backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Pilihan Pengobatan Stroke yang Efektif dan Aman

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 26/08/2022

    Pilihan Pengobatan Stroke yang Efektif dan Aman

    Penyakit stroke yang disebabkan oleh terhambatnya atau berkurangnya pasokan darah ke dalam otak dapat diobati dengan beberapa cara. Namun, pengobatan stroke perlu dilakukan secepat mungkin. Semakin cepat pengobatan darurat dimulai, semakin besar peluang mencegah kerusakan permanen di otak.

    Menutut National Heart, Lung, and Blood Institute pengobatan yang efektif dilakukan bergantung pada jenis stroke yang menyerang pasien, apakah itu stroke iskemik atau stroke hemoragik.

    Pengobatan stroke iskemik

    Pengobatan stroke melalui injeksi

    Stoke iskemik adalah jenis stroke yang paling sering terjadi. Stroke ini disebabkan oleh peristiwa penyumbatan darah di otak.

    Penanganan darurat untuk stroke iskemik harus dimulai paling lambat 4,5 jam setelah serangan stroke terjadi.

    Pengobatan stroke yang dilakukan bertujuan untuk mengurai penyumbatan yang mengganggu aliran darah ke otak.

    1. Antiplatelet

    Saat pembuluh darah pecah, platelet atau keping-keping darah akan berusaha menutupi luka pada pembuluh darah dengan cara membekukan darah. Namun jika pembekuan darah terjadi pada pembuluh darah arteri maka akan berisiko memicu terjadinya stroke.

    Antiplatelet termasuk obat stroke pengencer darah. Obat ini berguna untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang disebabkan oleh keping-keping darah tersebut.

    Salah satu pengobatan stroke antiplatelet paling umum yang digunakan dokter dalam keadaan darurat adalah acetylsalicylic acid (ASA) atau yang lebih dikenal dengan aspirin. Selain telah terbukti efektif untuk mengencerkan darah, aspirin dapat membantu menyalurkan darah ke area yang terpengaruh.

    Namun, Anda atau anggota keluarga lainnya harus memberi tahu dokter jika pasien sudah dalam pengobatan aspirin untuk penyakit jantung atau penyakit lain.

    Namun, beberapa orang tidak bisa melakukan pengobatan stroke ini dikarenakan memiliki masalah pendarahan, alergi, atau memiliki pantangan medis tertentu. Selain aspirin, beberapa obat antiplatelet yang bisa digunakan lainnya adalah clopidogrel, dipyridamole dan ticlopidine.

    Penting untuk diketahui, jika Anda menggunakan obat pengencer darah untuk stroke, maka Anda berisiko akan mengalami pendarahan lebih cepat dari biasanya ketika terluka.

    2. Antikoagulan

    Jenis obat pengencer darah lainnya yang berguna menyembuhkan stroke adalah antikoagulan. Sama halnya dengan antiplatelet, pengobatan stroke melalui antikoagulan bertujuan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.

    Obat stroke ini biasa digunakan pada orang yang berisiko tinggi mengalami stroke. Antikoagulan yang digunakan untuk mengencerkan darah dan mengurangi risiko stroke ulang di masa depan adalah heparin dan warfarin yang diberikan secara oral. Pemberian obat stroke ini biasa dikontrol dengan pemeriksaan faktor pembekuan darah melalui pemeriksaan lab.

    Selain berfungsi sebagai obat pencegah stroke, apabila diberikan dalam dosis yang tepat maka dapat mengurangi kerusakan akut yang disebabkan oleh stroke.

    Akan tetapi antikoagulan juga bisa berbalik menyebabkan stroke apabila dikonsumsi dengan sembarang. Oleh karena itu, penggunaan obat ini sebaiknya selalu mengikuti anjuran dan berada di bawah pengawasan dokter.

    3. TPA (Tissue Plasminogen Activator)

    Dokter Anda mungkin juga memberikan obat lain untuk mengurai penyumbatan darah. Pengobatan stroke dilakukan dengan menyuntikan obat melalui tube tipis (kateter) ke pembuluh darah Anda.

    Obat yang paling umum digunakan untuk mengobati stroke adalah tissue plasminogen activator (TPA). Obat ini akan menghentikan stroke dengan menghentikan penyumbatan yang terjadi di otak.

    Obat ini sebaiknya segera diberikan dalam kurun waktu kurang dari 4,5 jam setelah gejala stroke muncul. 

    4. Embolektomi kateter

    Jika obat-obatan gagal mengurai penyumbatan darah, dan jika stroke berpusat pada satu area (akut), dokter akan melakukan pengobatan stroke melalui kateter untuk meraih penyumbatan dan mengangkatnya secara manual menggunakan alat khusus.

    Kateter dilewatkan melalui pembuluh darah menuju area tempat terjadinya penyumbatan. Penyumbatan tersebut kemudian diangkat menggunakan alat yang mirip pembuka tutup botol wine yang dipasang di ujung kateter, atau dengan obat pengurai sumbatan yang diberikan lewat kateter.

    5. Kraniotomi dekompresi

    Stroke yang parah dapat menyebabkan pembengkakan yang serius pada otak. Intervensi melalui operasi merupakan satu-satunya pengobatan stroke yang efektif dilakukan guna mencegah tejadinya dampak yang lebih parah.

    Prosedur operasi yang dilakukan adalah  kraniotomi dekompresi. Operasi ini berguna mencegah tekanan di dalam tengkorak membesar sampai tingkat yang membahayakan.

    Dalam prosedur ini, ahli bedah akan membuka sebagian kecil tengkorak pada area pembengkakan. Saat tekanan sudah hilang, bukaan ini akan dikembalikan.

    Pengobatan stroke hemoragik

    Tak seperti stroke iskemik, pengobatan stroke hemoragik tak melibatkan obat pengencer darah. Mengencerkan darah malah akan meningkatkan jumlah darah yang hilang dari otak.

    Jika Anda sudah berada dalam pengobatan dengan obat pengencer darah, dokter Anda mungkin akan memberikan obat lain untuk melawan efek ini atau memperlambat tekanan darah agar perdarahan di otak menjadi lebih lambat.

    1. Operasi

    Tergantung pada kerusakan pembuluh darah di otak, operasi mungkin dibutuhkan setelah Anda terserang stroke pendarahan. Pengobatan stroke melalui operasi tak hanya bisa memperbaiki kerusakan, tapi juga membantu mencegah masalah di masa depan.

    Namun, area yang diserang stroke harus berada cukup dekat dengan permukaan otak supaya ahli bedah dapat mengakses pembuluh darah tersebut. Jika dokter bedah dapat mengakses pembuluh darah yang terpengaruh tersebut, ia bisa mengangkatnya lewat operasi.

    Pengobatan stroke seperti ini dapat mengurangi risiko pecahnya pembuluh darah di masa depan. Namun, tergantung pada lokasi aneurisma, pengangkatan lewat operasi ini mungkin tak dapat dilakukan.

    2. Coiling

    Jika arteri yang rusak tidak dapat diakses lewat operasi, kateterisasi adalah pilihan Anda. Menggunakan kateter, ahli beda akan menggunakan teknik bernama coiling atau embolisasi aneurisma.

    Setelah ahli bedah menemukan pembuluh yang pecah, ia akan melepaskan gulungan kawat ke area tersebut. Kawat ini terbuat dari platinum lembut, ukurannya lebih kecil dari sehelai rambut. Kawat ini akan berfungsi sebagai jaring untuk penggumpalan darah dan menutup lubang dari arteri lain.

    3. Pemangkasan aneurisma

    Dokter mungkin merekomendasikan pengobatan stroke lain seperti memangkas aneurisma Anda. Prosedur ini dilakukan dengan memasang penjepit secara permanen untuk mencegah perdarahan lebih lanjut atau bahkan pecahnya pembuluh darah.

    Pemangkasan aneurisma adalah tindakan bedah dan biasanya hanya disarankan jika coiling diperkirakan tidak akan efektif. Pemangkasan adalah tindakan yang lebih invasif dibandingkan coiling.

    4. Rehabilitasi setelah stroke

    Pengobatan bisa jadi masih berlangsung setelah masa penyembuhan stroke. Hal ini bergantung pada sejauh apa kerusakannya dan bagian mana dari otak Anda yang terkena serangan.

    Misalnya, jika stroke terjadi di bagian kanan otak, Anda mungkin membutuhkan rehabilitasi fisik yang fokus pada berjalan naik turun tangga, berpakaian sendiri, atau menyuap makanan ke mulut, karena bagian kanan otak mengontrol fungsi visual-spasial.

    Anda juga mungkin harus menjalani rehabilitasi atau tindakan korektif untuk membantu pernapasan, penglihatan, kontrol usus dan kandung kemih, berbicara, dan masalah lainnya.

    Pencegahan stroke lanjutan

    Setelah melakukan pengobatan stroke, dokter akan mengevaluasi kesehatan pembuluh darah Anda. Beberapa langkah pencegahan juga akan disarankan pada Anda untuk mencegah terjadinya stroke lanjutan.

    1. Perubahan gaya hidup

    Pencegahan pasca-stroke umumnya fokus pada peningkatan kesehatan jantung. Ini berarti menurunkan tekanan darah atau mengelola kolesterol dan asam lemak (lipid) dengan menghindari beberapa jenis makanan. Anda mungkin perlu menggabungkan olahraga, diet sehat, dan obat-obatan.

    2. Endarterektomi karotid

    Endarterektomi karotid merupakan operasi yang dilakukan pada pasien yang menunjukkan gejala mirip stroke seperti transient ischemic stroke (TIA) atau dikenal dengan sebutan stroke ringan. Dalam prosedur ini, ahli bedah akan mengangkat plak dan penyumbatan darah dari pembuluh pada leher Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 26/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan