backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

6 Tips Lancar Berpuasa Bagi Anda yang Punya Tekanan Darah Rendah

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 22/04/2021

    6 Tips Lancar Berpuasa Bagi Anda yang Punya Tekanan Darah Rendah

    Tekanan darah rendah menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi selama berpuasa. Ini karena tubuh Anda sedang menyesuaikan diri dengan pola makan yang baru, yang hanya makan saat sahur dan berbuka puasa saja. Akibatnya, tekanan darah mudah turun dan membuat tubuh terasa lemas seharian. Lantas, adakah cara untuk mengatasi tekanan darah rendah saat puasa? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

    Panduan mengatasi tekanan darah rendah saat puasa

    Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah seseorang mencapai kurang dari 90/60 mmHg. Normalnya, tekanan darah pada orang yang sehat adalah dibawah 120/80 mmHg.

    Keluhan yang sering kali dialami oleh penderita tekanan darah rendah saat puasa adalah tubuh terasa lemas, kepala berkunang-kunang, mual, hingga muntah. Pasalnya, tekanan darah rendah menyebabkan aliran darah di seluruh tubuh menjadi menurun.

    Organ-organ dalam tubuh, terutama otak, tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup. Itulah mengapa penderita tekanan darah rendah mudah sekali merasa lemas dan pusing.

    Meski demikian, ibadah puasa seharusnya tidak menjadi halangan bagi Anda yang memiliki tekanan darah rendah. Dilansir dari NHS UK, orang dengan tekanan darah rendah dapat menjalankan ibadah puasa selama kondisi kesehatannya cenderung stabil.

    Nah, berikut ini adalah kiat mengatasi tekanan darah rendah saat berpuasa, di antaranya:

    1. Cek kesehatan sebelum puasa

    puasa sebelum periksa kesehatan

    Menjelang bulan Ramadan, lakukan medical check up atau pemeriksaan kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan Anda, termasuk masalah darah rendah yang dialami. Pastikan bahwa Anda dinyatakan aman untuk berpuasa meski memiliki tekanan darah rendah.

    Konsultasikan pada dokter bila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu dan tanyakan apakah obat tersebut masih boleh dikonsumsi atau harus dihentikan selama berpuasa. Pasalnya, ada beberapa jenis obat-obatan yang memiliki efek samping menurunkan tekanan darah.

    2. Sahur dan berbuka puasa tepat waktu

    makanan saat sahur

    Selama puasa, tubuh memerlukan energi yang cukup untuk beraktivitas seharian. Terlebih bagi Anda yang memiliki tekanan darah rendah saat puasa, Anda tentu membutuhkan tenaga ekstra agar tubuh tidak cepat lemas. Maka itu, usahakan untuk tidak menunda-nunda waktu sahur dan berbuka puasa.

    Namun ingat, jangan sampai kalap makan saat berbuka puasa, ya. Haitham Ahmed, MD, seorang kardiologis, mengungkap kepada Cleveland Clinic bahwa makan terlalu banyak sesaat setelah berbuka puasa dapat mengejutkan sistem pencernaan Anda.

    Sebagai gantinya, mulailah berbuka puasa dengan makanan-makanan ringan, seperti kurma atau buah kering lainnya. Setelah itu, barulah Anda diperbolehkan menyantap makanan utama secara perlahan.

    3. Perhatikan menu makanan saat sahur dan berbuka puasa

    jenis karbohirat saat makan sahur dan buka

    Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat dan biji-bijian, seperti beras, roti gandum, sereal, dan pasta. Pasalnya, makanan tersebut akan diserap lebih lama oleh sistem pencernaan sehingga membantu meningkatkan tekanan darah Anda.

    Selain itu, tambahkan kacang-kacangan ke dalam menu sahur dan berbuka puasa Anda, seperti kacang polong, kacang merah, dan kacang hijau. Ini karena kacang-kacangan dapat membantu menaikkan tekanan darah Anda selama berpuasa, begitu juga dengan sayuran dan buah-buahan.

    Ketika orang dengan tekanan darah tinggi dianjurkan untuk membatasi asupan garam pada makanan, maka Anda dianjurkan untuk melakukan hal sebaliknya. Ya, Anda disarankan untuk menambahkan lebih banyak garam pada makanan untuk menormalkan tekanan darah. Jika Anda tidak terlalu menyukai makanan asin, cobalah untuk menggunakan kecap asin pada makanan Anda.

    4. Perbanyak minum air putih

    minum air penyebab usus buntu

    Selama berpuasa, Anda tentu tidak bisa minum air putih sebebas hari-hari biasanya. Ketika kadar air dan garam dalam tubuh berkurang, ini dapat menyebabkan tekanan darah menurun dan dehidrasi.

    Untuk mengatasinya, pastikan Anda memenuhi kebutuhan cairan tubuh setidaknya delapan gelas sehari. Banyaknya cairan dalam tubuh dapat membantu meningkatkan volume darah dalam arteri dan mencegah tekanan darah rendah saat puasa.

    5. Tetap rutin berolahraga untuk penderita tekanan darah rendah saat puasa

    olahraga untuk kesehatan tulang saat puasa

    Olahraga teratur adalah cara terbaik yang dapat mengendalikan tekanan darah rendah. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan kadar hormon stres dalam darah. Akibatnya, aliran darah dalam tubuh menjadi lebih lancar dan meningkat.

    Anda tidak perlu melakukan olahraga berat agar tekanan darah cepat naik. Pilihlah olahraga ringan selama puasa dengan jalan santai atau jogging di pagi atau sore hari. Yang terpenting adalah usahakan untuk rutin berolahraga sebanyak 3 sampai 4 kali seminggu selama 15-20 menit agar tekanan darah lebih stabil.

    6. Pastikan istirahat yang cukup untuk penderita tekanan darah rendah saat puasa

    short sleeper tidur sebentara sudah segar

    Para ahli mengungkapkan bahwa orang dengan pola tidur yang buruk cenderung memiliki tekanan darah rendah. Contohnya kurang tidur, kebiasaan mimpi buruk, mendengkur, atau sering terbangun di malam hari. Maka itu, pastikan Anda memiliki waktu istirahat yang cukup untuk mencegah tekanan darah rendah saat puasa.

    Selain itu, hindari gerakan yang sifatnya tiba-tiba, seperti terlalu cepat berdiri setelah duduk atau bangun tidur. Kebiasaan buruk ini akan membuat tekanan darah menurun secara drastis dan tiba-tiba. Akibatnya, Anda langsung merasa pusing dan kliyengan, bahkan mudah terjatuh. Tekanan darah rendah jenis ini disebut sebagai hipotensi postural atau hipotensi ortostatik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 22/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan