backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

21

Tanya Dokter
Simpan

Penyebab dan Cara Mengatasi Keputihan yang Bikin Vagina Gatal

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

    Penyebab dan Cara Mengatasi Keputihan yang Bikin Vagina Gatal

    Keputihan normalnya tidak akan menimbulkan sensasi apa pun yang mengganggu. Namun, ada saja wanita yang mengalami keputihan sampai bikin vagina terasa gatal. Kondisi ini bisa jadi tanda penyakit, apalagi jika disertai dengan berbagai gejala lainnya.

    Penyebab keputihan yang membuat vagina gatal

    cairan vagina keputihan

    Keputihan yang normal berfungsi sebagai pelindung dan pembersih vagina. Namun, keputihan tidak normal bisa jadi tanda penyakit yang mungkin Anda idap tanpa sadar.

    Ketika keputihan Anda sampai membuat vagina terasa gatal, hal-hal berikut ini bisa jadi penyebabnya.

    1. Infeksi bakteri vagina

    Infeksi bakteri vagina terjadi saat lingkungan dalam vagina dihuni oleh lebih banyak bakteri jahat daripada bakteri baiknya.

    Akibatnya, infeksi tersebut dapat menimbulkan gejala keputihan yang membuat vagina terasa gatal. Infeksi bakteri pada vagina lebih mungkin terjadi akibat kondisi-kondisi berikut ini.

    • Berganti-ganti atau punya banyak pasangan seks.
    • Sering membersihkan vagina dengan douching atau pakai sabun kewanitaan.
    • Tidak menjaga kebersihan organ intim.

    Ketika Anda terkena infeksi bakteri vagina, bukan hanya keputihan gatal yang dirasakan. Berbagai gejala lain yang biasanya muncul, seperti berikut ini.

    • Keputihan berwarna keabuan, putih, atau kehijauan.
    • Sensasi terbakar saat kencing.
    • Keputihan berbau menyengat.

    Namun ternyata, tidak semua wanita mengalami gejala ini saat terkena infeksi bakteri vagina. Ada kalanya infeksi sama sekali tidak disadari di awal kemunculannya karena tidak ada gejala yang nampak.

    2. Infeksi jamur vagina

    Vagina yang normal memiliki jamur atau ragi, tapi tidak akan memicu masalah apa pun. Ketika jamur berkembang tidak terkendali, Anda bisa mengalami infeksi jamur vagina (kandidiasis).

    Infeksi ini biasanya dipicu oleh berbagai hal seperti berikut ini.

    • Sedang minum antibiotik.
    • Sedang hamil.
    • Memiliki diabetes yang sudah kronis.
    • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
    • Kadar estrogen yang meningkat, misal karena konsumsi pil KB atau terapi hormon estrogen.

    Infeksi jamur vagina itu sendiri ditandai dengan berbagai gejala berikut.

    • Keputihan berwarna keabuan atau putih seperti keju cottage yang terasa gatal.
    • Area vagina membengkak dan memerah.
    • Rasa terbakar dan sakit saat kencing.
    • Sakit saat berhubungan intim.
    • Nyeri pada vagina.
    • Ruam vagina.

    Mengalami infeksi jamur membuat Anda terus keputihan yang gatal dan sangat mengganggu aktivitas. Jika cepat diobati, gejala infeksi ringan umumnya akan membaik kurang dari 7 hari.

    3. Trikomoniasis

    Infeksi trikomoniasis disebabkan oleh protozoa (organisme bersel tunggal) yang ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom, baik secara anal, vaginal, maupun oral.

    Anda bisa tertular trikomoniasis jika pasangan Anda memiliki penyakit ini tanpa disadarinya. Risiko penularan akan meningkat jika pada kondisi berikut.

    • Memiliki banyak pasangan seks.
    • Tidak pernah menggunakan kondom saat melakukan seks dengan pasangan yang berbeda.
    • Memiliki riwayat infeksi menular seksual lainnya.
    • Sebelumnya sudah pernah terkena trikomoniasis.

    Pada wanita, trikomoniasis bisa menyebabkan keputihan yang berbau busuk dengan warna putih, keabuan, kekuningan, atau kehijauan. Selain itu, keputihan juga membuat vagina terasa gatal.

    Area vagina umumnya juga mengalami kemerahan dengan sensasi seperti terbakar. Penyakit ini juga memicu rasa sakit saat berhubungan intim dan buang air kecil.

    4. Gonore

    Gonore adalah penyakit yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin, dubur, dan tenggorokan. Infeksi ini termasuk yang sering terjadi pada anak muda berusia 15 sampai 24 tahun.

    Jika selama ini Anda menganggap bahwa gonore adalah penyakit yang hanya menyerang pria, Anda keliru. Gonore atau kencing nanah juga bisa menyerang wanita lewat hubungan intim vaginal, anal, dan oral.

    Pada wanita, keputihan yang terasa gatal termasuk salah satu gejala yang menandai keberadaan penyakit ini. Selain itu, gejala lain yang biasanya muncul yaitu sebagai berikut.

    • Sakit dan rasa terbakar saat buang air kecil.
    • Keputihan yang sangat banyak.
    • Muncul bercak darah di antara siklus haid.

    5. Klamidia

    Klamidia adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini sering kali ketahuan saat kondisinya sudah cukup parah.

    Pasalnya, klamidia memang jarang sekali menunjukkan gejala khusus di awal infeksi. Ketika gejala mulai muncul, berikut tanda-tandanya.

    • Sakit saat berhubungan intim.
    • Keputihan tidak normal yang membuat vagina gatal.
    • Sakit saat kencing.
    • Sakit di perut bagian bawah.
    • Keluar bercak darah di antara siklus haid.

    6. Penyakit radang panggul

    Infeksi ini ditularkan lewat kontak seksual. Bakteri yang masuk melalui vagina menyebar hingga ke organ reproduksi, seperti tuba falopi, ovarium, atau uterus.

    Wanita dengan penyakit radang panggul kerap mengalami keputihan yang gatal dengan bau tak sedap. Selain itu, gejala lain yang biasanya muncul yaitu berikut ini.

    • Nyeri di bagian perut dan bawah panggul.
    • Perdarahan yang tidak normal, yaitu di antara siklus haid dan selama atau setelah berhubungan intim.
    • Sakit saat kencing.
    • Demam yang kadang disertai dengan menggigil.

    Radang panggul bisa menyebabkan wanita sulit hamil.

    Cara mengatasi keputihan yang membuat vagina gatal

    mencegah keputihan

    Berikut cara-cara terbaik untuk Anda coba guna mengatasi keputihan yang membuat vagina terasa gatal.

    1. Menjaga kebersihan vagina

    Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan vagina. Caranya dengan membilas dengan air bersih setelah buang air kecil, buang air besar, dan berhubungan intim.

    Gunakan air hangat jika memungkinkan, kemudian basuh air dari depan ke belakang. Cara ini dilakukan agar bakteri yang menempel di anus tidak masuk dan menginfeksi vagina.

    Tak perlu menggunakan sabun kewanitaan karena vagina punya kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri.

    Sabun kewanitaan justru bisa membuat infeksi makin memburuk karena pH vagina jadi tidak seimbang.

    2. Pakai celana dalam bahan katun

    Jika Anda termasuk orang yang aktif berkegiatan dari pagi sampai malam hingga tubuh sering berkeringat, jangan biarkan celana dalam lembap dan kotor terlalu lama.

    Membiarkan celana yang lembap dan kotor terlalu lama tentu saja bisa memperparah keputihan dan gatal yang dialami.

    Pakai celana dalam berbahan katun dan ganti pantyliner secara rutin agar pertukaran udara di dalamnya tetap lancar.

    3. Rutin mengganti pantyliner

    Aktivitas yang padat dan cuaca panas bisa memicu keluarnya cairan keputihan berlebih yang menyebabkan lembap dan menimbulkan bau, gatal, serta iritasi akibat tumbuhnya bakteri.

    Hal ini tentunya akan mengganggu kenyamanan Anda selama beraktivitas, terutama jika Anda sedang menjalani ibadah puasa.

    Biasakan jaga kebersihan dan kelembapan area vagina dengan pakai pantyliner yang mengandung bahan alami daun sirih.

    Antiseptik alami dari daun sirih dapat hambat pertumbuhan bakteri, bantu cegah bau, gatal, dan iritasi, dan biasain ganti pantyliner setiap 3 jam.

    Jika Anda menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadan, sebaiknya #BiasainBersih5Waktu dengan 5 kali ibadah, 5 kali ganti pantyliner sebelum salat atau wudu agar tetap nyaman.

    4. Makan yoghurt

    Yoghurt adalah obat infeksi jamur vagina alami karena mengandung bakteri baik. Bakteri ini hidup dalam sistem pencernaan, saluran kemih, dan di sekitar vagina.

    Penelitian yang diterbitkan di Global Journal of Health Science melaporkan campuran yoghurt dan madu lebih efektif untuk meredakan gejala infeksi jamur vagina dibandingkan dengan obat antijamur clotrimazole.

    Kandungan bakteri baik (probiotik) dalam yoghurt bisa bantu mengembalikan keseimbangan bakteri dan jamur di dalam vagina.

    5. Obat dokter

    Jika cara-cara alami tak mampu hilangkan keputihan yang membuat vagina gatal, Anda butuh obat dari dokter.

    Biasanya dokter akan menyesuaikan obat dengan penyebab masalah yang sedang Anda alami.

    Jika masalahnya karena infeksi jamur, dokter akan meresepkan obat antijamur seperti terconazole, fluconazole, dan miconazole.

    Namun, jika ternyata masalahnya disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik seperti metronidazole.

    Tanyakan kepada dokter untuk mendapatkan obat medis yang tepat sesuai penyebab dari kondisi Anda.

    Kesimpulan

    Ada banyak penyebab keputihan yang membuat vagina terasa gatal, seperti infeksi pada vagina, penyakit menular seksual, hingga penyakit radang panggul. Banyaknya penyebab keputihan yang gatal membuat Anda perlu lebih waspada dan peka terhadap gejala yang dirasakan. Selalu konsultasikan kepada dokter jika rasa gatal dan keputihan tak kunjung hilang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan