backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Emfisema

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

Emfisema

Kebiasaan merokok dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan paru-paru. Salah satu jenis gangguan yang umum terjadi adalah emfisema. 

Simak pembahasan di bawah ini untuk lebih mengenal penyakit paru yang serius dan kronis ini, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya.

Apa itu emfisema?

Emfisema adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh kerusakan jangka panjang pada alveolus, yakni kantong-kantong udara dalam paru-paru.

Penyakit yang menjadi salah satu bentuk paling umum dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) ini dapat menyebabkan pengidapnya kesulitan untuk bernapas.

Kerusakan dinding alveolus yang menyebabkan emfisema terjadi perlahan selama bertahun-tahun.

Alveolus (jamak: alveoli) merupakan kantong kecil berisi udara yang terletak di ujung saluran bronkial atau percabangan kecil saluran napas.

Fungsi dari bagian anatomi sistem pernapasan ini adalah sebagai tempat pertukaran karbon dioksida dan oksigen. Bagian ini memiliki dinding yang sangat tipis dan rapuh.

Apabila Anda memiliki emfisema, jaringan alveoli akan hancur secara perlahan. Kerusakan ini yang pada akhirnya menyebabkan banyak udara terperangkap dalam paru-paru.

Jumlah alveoli yang terus berkurang pun dapat menurunkan pasokan oksigen ke aliran darah.

Emfisema sangat umum terjadi pada orang-orang yang punya kebiasaan merokok. Umumnya, gangguan paru ini muncul pada orang dengan usia 50–70 tahun.

Tanda dan gejala emfisema

sesak napas

Kebanyakan orang yang memiliki emfisema akan mengalami sesak napas. Hal inilah yang bisa membuat pengidapnya sulit untuk bernapas dengan lega dan mengalami kelelahan.

Meski begitu, perlu dipahami bahwa gejala dari penyakit ini cukup beragam. Gejala yang Anda rasakan mungkin berbeda dengan orang lain.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, ciri-ciri emfisema yang lainnya meliputi:

  • batuk kronis,
  • napas bunyi atau mengi,
  • sensasi tidak mendapat cukup udara saat bernapas,
  • produksi dahak berlebihan,
  • warna dahak tidak normal, misalnya kuning atau hijau,
  • detak jantung tidak beraturan,
  • kesulitan tidur,
  • gangguan kecemasan, 
  • depresi, dan
  • penurunan berat badan.
  • Apabila Anda mengalami tanda dan gejala di atas, konsultasikan dengan dokter Anda. Mungkin terdapat pula ciri-ciri lain karena tubuh masing-masing orang berbeda.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Segera kunjungi dokter dalam waktu kurang lebih 24 jam bila Anda mengalami kondisi berikut.
    • Napas tersengal-sengal dan terus memburuk.
    • Memerlukan banyak bantal saat tidur untuk menopang kepala agar bisa bernapas lega.
    • Bernapas terasa sangat berat sehingga cepat menyebabkan kelelahan.
    • Bangun dengan napas pendek lebih dari sekali dalam semalam.
    • Sering batuk, mengi, dan merasa pusing pada pagi hari.
    • Terdapat area berwarna kebiruan atau keabuan, terutama pada bibir dan kuku.
    • Mudah kehilangan fokus atau tidak bisa tetap waspada selama beraktivitas sehari-hari.

    Penyebab emfisema

    Sama dengan penyebab PPOK, salah satu alasan seseorang dapat terkena emfisema adalah paparan berlebihan terhadap iritan kimia, seperti asap rokok. 

    Selain itu, paparan jangka panjang polusi udara dan bahaya yang ada di lingkungan kerja juga dapat memicu penyakit ini.

    Pada mulanya, peradangan paru-paru akan terjadi akibat paparan zat iritan yang terlalu sering. 

    Lama-kelamaan paru-paru akan kehilangan elastisitasnya sehingga mempersempit saluran napas dan menghambat aliran udara yang masuk. Saat itulah emfisema terjadi.

    Merokok menjadi penyebab utama hampir untuk semua penyakit paru, termasuk emfisema. 

    Faktor lainnya yang mungkin juga menyebabkan penyakit ini adalah unsur genetik meskipun sebenarnya hal ini cukup jarang terjadi.

    Faktor risiko emfisema

    Biasanya, emfisema dialami oleh orang yang merokok dalam waktu yang lama. Itu sebabnya, penyakit ini biasanya baru didiagnosis pada usia paruh baya atau lanjut.

    Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena emfisema.

    • Merokok. Perokok memiliki risiko terkena emfisema 13 kali lebih besar daripada orang sehat. Bahkan, perokok pasif juga berisiko terhadap kondisi ini.
    • Usia. Paru-paru akan mengalami penurunan fungsi seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, kondisi ini banyak ditemukan pada orang berusia 40 tahun ke atas.
    • Paparan asap dan bahan kimia industri. Polusi, asap, dan bahan kimia industri yang terhirup terus-menerus bisa mengiritasi paru.

    Komplikasi emfisema

    tumor mediastinum

    Orang dengan penyakit paru ini harus mendapatkan perawatan lebih cepat untuk mencegah kerusakan paru-paru lebih jauh. 

    Apabila tidak, berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin bisa dialami pengidapnya.

    1. Pneumotoraks

    Pneumotoraks ditandai dengan adanya udara pada rongga antara paru-paru dan dinding dada. Udara tersebut dapat menekan paru sehingga membuat ukurannya mengecil.

    2. Masalah jantung

    Kerusakan paru ini berpotensi meningkatkan tekanan pada arteri yang menghubungkan jantung dengan paru. Akibatnya, area tertentu pada jantung Anda akan menjadi lebih lemah.

    3. Lubang besar dalam paru

    Terbentuknya ruang kosong dalam paru-paru disebut bula. Ukuran dari ruang kosong ini bahkan bisa sebesar setengah paru Anda. 

    Selain mengurangi jumlah ruang yang tersedia untuk mengembang, bula yang memiliki ukuran raksasa dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami pneumotoraks.

    Diagnosis emfisema

    Saat melakukan diagnosis penyakit ini, dokter akan terlebih dahulu menanyakan riwayat medis Anda.

    Dokter mungkin akan bertanya apakah Anda merokok, baik secara aktif atau pasif. Di samping itu, dokter mungkin memastikan Anda tinggal di lingkungan yang berpolusi atau tidak.

    Dalam mendiagnosis emfisema, dokter juga bisa melakukan sejumlah tes kesehatan berikut ini.

    • Tes spirometri: mengukur seberapa banyak udara yang bisa dihirup dan dihembuskan dari paru-paru.
    • Tes darah lengkap: memeriksa kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
    • Pemeriksaan radiologi (rontgen atau CT-scan dada): membantu melihat gambaran paru-paru dan menilai seberapa parah kerusakan yang terjadi.

    Pengobatan emfisema

    Pakai oksigen

    Emfisema bersifat progresif, artinya penyakit ini akan terus memburuk seiring waktu bila tidak diobati dan dicegah komplikasinya. 

    Jika kerusakan paru sudah terjadi, maka yang bisa Anda lakukan yakni mencegah kerusakan agar tidak makin besar. Anda tidak bisa menyembuhkan penyakit ini secara total.

    Pengobatan emfisema akan ditentukan oleh dokter tergantung seberapa parah penyakit yang Anda alami. Beberapa pengobatan emfisema yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut.

    1. Berhenti merokok

    Seperti halnya pengobatan PPOK, berhenti merokok juga merupakan bagian dalam pengobatan emfisema.

    Meski tidak mudah, kebiasaan ini harus Anda hentikan dengan segera. Berhenti merokok juga menjadi cara mencegah PPOK dan emfisema bagi orang-orang di sekitar Anda. 

    Minta bantuan dokter bila Anda mengalami kesulitan untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.

    2. Minum obat

    Jenis obat yang umumnya diresepkan oleh dokter untuk mengobati penyakit paru ini adalah obat bronkodilator, steroid, dan antibiotik. 

    Obat-obatan tersebut bekerja dengan mengendurkan otot di sekitar saluran udara, meringankan gejala batuk dan sesak napas, serta mencegah infeksi pada bagian paru yang teriritasi.

    3. Terapi oksigen

    Terapi oksigen biasanya direkomendasikan untuk pasien yang paru-parunya tidak mendapatkan cukup oksigen dalam darah alias hipoksemia. 

    Pasien dengan kondisi ini tidak mampu memperoleh udara secara normal. Alhasil, mereka perlu mendapatkan udara tambahan melalui mesin berupa kateter hidung atau masker.

    4. Operasi pengurangan volume paru

    Operasi ini bertujuan untuk mengangkat sebagian jaringan paru yang sudah rusak. Selanjutnya, potongan paru akan digabungkan dengan jaringan lain yang tersisa dan masih sehat.

    Dengan begitu, tekanan pada otot paru akan berkurang dan elastisitas paru meningkat. Operasi sangat efektif, hanya saja tidak semua pasien direkomendasikan melakukan prosedur ini.

    Pencegahan emfisema

    Secara umum, cara mencegah PPOK dan emfisema hampir sama. Sekalipun penyakit ini tidak bisa disembuhkan, Anda tetap bisa hidup sehat.

    Beberapa perubahan gaya hidup untuk membantu meningkatkan kualitas hidup orang dengan emfisema adalah sebagai berikut.

    • Gunakan masker atau alat pelindung diri (APD) saat bekerja di lingkungan berdebu atau berisiko tinggi akan paparan zat berbahaya.
    • Minum obat secara rutin, catat perkembangan kondisi, dan patuhi jadwal berkunjung ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.
    • Lakukan vaksin influenza atau pneumokokus guna memberikan perlindungan tambahan terhadap serangan infeksi.
    • Tingkatkan fungsi paru dengan olahraga kardio dengan intensitas ringan, misalnya brisk walking atau berenang.
    • Terapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan paru-paru.
    • Kontrol stres, depresi, dan gangguan kecemasan dengan sebaik mungkin.

    Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai gangguan paru ini, silakan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

    Kesimpulan

    • Emfisema adalah penyakit akibat kerusakan jangka panjang pada alveolus atau kantong udara kecil dalam paru-paru.
    • Tanda dan gejala dari gangguan paru kronis ini yakni sesak napas, batuk kronis, mengi, produksi dahak berlebihan, kesulitan tidur, dan kelelahan.
    • Kebiasaan merokok dalam jangka panjang merupakan penyebab utama dari emfisema.
    • Berhenti merokok, minum obat rutin, melindungi diri dari paparan asap rokok dan polusi udara, serta gaya hidup sehat menjadi bagian dari penanganan penyakit ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan