahanan yang terduga TBC tidak dikarantina dalam ruangan khusus. Oleh karena itu, angka penularan TBC di lapas terus mengalami peningkatan.
4. DKI Jakarta menempati provinsi dengan kasus TBC terlapor tertinggi
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar