backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Stroke Pada Bayi Baru Lahir

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 27/05/2021

    Stroke Pada Bayi Baru Lahir

    Kebanyakan orang berpikir stroke adalah penyakit untuk usia tua. Tetapi bayi baru lahir juga memiliki risiko tinggi stroke seperti orang lanjut usia. Stroke pada 28 hari pertama kehidupan lebih umum terjadi dari yang disadari banyak orang. Ironisnya, stroke dalam kelompok usia sangat muda ini smasih belum disadari banyak orang dan akhirnya tidak terobati.

    Apa itu stroke dan seberapa sering hal itu terjadi?

    Stroke adalah kondisi di mana aliran darah ke otak tiba-tiba berhenti atau menurun, cukup parah yang bisa menyebabkan kerusakan pada otak. Ada dua jenis stroke: iskemik dan hemoragik.

    Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak berkurang, biasanya karena pembekuan, yang disebut trombus, pada salah satu pembuluh darah di otak. Ada dua jenis stroke iskemik yang terjadi pada anak-anak, khususnya bayi baru lahir: trombosis sinovenous, di mana ada gumpalan di salah satu pembuluh darah di otak, dan stroke iskemik arteri, di mana pembekuan ada di dalam arteri otak.

    Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah dalam atau yang dekat dengan otak pecah, menyebabkan perdarahan dalam otak.

    Jenis-jenis stroke

    Insiden stroke pada bayi baru lahir sangat tinggi dibandingkan pada masa pertumbuhan bayi dan kanak-kanak. Trombosis sinovenous terjadi pada satu dari 6000 bayi baru lahir, stroke iskemik arteri pada satu dari 4000 bayi baru lahir, dan stroke hemoragik terjadi pada satu dari 4000 bayi baru lahir. Setelah melewati periode waktu baru lahir, risiko stroke menurun secara signifikan, dan tetap pada tingkat rendah hingga usia bertambah tua.

    Kenapa stroke terjadi pada bayi baru lahir?

    Pada kehamilan, protein berasal dari plasenta ibu ke janin, yang membantu untuk menurunkan risiko perdarahan. Namun, hal ini membuat janin berisiko tinggi mengalami pembekuan dan stroke. Terkadang pembekuan juga bisa terbentuk dalam plasenta dan bergerak ke dalam sirkulasi darah janin. Pembekuan ini mungkin bisa mencapai otak bayi dan menyebabkan stroke.

    Persalinan adalah salah satu momen yang berisiko terjadi stroke pada bayi baru lahir. Melahirkan dapat menyebabkan ketegangan yang luar biasa pada kepala bayi. Stres pada arteri dan vena di kepala bayi dapat menyebabkan pembentukan gumpalan dan stroke.

    Selain itu, bayi baru lahir memiliki darah lebih tebal daripada kita karena sel darah merahnya dua kali lipat lebih banyak dari orang dewasa, dan hal ini bisa mengarah pada pembekuan. Pada beberapa hari pertama setelah kelahiran, dehidrasi bisa menjadi masalah, yang juga bisa menyebabkan pembekuan darah.

    Apa saja gejala stroke pada bayi baru lahir?

    Stroke pada bayi baru lahir biasanya tidak menunjukkan gejala klinis, dan sering tidak disadari oleh karena itu tidak diobati sampai usia bayi jauh lebih tua. Gejala yang umum terlihat pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa adalah gangguan bicara, mati rasa pada salah satu sisi tubuh, atau ketidakseimbangan. Ini semua sulit bahkan tidak mungkin untuk dideteksi pada bayi baru lahir.

    Bayi baru lahir yang menunjukkan gejala, mayoritas mengalami kejang-kejang. Kejang-kejang adalah tanda stroke yang paling mudah diketahui pada kelompok usia ini. Gejala kejang-kejang terkadang sulit untuk dilihat pada bayi baru lahir, dan termasuk hal-hal berikut:

    • Gerakan wajah yang berulang, termasuk mengisap, mengunyah, atau gerakan mata
    • Gerakan mengayuh yang tidak biasa
    • Apnea, atau jeda dalam bernapas terkait dengan lambatnya detak jantung
    • Gerakan menyentak yang melibatkan otot-otot wajah, lidah, tangan, kaki, atau bagian lain
    • Otot menegang atau kaku
    • Gerakan menyentak pada salah satu lengan atau kaki atau seluruh tubuh.

    Salah satu tanda utama dari stroke pada orang dewasa adalah lemah pada salah satu sisi tubuh. Namun, otak pada bayi baru lahir belum dewasa dan gejala ini mungkin tidak terlihat.

    Umumnya sekitar 15% korban stroke pada bayi baru lahir menunjukkan sedikit pergerakan pada salah satu sisi tubuh mereka. Kelumpuhan salah satu sisi tubuh lebih mudah dilihat saat usia bayi sudah bertambah tua.

    Penggunaan hanya satu tangan adalah gejala stroke yang mungkin muncul beberapa waktu sekitar enam minggu sampai enam bulan awal kehidupan. Bayi lebih memilih menggunakan tangan kanan atau kiri dan berusaha menggapai sesuatu menggunakan salah satu tangan itu. Beberapa orangtua salah mengartikan hal tersebut sebagai perkembangan bayi, padahal itu merupakan tanda dari stroke. Pada anak-anak yang sehat, penggunaan hanya salah satu tangan tidak muncul sampai sekitar usia 12 bulan.

    Apa saja faktor pemicu stroke pada bayi baru lahir?

    Ada beberapa faktor yang bisa membuat bayi baru lahir memiliki risiko lebih tinggi terhadap stroke. Bila bayi baru lahir memiliki cacat lahir yang di antaranya terdapat lubang dalam jantung, mudah bagi gumpalan darah untuk melewati bagian tubuh lain, melalui jantung, dan ke otak. Bila ada riwayat keluarga memiliki masalah dengan pembekuan darah, faktor risiko akan lebih tinggi pada bayi baru lahir. Infeksi serius seperti sepsis dan meningitis bisa juga mengarah ke pembekuan darah. Faktor risiko lain yang sebelumnya sudah dideskripsikan seperti dehidrasi dan melahirkan.

    Bagaimana mendiagnosis stroke pada bayi baru lahir?

    Terkadang stroke bisa didiagnosis ketika bayi masih berada dalam rahim. Umumnya hal ini terjadi bila diduga memiliki cacat lahir dan sang ibu diberikan tes yang disebut fetal magnetic resonance imaging (MRI). MRI sangat efektif dalam mendeteksi stroke pada janin. Beberapa janin, bila strokenya berat, bisa dideteksi dengan USG normal selama masa kehamilan. Saat bayi lahir, pencitraan otak bisa dilakukan untuk mengkonfrmasi diagnosa.

    Selain itu, semua bayi baru lahir yang mengalami kejang-kejang harus melakukan tes USG dan CT kepala. Mereka juga mungkin melakukan MRI. MRI lebih sensitif tetapi tanda stroke apapun bisa dilihat melalui CT. idealnya, MRI akan dilakukan pertama kali, diikuti oleh tes lain yang disebut magnetic resonance arteriogram (MRA) dan magnetic resonance venogram (MRV), untuk melihat lebih detail pembuluh darah di otak.

    Bagaimana pengobatan stroke pada bayi baru lahir?

    Walaupun stroke bisa didiagnosis selama masa kehamilan, kondisi janin tidak bisa diobati sampai dia lahir. Saat bayi lahir, tidak mungkin untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke. Namun, terkadang obat yang disebut antikoagulan bisa diberikan untuk mencegah pembekuan semakin memburuk. Antikoagulan menurunkan kemampuan pembekuan darah. Bila bayi memiliki stroke iskemik, dan tidak ada bukti perdarahan pada otak, antikoagulan bisa digunakan untuk menghentkkan pembekuan menjadi lebih parah.

    Penelitian telah menunjukkan penggunaan antikoagulan aman dalam pengobatan sinovenous thrombosis tanpa perdarahan dalam otak. Hampir seperempat bayi baru lahir dengan jenis stroke ini yang tidak menerima antikoagulan pembekuan darahnya semakin memburuk.

    Di satu sisi, bayi baru lahir yang memiliki iskemik arteri stroke umumnya tidak memerlukan antikoagulan kecuali terdapat pembekuan darah pada jantung yang dapat naik ke otak.

    Bila bayi memiliki stroke hemoragik, yang berarti menandakan adanya perdarahan dalam otak, antikoagulan sebaiknya tidak digunakan karena akan membuat perdarahan semakin memburuk.

    Langkah apa yang perlu diperhatikan untuk mencegah stroke pada bayi baru lahir?

    Karena banyak stroke pada bayi baru lahir terjadi dalam kehamilan, setiap langkah pencegahan sebaiknya diambil untuk memastikan janin menerima aliran darah yang sehat selama dalam rahim. Calon ibu sebaiknya makan dengan benar, hindari rokok, dan dehidrasi.

    Bila calon ibu memiliki riwayat gangguan pembekuan, dia sebaiknya memeriksakan diri untuk melihat apakah dia membawa masalah genetik yang disebut faktor V Leiden, yang bisa menyebabkan pembekuan pada bayi. Bila dokter mengetahui bayi memiliki kondisi ini, mereka bisa mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menanganinya.

    Bila bayi memiliki banyak sel darah merah, yang bisa menimbulkan masalah selama kehamilan atau persalinan, penggumpalan cenderung berkembang pada bayi baru lahir. Stroke terkadang bisa dicegah pada bayi baru lahir dengan memberi mereka transfusi darah parsial di mana darah diencerkan dengan garam.

    Saat bayi lahir, dehidrasi terkadang bisa menyebabkan gumpalan. Periksakan bayi baru lahir Anda ke dokter bila Anda menyadari adanya tanda dehidrasi berikut:

    • Mulut kering
    • Ganti popok kurang dari enam kali sehari
    • Mata tidak berair dan cekung
    • Ubun-ubun cekung, yang merupakan ‘bagian lembut’ pada atas kepala bayi
    • Kulit kering

    Penting bagi orangtua untuk waspada akan stroke pada bayi baru lahir. Bila Anda berpikir ada sesuatu yang salah dengan bayi Anda, segera periksakan ke dokter. Jangan khawatir bila dianggap berlebihan. Lebih baik aman daripada menyesal nantinya. Bila dokter Anda setuju bahwa bayi Anda mengalami stroke, dokter akan merujuk bayi Anda ke dokter anak yang akan melakukan pemeriksaan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 27/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan