backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Efek Samping Pelumas Vagina dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 10/06/2021

    3 Efek Samping Pelumas Vagina dan Cara Mengatasinya

    Akhir-akhir ini kehidupan seksual Anda meredup karena masalah vagina yang terasa kering? Tenang, ada solusi sederhana supaya bercinta bersama pasangan tetap terasa nikmat, yaitu pakai pelumas vagina. Saat ini banyak produk pelumas (lubrikan) untuk membantu penetrasi agar lebih mulus dan tidak menyakitkan.

    Meskipun pelumas vagina tampaknya bisa jadi solusi yang instan, bukan berarti pelumas vagina untuk seks itu bebas risiko kesehatan sama sekali. Anda harus mewaspadai berbagai masalah yang mungkin muncul karena penggunaan pelumas untuk seks berikut ini.

    Risiko kesehatan menggunakan pelumas vagina untuk seks

    Pada dasarnya, penggunaan pelumas vagina aman apabila Anda cukup berhati-hati dalam memilih produk pelumas. Namun, seperti bahan kimia lainnya, pelumas bisa memicu efek samping.

    Apalagi bila kondisi vagina Anda sedang kurang baik, misalnya karena Anda sedang mengalami infeksi bakteri setelah menstruasi. Inilah risiko yang mungkin terjadi jika memakai pelumas untuk seks.  

    1. Infeksi bakteri vagina

    Infeksi bakteri vagina, sering juga disebut bacterial vaginosis, terjadi ketika keseimbangan flora (yaitu koloni bakteri baik dan bakteri jahat) pada vagina terganggu.

    Bila ada lebih banyak bakteri jahat, bakteri baik di vagina pun kalah dan Anda mengalami infeksi. Gejalanya antara lain vagina gatal, bau, dan muncul keputihan yang tidak normal.  

    Penyakit ini bisa terjadi karena bahan kimia dalam pelumas kadar pH-nya tidak sesuai dengan kadar pH vagina. Padahal kadar pH yang normal sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan flora vagina.

    Akibatnya, bahan kimia pelumas malah membunuh bakteri baik yang bertugas untuk melindungi organ intim Anda. Hal ini dibuktikan oleh tim ahli yang menerbitkan penelitiannya dalam jurnal PLoS One.

    2. Infeksi jamur

    Jamur atau ragi juga bisa menyerang area kewanitaan Anda. Seperti halnya bacterial vaginosis, infeksi jamur juga terjadi akibat flora vagina tidak seimbang.

    Pasalnya, bakteri baik berperan penting dalam mencegah tumbuhnya jamur. Tanpa bakteri baik, Anda pun lebih rentan kena infeksi jamur.

    Gejala infeksi jamur pada vagina yang perlu diwaspadai antara lain vagina gatal dan muncul benjolan-benjolan berwarna putih di area intim Anda.

    Selain karena pelumas bisa mengubah kadar pH vagina yang normal, kandungan gliserin pada produk pelumas vagina tertentu justru memicu pertumbuhan jamur.

    Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan bahaya gliserin bagi vagina.

    3. Penularan penyakit kelamin

    Hati-hati, pelumas bisa meningkatkan risiko Anda tertular berbagai jenis penyakit kelamin seperti klamidia, gonore, bahkan HIV/AIDS.

    Menurut penelitian dalam jurnal Sexually Transmitted Diseases tahun 2012, ini karena beberapa produk pelumas bisa menyebabkan kerusakan sel-sel pada dinding vagina sehingga Anda lebih rentan diserang penyakit.

    Untungnya, kejadian penularan penyakit kelamin akibat penggunaan pelumas memang sangat jarang terjadi.

    Terutama kalau Anda berhubungan seks dengan aman, misanya tetap pakai kondom dan tidak berganti pasangan seksual.

    pelumas seks lubrikan bikin susah hamil

    Bagaimana cara mengatasi risiko akibat pelumas vagina?

    Tenang saja, kebanyakan kasus infeksi akibat penggunaan pelumas seks bisa diatasi dengan cukup mudah. Simak tips-tipsnya di bawah ini.

    Menjaga kebersihan vagina

    Gejala-gejala infeksi vagina seperti vagina gatal dan bau tentu sangat mengganggu. Untuk itu, Anda harus rutin membersihkan vagina setiap hari dengan air hangat.

    Supaya lebih cepat sembuh, Anda juga bisa pakai produk antiseptik pembersih vagina saat membasuh area kewanitaan Anda.

    Produk antiseptik untuk vagina bisa membantu membersihkan bakteri, kuman, dan organisme penyebab infeksi lainnya karena mengandung bahan aktif yang aman, yaitu povidone-iodine.

    Biarkan vagina Anda “bernapas”

    Selagi memulihkan diri, pastikan area kewanitaan Anda mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Masalahnya, vagina yang lembap atau suhunya hangat bisa jadi tempat yang ideal bagi bakteri atau jamur berkembang biak.

    Untuk itu, pilih celana dalam dari bahan katun dan ukurannya pas, tidak terlalu ketat. Hindari juga baju atau celana yang terlalu ketat, sesak, atau tebal.

    Bila kebetulan sedang menstruasi, Anda harus rutin mengganti pembalut supaya vagina tidak lembap dan jadi sarang bakteri.

    Periksa ke dokter

    Anda harus langsung periksa ke dokter spesialis kandungan atau spesialis kulit dan kelamin apabila muncul gejala-gejala yang mengganggu Anda. Ikuti saran dokter dan minum obat yang diresepkan sesuai anjuran.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 10/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan