backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

6 Kesalahan yang Sering Anda Lakukan Saat Membersihkan Vagina

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 23/08/2023

    6 Kesalahan yang Sering Anda Lakukan Saat Membersihkan Vagina

    Merawat vagina agar tetap bersih itu sangat penting. Namun, masih banyak wanita yang menyepelekan kebersihan vagina. Nanti jika akhirnya mengalami infeksi vagina atau penyakit lainnya baru menyesal. Nah, supaya tidak menyesal di kemudian hari, perhatikan berbagai kesalahan saat membersihkan vagina berikut ini. Jangan sampai Anda melakukannya, ya.

    Kesalahan yang sering dilakukan saat membersihkan vagina

    Supaya Anda bisa merawat vagina dengan efektif, Anda harus tahu dulu seperti apa ciri-ciri vagina yang bersih dan sehat.

    Vagina yang sehat memang akan mengeluarkan cairan vagina alami. Warnanya bisa bening, tapi mungkin juga agak keruh seperti susu. Selama cairannya tidak bau menyengat, hal ini masih wajar.

    Bila cairan vagina menggumpal, bau menyengat, atau berwarna pekat seperti kuning, hijau, dan kecokelatan, bisa jadi Anda mengalami infeksi bakteri atau jamur.

    Infeksi pada vagina bisa disebabkan oleh cara merawat vagina yang salah. Untuk mencegah infeksi, hindari enam cara yang keliru saat membersihkan organ intim Anda berikut ini.

    1. Malas membersihkan vagina

    Anda harus rutin membersihkan vagina paling tidak sehari sekali. Kalau Anda malas membersihkan, minyak, keringat, dan bakteri jahat bisa menumpuk terlalu banyak di area ini.

    Akibatnya, Anda lebih rentan kena infeksi. Oleh karena itu, cuci vagina Anda dengan air suam-suam kuku, satu atau dua kali sehari.

    Namun, bila Anda sedang menstruasi, sebaiknya cuci vagina Anda hingga dua kali sehari. Hal ini disampaikan oleh seorang spesialis kandungan dan saluran kemih dari University College Hospital, London, yaitu dr. Suzy Elneil.

    2. Terlalu sering mencuci vagina

    Kalau jarang membersihkan vagina bisa meningkatkan risiko infeksi, rupanya terlalu sering mencuci vagina juga berisiko. Ini karena organ intim Anda sudah punya sistem khusus untuk menjaga keseimbangan bakteri baik dan jahat.

    Bakteri baik yang ada di area vagina bertugas untuk mencegah infeksi bakteri jahat serta infeksi jamur.

    Nah, terlalu sering mencuci vagina akan mengacaukan keseimbangan bakteri baik dan jahat di area vagina.

    Bakteri yang baik bisa ikut mati, yang berarti jamur serta bakteri jahat akan semakin ganas menyerang. Jadi, cuci vagina Anda secukupnya, yaitu satu atau dua kali sehari.

    3. Pakai sabun mandi untuk mencuci vagina

    Sabun mandi Anda tidak dirancang dengan tingkat pH yang sesuai pada area vagina. Karena itu, pakai sabun mandi untuk mencuci vagina justru bahaya karena kadar pH di vagina jadi tidak seimbang.

    Kadar pH yang seimbang dibutuhkan guna menjaga banyaknya bakteri baik yang berfungsi untuk melawan infeksi.

    Jadi, kalau Anda mengalami berbagai gejala infeksi seperti vagina gatal, bau, atau keputihan, hindari pakai sabun mandi untuk mencuci vagina dan pastikan hanya membasuh bagian luar organ kewanitaan Anda saja (vulva).

    Bila perlu, gunakan produk antiseptik khusus untuk vagina yang tingkat pH-nya sudah disesuaikan, atau yang mengandung bahan aktif seperti Povidone Iodine.

    Zat ini bisa membantu meredakan keputihan, gatal, atau bau tak sedap saat vagina mengalami infeksi.

    Gunakan pembersih vagina hanya untuk bagian luar vagina, bukan bagian dalam, supaya tidak membunuh bakteri baik.

    4. Mengeringkan dan membilas vagina dari belakang

    Hati-hati ketika Anda mengeringkan vagina usai buang air kecil atau mandi. Jangan mengeringkan vagina dengan menggosok tisu dari arah belakang (bokong) ke depan (vagina). Arah yang benar yaitu sebaliknya, dari depan ke bokong.

    Menurut spesialis penyakit dalam serta kesehatan wanita asal Amerika Serikat, dr. Holly Phillips, mengeringkan atau membilas vagina dari belakang sama saja dengan memindahkan berbagai kuman dan bakteri jahat dari dubur dan lubang kemih menuju bukaan vagina. Anda pun jadi rentan mengalami infeksi saluran kencing.

    5. Tidak berhati-hati saat mengeringkan vagina

    Selain salah arah, banyak wanita sering terburu-buru ketika mengeringkan vagina sehingga terjadi iritasi. Saat mengeringkan vagina, tepuk dan gosok tisu secara perlahan dari depan ke belakang.

    angan digosok terlalu keras karena organ intim Anda memiliki jaringan-jaringan yang sangat sensitif. Karena itu, gunakan tisu atau handuk yang lembut saat mengeringkan vagina dan jangan terlalu buru-buru.  

    6. Vagina tidak dikeringkan sampai tuntas

    Meskipun harus pelan-pelan, vagina tetap wajib dikeringkan sampai tuntas. Kalau Anda tidak mengeringkan vagina setelah buang air kecil atau mandi, area tersebut akan jadi lembap.

    Vagina yang lembap akan jadi lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan kuman serta bakteri jahat penyebab infeksi.

    Jadi, biasakan untuk membawa tisu yang halus dan keringkan organ intim Anda sampai tuntas setelah buang air kecil atau mandi.  

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 23/08/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan