backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Terapi Oksigen

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 12/02/2024

Terapi Oksigen

Oksigen adalah komponen yang penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Namun, tidak semua orang bisa beruntung untuk menghirup oksigen dengan normal. Beberapa orang membutuhkan terapi oksigen supaya bisa bernapas lega.

Bagaimana terapi oksigen bekerja? Siapa saja yang membutuhkan bantuan alat ini? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.

Apa itu terapi oksigen?

Terapi oksigen adalah pengobatan untuk membantu seseorang mendapatkan asupan oksigen yang cukup sehingga bisa bernapas lega.

Oksigen sebenarnya bisa didapatkan dengan bebas di udara. Namun, berbagai masalah kesehatan bisa mengganggu kemampuan paru-paru dalam menghirupnya. Di saat seperti inilah terapi dibutuhkan.

Oxygen therapy bisa diberikan melalui berbagai cara. Untuk mengetahui cara mana yang paling sesuai dengan kondisi Anda, dokter perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Siapa yang membutuhkan terapi oksigen?

sesak napas

Tujuan utama dari terapi oksigen adalah mengembalikan kadar normal oksigen di dalam tubuh. Maka, terapi ini ditujukan untuk orang-orang yang mengalami kesulitan mendapatkan oksigen sendiri.

Pengobatan ini juga bisa diberikan pada orang-orang yang memiliki kadar oksigen rendah dalam darah karena kondisi kesehatan tertentu.

Berikut adalah beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang mungkin membutuhkan oxygen therapy.

Apa saja jenis terapi oksigen?

Secara umum, oxygen therapy tersedia dalam bentuk gas, cair, hingga konsentrat. Untuk cara pemberiannya, dokter bisa menggunakan beberapa pilihan berikut.

1. Oksigen dalam bentuk gas

Oksigen berbentuk gas disimpan di dalam tangki. Tangki berukuran besar bisa disimpan di rumah. Selain itu, ada pula tangki kecil yang bisa Anda bawa bepergian.

Biasanya, tangki oksigen kecil sudah dilengkapi alat konservasi untuk mengatur suplai oksigen. Dengan begitu, Anda bisa menghindari kemungkinan oksigen untuk habis saat masih berada di luar rumah.

2. Oksigen cair

Oksigen berbentuk cair juga bisa disimpan di dalam tangki. Bentuknya yang cair membuat kadar oksigen di dalamnya jauh lebih tinggi.

Namun, penggunaan jenis terapi ini harus dilakukan dengan hati-hati karena tangki oksigen cair lebih mudah menguap.

3. Konsentrator oksigen

Terapi ini menggunakan alat yang akan mengambil udara dari luar, memprosesnya menjadi oksigen utuh, lalu membuang gas atau komponen lain yang tidak dibutuhkan tubuh.

Keunggulan alat ini adalah lebih murah dan tidak perlu isi ulang tangki. Namun, karena alat yang digunakan cukup besar, terapi ini mungkin kurang cocok untuk pasien yang sering beraktivitas di luar.

4. Terapi oksigen hiperbarik

Hyperbaric oxygen therapy memanfaatkan ruangan yang memiliki tekanan 24 kali lebih tinggi dibandingkan tekanan udara normal.

Dalam begitu, akan ada lebih banyak oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Namun, terapi ini harus dilakukan secara lebih berhati-hati untuk mencegah kadar oksigen berlebih dalam tubuh.

Terapi oksigen hiperbarik biasanya digunakan untuk mengobati luka, infeksi parah, atau gangguan pada pembuluh darah pasien.

Setiap jenis terapi bisa dijalankan di rumah maupun di rumah sakit. Meskipun di rumah, Anda tetap membutuhkan arahan dari dokter mengenai dosis oksigen dan metode yang digunakan.

Berbagai jenis oksigen di atas bisa dialirkan ke paru-paru pasien melalui tiga cara berikut.

  • Nasal cannula: dua selang plastik berukuran kecil yang dipasang pada kedua lubang hidung.
  • Masker wajah: masker bening yang menutupi hidung dan mulut.
  • Transtrakeal: selang kecil yang dimasukkan ke batang tenggorokan melalui sayatan kecil pada bagian depan leher.

Bagaimana terapi oksigen dilakukan?

terapi oksigen

Tata cara terapi oksigen akan disesuaikan dengan jenis terapi yang dipilih. Sebelum menjalani terapi, dokter mungkin juga meminta Anda mempersiapkan beberapa hal terlebih dahulu.

1. Persiapan sebelum menjalani terapi

Sebelum menjalankan terapi, dokter atau perawat akan melakukan tes untuk mengukur kadar oksigen dalam darah menggunakan oksimetri atau tes gas darah arteri.

Anda dinilai membutuhkan perawatan jika kadar oksigen kurang dari 90 persen. Melalui pemeriksaan di atas, dokter juga bisa mengetahui apa yang menjadi penyebab sesak napas.

Setelah itu, dokter akan menentukan jenis terapi dan pengobatan sesak napas seperti apa yang sesuai dengan kondisi Anda.

2. Proses terapi oksigen

Sebelum memasang alat terapi ke bagian wajah, pastikan terlebih dahulu bahwa sambungan antara selang dan suplai oksigen tidak bocor.

Kebocoran akan membuat oksigen tidak mengalir dengan benar. Akibatnya, dosis yang Anda dapatkan akan kurang dari yang sudah ditentukan.

Jika Anda menggunakan nasal cannula, selang yang terpasang di belakang telinga terkadang menimbulkan rasa sakit, seperti ketika Anda belum terbiasa menggunakan kacamata.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, Anda bisa menggunakan kain kasa sebagai bantalan selang.

Dokter akan memberitahu kadar oksigen yang dibutuhkan. Jika Anda masih merasa belum mendapat oksigen yang cukup setelah tindakan, jangan menambah dosis tanpa petunjuk dokter.

Cara menyimpan alat terapi oksigen

Penting untuk mengetahui bahwa oksigen adalah zat yang harus disimpan dan digunakan dengan hati-hati.

Melansir dari laman State of West Virginia, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan dan menyimpan oksigen

  • Letakkan tabung oksigen di atas troli khusus untuk mencegah kemungkinan terjatuh.
  • Jika memiliki tangki oksigen cadangan, simpan dalam posisi berbaring di lantai.
  • Jangan menyimpan tangki oksigen di tempat tertutup rapat tanpa celah udara, seperti lemari atau laci.
  • Jangan menutupi tangki oksigen dengan kain.
  • Jangan menyimpan tangki oksigen di bagasi mobil.
  • Hindari penggunaan petroleum jelly (vaseline), losion, atau pelembap berbahan dasar minyak di bagian bibir atau hidung. Oksigen dapat bereaksi dengan produk berbahan dasar minyak dan memicu luka bakar.
  • Jangan gunakan alat terapi di dekat sumber api.

Apakah perlu terapi ke dokter setelah terapi oksigen di rumah?

Hasil rontgen paru TBC

Jika dokter mengizinkan Anda menjalani terapi oksigen di rumah, Anda mungkin tidak perlu lagi pergi ke dokter.

Namun, jika Anda mengalami beberapa hal berikut saat terapi di rumah, segera hubungi dokter.

  • Sering sakit kepala.
  • Lebih gugup daripada biasanya.
  • Bibir atau kuku berubah warna menjadi kebiruan.
  • Mudah mengantuk atau bingung.
  • Kesulitan bernapas.
  • Napas lambat, pendek, atau tidak teratur.

Oxygen therapy sangat penting bagi orang dengan penyakit kronis. Pasalnya, organ tubuh baru bisa bekerja dengan baik setelah mendapatkan asupan oksigen yang cukup.

Meski Anda sudah merasa lebih baik setelah terapi, jangan langsung menghentikan atau mengurangi dosisnya. Bicarakan dengan dokter sebelum menambah atau mengurangi dosis oksigen.

Serba-serbi terapi oksigen

  • Terapi oksigen diberikan kepada seseorang yang kadar oksigennya di bawah 90 persen, misalnya pasien asma, gagal jantung, hingga pneumonia.
  • Terdiri dari empat jenis, yaitu gas, cairan, oksigen, dan hiperbarik. Dapat diberikan melalui selang ke dalam hidung, masker, dan selang melalui sayatan depan leher.
  • Bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, segera kunjungi dokter jika Anda mengalami sakit kepala, kebingungan, atau sulit bernapas.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 12/02/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan