backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Sebanyak Apa Jumlah Keputihan yang Masih Normal Dalam Sehari?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 31/03/2021

    Sebanyak Apa Jumlah Keputihan yang Masih Normal Dalam Sehari?

    Masalah keputihan adalah salah satu alasan para wanita memeriksakan diri ke dokter, begitu kata dr Michael Cackovic, seorang dokter kandungan di Ohio State Wexner Medical Center. Meskipun keputihan adalah hal yang normal terjadi pada seluruh wanita, terkadang ada beberapa tanda tak biasa yang membuat mereka takut terserang penyakit kelamin, salah satunya karena jumlah keputihan dalam sehari yang terlalu banyak.

    Lantas, bagaimana cara membedakan keputihan normal dan tidak normal? Berapa jumlah keputihan dalam sehari yang masih dianggap normal? Semua jawabannya bisa Anda temukan lewat ulasan berikut ini.

    Berapa banyak jumlah keputihan dalam sehari yang masih normal?

    Saat Anda mengalami keputihan, ini sebenarnya pertanda bahwa Anda sedang memproduksi sel telur dari ovarium (indung telur).

    Proses ini disebut juga sebagai ovulasi atau pelepasan telur menuju tuba falopii. Jadi, keputihan adalah hal yang normal terjadi pada wanita setiap bulannya.

    Keputihan maupun cairan lainnya yang berasal dari serviks umumnya memiliki fungsi utama yang sama, yaitu untuk menjaga keseimbangan pH normal pada vagina.

    Selain itu, cairan vagina juga dapat membantu melumasi vagina saat berhubungan seksual.

    Menurut dr. Michelle Tham Mez, dokter kandungan di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, wanita rata-rata memproduksi 1-4 mililiter (ml) cairan vagina atau keputihan dalam sehari, setara dengan satu sampai dua sendok makan.

    Jumlah keputihan tersebut dapat dikatakan normal selama tidak disertai dengan bau menyengat.

    Meski demikian, sebenarnya tidak ada acuan pasti mengenai jumlah keputihan dalam sehari yang dianggap normal.

    Sebab, banyak atau sedikitnya jumlah keputihan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya penggunaan pil KB, kehamilan, pengaruh diet, stres, atau aktivitas seksual.

    Wanita yang sedang menopause atau pasca menopause tak jarang memiliki lebih banyak atau lebih sedikit keputihan. Ini karena kadar estrogen pada wanita menopause cenderung berubah-ubah sehingga turut memengaruhi jumlah keputihan.

    Namun, bila Anda menemukan keputihan lebih dari 4 ml sehari, baiknya segera konsultasikan ke dokter. Pasalnya, keputihan berlebihan dapat menandakan adanya infeksi bakteri atau jamur pada vagina sehingga memerlukan pengobatan segera.

    mengatasi keputihan berlebihan

    Kenali ciri-ciri keputihan normal dan tidak normal

    Untuk membedakan keputihan normal dan tidak normal, Anda bisa melihatnya dari warna, konsistensi, volume, dan bau. Keputihan yang normal biasanya berwarna putih atau transparan, tebal atau tipis, dan tidak berbau.

    Bila keputihan Anda cenderung berbau, jangan buru-buru panik dulu. Hal ini tidak akan jadi masalah selama baunya hanya samar-samar atau tidak terlalu menyengat.

    Bau keputihan yang samar-samar berasal dari sel-sel leher rahim dan vagina yang mengelupas. Bila Anda menemukan keputihan berwarna sedikit kuning, hal ini pun cenderung normal karena adanya interaksi dengan udara.

    Sementara itu, keputihan yang tidak normal akibat infeksi jamur ditandai dengan keputihan berwarna putih tebal, tekstur mirip keju, dan cenderung tidak berbau.

    Kondisi ini biasanya diikuti oleh gejala lainnya seperti gatal, iritasi, dan rasa sakit saat berhubungan seksual. Bila jumlah keputihannya sangat banyak dan cenderung berbau busuk, hal ini menjadi pertanda penyakit infeksi bakteri vagina.

    Untuk mengatasi masalah keputihan yang berlebihan, cobalah untuk memperbaiki pola makan Anda dan perbanyak makan yoghurt.

    Yoghurt mengandung probiotik yang tidak hanya membantu menjaga bakteri baik di usus, tetapi juga mempertahankan bakteri alami pada vagina.

    Selain itu, gunakan celana dalam berbahan katun dan gantilah sesering mungkin untuk menjaga vagina tetap kering. Hindari pemakaian sabun wangi, gel, antiseptik, serta douching karena bisa memengaruhi keseimbangan pH serta bakteri di dalam vagina.

    Juga, lakukan seks aman dengan menggunakan kondom untuk menghindari penyakit menular seksual.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 31/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan