backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ingin Puasa Saat Hamil Trimester Pertama? Ini Aturannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    Ingin Puasa Saat Hamil Trimester Pertama? Ini Aturannya

    Ketika ibu hamil memiliki niat untuk berpuasa, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Apalagi jika ibu hamil ingin puasa saat trimester pertama, sebab pada momen inilah perubahan pada tubuh ibu sedang pesat-pesatnya.

    Lantas, apakah puasa pada awal kehamilan aman untuk dilakukan? Berikut penjelasan medisnya.

    Bolehkah ibu hamil puasa saat trimester pertama?

    puasa dan kesehatan mental

    Ibu hamil boleh berpuasa selama trimester pertama asalkan sudah diizinkan oleh dokter. Pasalnya, puasa dapat memengaruhi kondisi tubuh ibu dan janin.

    Perubahan hormon yang drastis pada awal kehamilan sering kali membuat ibu hamil mengalami morning sickness.

    Kondisi ini kerap ditandai dengan rasa mual dan muntah. Keduanya merupakan penyebab utama ibu hamil mengalami dehidrasi.

    Dehidrasi selama kehamilan akan membuat air ketuban ikut mengering. Jika kondisi tersebut terjadi, kesehatan janin dan ibu hamil bisa terancam.

    Pada awal kehamilan, ibu hamil juga perlu beradaptasi dengan sejumlah perubahan yang ada. Kondisi ini membuat ibu hamil membutuhkan lebih banyak tenaga yang sumber utamanya berasal dari asupan makanan. 

    Selain itu, ibu juga perlu memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan. Ini bukan hanya untuk kesehatan ibu, tetapi juga janin. Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan makanan setiap harinya.

    Puasa saat hamil trimester pertama pun menyimpan sejumlah risiko bagi kelahiran janin. Apalagi, tiga bulan pertama kehamilan dikenal sebagai waktu rawan keguguran.

    Berdasarkan sebuah studi dalam Iranian Journal of Pediatrics, ibu hamil yang puasa saat trimester pertama juga memiliki risiko bayi lahir dengan berat rendah 1,5 kali lebih besar daripada ibu hamil yang tidak berpuasa.

    Jadi, meskipun ibu hamil boleh puasa, ada beragam risiko yang patut dipertimbangkan. Puasa bagi ibu hamil sebenarnya tidak diwajibkan, jadi, tidak masalah jika ibu hamil tidak menjalankannya.

    Namun, jika ibu hamil masih ingin melakukannya, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Meski ibu hamil merasa mampu secara fisik, janin belum tentu merasakan hal serupa.

    Pemeriksaan diperlukan untuk memastikan kesehatan ibu hamil dan janin memungkinkan untuk berpuasa.

    Tips puasa saat hamil trimester pertama

    ibu hamil trimester pertama bolehkah puasa

    Apabila dokter memperbolehkan ibu hamil untuk tetap puasa, langkah terpenting yang selanjutnya yaitu menjaga kesehatan ibu hamil dan janin.

    Anda bisa menerapkan beberapa tips aman puasa saat hamil muda seperti berikut.

    1. Pilih makanan tinggi serat

    Saat sahur dan berbuka, usahakan untuk makan makanan tinggi serat seperti sayuran hijau, apel, dan pisang.

    Selain mencegah sembelit saat hamil, makanan berserat juga bagus untuk menjaga perkembangan janin.

    Namun, hati-hati saat memilih makanan tinggi serat karena beberapa di antaranya mengandung gas yang tinggi. Terlalu banyak gas justru bisa menyebabkan sembelit dan kembung saat hamil.

    2. Istirahat yang cukup

    Dengan hamil saja, seorang ibu sudah jadi gampang lelah, bahkan hanya karena berdiri terlalu lama. Apalagi bila ibu hamil menahan rasa haus dan lapar seharian.

    Oleh sebab itu, ibu yang sedang puasa saat hamil trimester pertama harus memperbanyak istirahat. Jangan ragu meminta bantuan orang lain untuk meringankan pekerjaan harian Anda.

    3. Periksa kehamilan secara rutin

    Meski ibu merasa bisa menjalankan puasa dengan lancar saat hamil, janin yang baru memasuki trimester pertama belum tentu merasakan hal serupa.

    Maka dari itu, penting untuk tetap melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

    Jika dokter Anda menyarankan untuk membatalkan puasa ketika hamil, jangan ragu untuk melakukannya.

     Selama kehamilan, kesehatan ibu dan janin adalah fokus utama. Anda tetap bisa mengganti puasa yang batal di kemudian hari.

    4. Pilih karbohidrat kompleks

    karbohidrat untuk ibu hamil

    Sistem pencernaan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memecah karbohidrat kompleks. Dengan begitu, ibu hamil akan memiliki lebih banyak tenaga yang disimpan selama berpuasa.

    Makanan dengan karbohidrat kompleks seperti gandum utuh, brokoli, dan biji-bijian umumnya juga mengandung serat, vitamin, dan mineral yang tinggi.

    Beragam zat gizi tersebut sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan mendukung perkembangan janin.

    5. Berbuka secara perlahan

    Meski sudah merasa lapar, jangan terburu-buru saat berbuka. Ibu hamil sebaiknya berbuka puasa dengan sup atau makanan yang mengandung gula alami, seperti susu atau buah.

    Makanan tersebut bisa mengembalikan energi yang terkuras selama puasa. Gula darah juga tidak naik terlalu drastis sehingga tetap aman bagi ibu.

    Setelah itu, ibu bisa melanjutkan dengan makan makanan yang kaya akan protein dan zat gizi lain yang dibutuhkan selama kehamilan.

    Saat berbuka, hindari pula makan terburu-buru. Di samping meningkatkan risiko ibu hamil tersedak, kebiasaan tersebut bisa membawa lebih banyak udara ke dalam tubuh dan menyebabkan kembung.

    Puasa saat trimester pertama kehamilan, apakah aman?

    • Salah satu alasan mengapa ibu hamil sebaiknya tidak puasa saat trimester pertama adalah morning sickness. Muntah ketika morning sickess sering kali menyebabkan dehidrasi.
    • Penting untuk menjaga asupan makanan saat sahur dan berbuka puasa. Perbanyak makan makanan berserat dan hindari makan terburu-buru.
    • Selama dokter kandungan memberikan izin, ibu hamil tetap bisa berpuasa meski baru memasuki trimester pertama.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan