backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Obesitas Dapat Menyebabkan Serangan Jantung?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/07/2021

    Benarkah Obesitas Dapat Menyebabkan Serangan Jantung?

    Serangan jantung bisa dialami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, juga usia muda ataupun lebih tua. Namun, sebagian orang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung, termasuk orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Apa sebenarnya alasan obesitas menyebabkan atau sebagai penyebab serangan jantung. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Bagaimana obesitas menyebabkan serangan jantung?

    Obesitas kini menjadi momok bagi masyarakat modern, terutama masyarakat perkotaan. Berkembangnya ilmu pengetahuan, menyebabkan masyarakat mulai waspada dengan bahaya yang ditimbulkan dari kegemukan. Selain penampilan menjadi kurang menarik, ada deratan penyakit yang mengancam di belakangnya.

    Serangan jantung yang dulu hanya diderita oleh orang-orang tua, kini mulai mengancam generasi muda, yang masih gencar-gencarnya berkreasi dan mengekspresikan diri. Perubahan pola hidup, baik pola makan, aktivitas fisik, dan tingkat stress menjadi penyebab utama kegemukan yang membawa serta serangan jantung yang mematikan.

    Menurut sebuah artikel yang dimuat pada Obesity Action Community, kelebihan berat badan atau obesitas memang menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan serangan jantung. Berikut beberapa alasannya:

    Meningkatkan kadar kolesterol

    Sebagai contoh, saat berat badan berlebih, kadar kolesterol jahat dan trigliserida pun ikut meningkat. Tidak hanya itu, kadar kolesterol baik di dalam tubuh pun ikut berkurang. Padahal, kadar kolesterol baik (HDL) memiliki peranan penting dalam mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh.

    Hal ini tentu menyebabkan obesitas meningkatkan risiko serangan jantung, karena saat kolesterol meningkat, akan terbentuk plak-plak kolesterol dalam pembuluh darah arteri jantung yang nantinya dapat menyebabkan penyumbatan.

    • Meningkatkan tekanan darah tinggi

    Obesitas juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi meningkat, yang merupakan salah satu faktor risiko dari serangan jantung.

    Orang yang mengalami obesitas, memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami pembentukan plak di pembuluh darah, sehingga mempersempit pembuluh darah. Hal ini akan membuat jantung harus bekerja lebih keras memompa untuk menyuplai oksigen dan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut meningkatkan mengubah tekanan darah normal menjadi tinggi..

    Dengan begitu, tak heran jika Anda mengalami tekanan darah tinggi. Kondisi yang terjadi karena obesitas ini menyebabkan risiko serangan jantung ikut meningkat.

    • Meningkatkan kadar gula darah

    Bukan hanya kolesterol dan tekanan darah tinggi saja, kadar gula darah juga dapat meningkat jika Anda mengalami obesitas. Dengan meningkatnya kadar gula darah, risiko Anda mengalami diabetes pun ikut meningkat. Padahal, kondisi yang disebabkan obesitas ini merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan risiko serangan jantung meningkat.

    Menurut American Heart Association, setidaknya 68% dari total lanjut usia yang menderita diabetes, biasanya juga mengalami serangan jantung. Oleh karena itu, jika Anda menderita diabetes tapi belum didiagnosis mengalami serangan jantung, kini saatnya melakukan pencegahan terhadap serangan jantung.

    Cara mengukur berat badan untuk mengetahui obesitas atau tidak

    Untuk mengetahui apakah Anda termasuk obesitas atau tidak, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

    Menggunakan kalkulator BMI

    Anda mungkin sudah memahami bahwa obesitas dapat menyebabkan berbagai risiko serangan jantung meningkat. Namun, Anda pun bisa jadi kebingunan, apakah saat ini Anda memiliki berat badan ideal atau justru berat badan berlebih. Untuk mengetahuinya, Anda bisa melakukan perhitungan atas Body Mass Index atau BMI menggunakan kalkulator BMI dari Hello Sehat.

    Anda bisa menggunakan perhitungan BMI untuk mengukur tinggi dan berat badan Anda. Jika tidak bisa melakukannya sendiri di rumah, Anda bisa meminta bantuan ahli medis profesional di rumah sakit terdekat.

    Dengan menggunakan perhitungan tinggi dan berat badan, Anda mungkin akan lebih mudah mengontrol angka BMI. Skor BMI akan mengelompokkan Anda ke dalam salah satu dari empat kategori, yaitu underweight atau berat badan di bawah rata-rata, ideal, berat badan berlebih, atau obesitas.

    Jika Anda berada pada angka obesitas, penting untuk memeriksakan kondisi kesehatan jantung ke dokter. Setidaknya, Anda perlu tahu apakah obesitas yang Anda alami telah menyebabkan serangan jantung. Jika sudah, Anda dan dokter bisa mengatasi serangan jantung dengan cara yang tepat. Jika belum, Anda bisa mempersiapkan pencegahan hingga bisa lebih berhati-hati terhadap setiap gejala serangan jantung yang mungkin muncul.

    Namun, Anda tetap perlu memerhatikan massa otot. Pasalnya, kalkulator BMI tidak memperhitungkannya. Artinya, angka BMI miliki Anda mungkin menunjukkan berat badan berlebih atau obesitas. Padahal, yang membuat tubuh Anda lebih berat adalah massa otot, bukan lemak.

    Mengukur lingkar pinggang

    Selain menggunakan kalkulator, Anda bisa mencari tahu apakah Anda mengalami obesitas atau tidak dengan cara mengukur lingkar pinggang. Tujuannya, untuk mengetahui apakah tubuh Anda memiliki terlalu banyak lemak di bagian perut atau pinggang. Semakin besar lingkar pinggang, semakin banyak jumlah lemak di area tersebut.

    Namun, Anda perlu tahu bahwa perhitungan lingkar pinggang ini tidak akan sama dengan saat Anda mengukurnya untuk membeli celana. Untuk dapat mengukur pinggang, Anda butuh alat pengukur, dan letakkan pada bagian bawah tulang iga dan pinggul bagian atas.
    Untuk ukuran ideal, pinggang laki-laki biasanya berada pada angka 94 sentimeter (cm). Sementara, lingkar pinggang ideal bagi perempuan adalah 80 cm.

    Cara mengurangi risiko obesitas dan serangan jantung

    Mengingat obesitas dapat menyebabkan risiko serangan jantung meningkat, Anda tentu tidak ingin mengalaminya. Oleh sebab itu, jika Anda masih berada pada berat badan ideal atau normal, pertahankan agar dapat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

    Namun, apabila Anda telah mengalami obesitas, penting bagi Anda untuk mengontrol berat badan demi mengurangi risiko serangan jantung. Tidak perlu memaksakan diri, Anda bisa memulainya secara perlahan. Sebagai contoh, dengan mengurangi porsi makan dengan porsi makan yang pas.

    Selain itu, biasakan pola makan sehat demi mencegah serangan jantung. Hindari makanan yang berpotensi meningkatkan berat badan. Jika perlu, baca setiap label makanan kemasan yang hendak Anda konsumsi untuk menghindari makanan yang kurang sehat.

    Tak lupa untuk rutin berolahraga, sehingga tubuh lebih aktif dalam membakar lemak-lemak. Hal ini juga dapat membantu mengurangi risiko obesitas yang dapat menyebabkan serangan jantung.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan