backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Waspada, Ini Bahaya Langsung Merokok Saat Buka Puasa

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 08/04/2022

    Waspada, Ini Bahaya Langsung Merokok Saat Buka Puasa

    Puasa, waktunya Anda untuk melakukan banyak ibadah dan meninggalkan kebiasaan buruk Anda. Ini waktu yang tepat untuk mengubah hidup Anda menjadi lebih baik. Kebiasaan buruk, seperti merokok, saat bulan puasa mungkin bisa sedikit-sedikit Anda kurangi. Perlu Anda ketahui bahwa merokok saat buka puasa bisa lebih berbahaya bagi kesehatan Anda dibandingkan merokok saat Anda tidak puasa. Mengapa begitu?

    Apa bahaya merokok saat buka puasa?

    Rokok mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan Anda. Bahan kimia utama yang terkandung dalam rokok adalah karbon monoksida, nikotin dan tar.

    Bahan kimia ini akan lebih berbahaya jika masuk ke dalam tubuh Anda saat keadaan perut kosong setelah Anda berjam-jam puasa.

    Karbon monoksida

    Saat berbuka puasa, tubuh Anda membutuhkan nutrisi dan cairan untuk mengganti energi yang hilang selama puasa.

    Jika Anda langsung merokok saat buka puasa dalam keadaan perut kosong, risiko Anda untuk mengalami mual, muntah, kelelahan, dan pusing akan meningkat.

    Kandungan karbon monoksida dalam asap rokok dapat masuk ke dalam aliran darah dan menurunkan kadar oksigen dalam darah.

    Hal ini mengakibatkan sel-sel dalam tubuh Anda kekurangan oksigen, sehingga Anda merasa lelah dan pusing. Gas ini juga dapat menurunkan fungsi otot dan jantung.

    Karbon monoksida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah.

    Lama-kelamaan, ini dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah arteri Anda serta membuat pembuluh darah arteri mengeras, kaku, dan kurang elastis.

    Hal ini kemudian mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan akhirnya mengarah pada penyakit jantung dan stroke.

    Nikotin

    Merokok dalam keadaan perut kosong juga dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker paru-paru.

    Nikotin yang diserap tubuh dalam keadaan perut kosong bisa lebih besar dibandingkan dalam keadaan perut sudah terisi. Sehingga, semakin besar risiko terkena kanker paru.

    Nikotin dalam rokok juga dapat menimbulkan banyak dampak buruk bagi kesehatan, seperti peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan aliran darah ke jantung, serta menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah.

    Semua hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Nikotin juga merupakan zat adiktif yang membuat Anda ketergantungan dengan rokok. Zat ini dapat tinggal dalam tubuh Anda selama 6-8 jam tergantung dari seberapa sering Anda merokok.

    Puasa bisa menjadi waktu latihan Anda untuk berhenti merokok

    bahaya rokok

    Puasa merupakan waktu di mana Anda harus menahan segala nafsu Anda, seperti nafsu makan dan minum, termasuk nafsu untuk merokok.

    Sehingga, puasa bisa menjadi waktu yang tepat bagi Anda untuk melatih diri Anda mengurangi jumlah rokok yang Anda konsumsi per hari.

    Tidak merokok selama puasa kurang lebih 13 jam per hari mungkin adalah suatu kemajuan bagi Anda perokok.

    Waktu Anda merokok saat puasa pasti berkurang. Yang tadinya Anda bisa merokok kapan saja semau Anda, namun selama bulan puasa Anda hanya bisa merokok saat buka puasa sampai menjelang sahur.

    Pada waktu yang sempit ini, kurangilah jumlah rokok yang Anda “bakar” sedikit demi sedikit, sehingga Anda akan terbiasa merokok dengan jumlah batang yang lebih sedikit.

    Waktu merokok yang lebih sempit saat bulan puasa mungkin dapat membantu Anda mengurangi kebiasaan merokok.

    Mulailah dengan mengurangi satu batang rokok per hari, lakukan hal ini sampai Anda terbiasa dan kemudian cobalah untuk mengurangi satu batang rokok lagi dari jumlah sebelumnya.

    Lakukan hal ini terus-menerus sampai Anda mungkin tidak merokok lagi. Walaupun bulan puasa telah selesai, Anda bisa meneruskan upaya Anda untuk berhenti merokok. Kuncinya adalah konsisten.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 08/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan