backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Demam Berdarah pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Demam Berdarah pada Anak

Demam berdarah dengue atau biasa disebut DBD adalah penyakit menular yang marak terjadi saat musim pancaroba. Penyakit ini dapat menyerang siapa pun tanpa pandang bulu, tapi memang paling sering menjangkiti anak kecil. Apa saja yang harus diketahui tentang demam berdarah (DBD) pada anak? Berikut info lengkapnya.

Penyebab demam berdarah (DBD) pada anak

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akibat gigitan nyamuk Aedes aegepti yang membawa virus dengueTerdapat empat jenis virus dengue, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Tinggal di daerah beriklim tropis seperti Indonesia meningkatkan risiko penularan demam berdarah pada anak.

Pertama, karena nyamuk lebih mudah dan cepat berkembang biak di daerah tropis dengan iklim lingkungan yang lembap.

Kedua, masa inkubasi virus dalam tubuh nyamuk akan lebih cepat pada suhu lingkungan yang hangat. Artinya nyamuk punya lebih banyak kesempatan untuk menginfeksi banyak orang sekaligus dalam waktu singkat.

Seekor nyamuk yang membawa virus dengue dapat terus menginfeksi orang lain selama ia masih hidup. Ada kemungkinan seluruh anggota keluarga bisa terinfeksi virus dengue yang sama dalam waktu 2 sampai 3 hari.

Terlebih, negara tropis memiliki musim hujan dengan jangka waktu yang cukup lama.

Selama musim hujan dan setelahnya, akan ada banyak genangan air yang bisa menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

Tanda dan gejala demam berdarah pada anak

sakit kepala pada anak

Ketika nyamuk pembawa virus DBD menggigit anak Anda, kemungkinan ia akan mulai mengalami gejala DBD dalam 4—7 hari setelahnya.

Kemunculan gejala ini dikategorikan dalam tiga fase perkembangan penyakit yang disebut “Siklus Pelana Kuda”, yaitu fase demam tinggi, fase kritis (demam turun), dan fase penyembuhan (demam naik lagi).

Setiap fase DBD punya gejala dan cirinya masing-masing. Pada awalnya, demam berdarah mungkin tidak menunjukkan tanda atau gejala tertentu pada anak.

Gejala atau ciri DBD pada anak bisa muncul kapan saja setelah digigit nyamuk, tapi biasanya mulai disadari dalam 4 hari sampai 2 minggu setelahnya.

Setelah gejala pertama muncul, keluhan akan bertahan selama 2—7 hari. Tanda dan gejala DBD yang umum terjadi pada bayi dan balita meliputi berikut ini.

  • Pilek.
  • Muncul ruam merah kecil di beberapa bagian tubuh.
  • Batuk ringan.
  • Suhu tubuh bisa naik mendadak hingga demam tinggi sangat cepat.

Sementara itu, tanda dan gejala demam berdarah umum pada anak usia sekolah dan remaja puber yaitu sebagai berikut.

  • Lemah, letih, lesu.
  • Rasa nyeri di belakang mata dan berbagai persendian tubuh.
  • Demam tinggi, bisa lebih dari 40º Celsius.
  • Nyeri punggung.
  • Sakit kepala.
  • Badan gampang memar.
  • Muncul bintik-bintik ruam merah.
  • Meski demikian harus diingat juga bahwa setiap anak kemungkinan mengalami gejala yang berbeda.

    Pada beberapa kasus DBD yang cukup serius, anak bisa sampai mengalami mimisan atau gusi berdarah.

    Gejala ini disebabkan oleh perdarahan dalam akibat kadar trombosit anak yang menurun drastis. 

    Gejala dengue shock syndrome (DSS) pada anak

    Kasus DBD biasa dapat berubah menjadi genting ketika anak sampai mengalami dengue shock syndrome (DSS). Demam syok merupakan kondisi yang mengancam nyawa.

    Syok terjadi karena tubuh mengalami perdarahan berlebihan tiba-tiba akibat kebocoran pada pembuluh darah. Berikut gejalanya pada anak.

    • Perdarahan tiba-tiba dan terus menerus dari bagian tubuh manapun.
    • Tekanan darah menurun drastis.
    • Kegagalan fungsi organ.
    • Mual dan muntah.
    • Rasa gatal terus-menerus di telapak kaki.
    • Nafsu makan berkurang atau sama sekali hilang.

    Jenis demam berdarah ini sering kali berakibat fatal pada anak-anak.

    Kuncinya, jangan segera menghentikan pengobatan DBD saat demam anak turun dan suhu tubuhnya sudah normal. Ini justru menandakan anak sedang dalam fase kritis.

    Jika tidak ditangani, trombosit darah anak akan semakin sedikit sehingga berisiko menyebabkan perdarahan dalam yang tidak disadari.

    Diagnosis demam berdarah pada anak

    Jika orangtua mencurigai gejala DBD pada anak, segera bawa ke dokter. Terlebih apabila anak baru-baru ini bepergian ke tempat rawan DBD dan mengeluhkan tidak enak badan. 

    Sebelum menegakkan diagnosis demam berdarah pada anak, dokter akan lebih dulu melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatannya terkait gejala yang dirasa.

    Dokter juga mungkin akan mengambil sampel darah anak untuk memastikan keberadaan virus dengue.

    Tes darah juga dilakukan untuk memeriksa keberadaan antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh anak sebagai respons terhadap infeksi.

    Nantinya dokter dapat memutuskan apakah anak Anda perlu diopname di rumah sakit atau bisa rawat jalan.

    Pada umumnya, kemungkinan anak bukan sakit DBD jika demamnya bertahan lebih dari seminggu setelah digigit nyamuk.

    Pengobatan dan perawatan demam berdarah pada anak

    Sampai saat ini tidak ada obat yang tersedia khusus untuk menangani demam berdarah.

    Dokter biasanya akan memberikan variasi lebih dari satu cara penanganan untuk meredakan gejala sekaligus mencegah kondisi anak semakin parah.

    Umumnya, pengobatan demam berdarah pada anak meliputi berikut ini.

    1. Banyak minum cairan

    Anak yang sakit DBD perlu minum banyak air untuk menurunkan demamnya, meredakan nyeri otot, juga sekaligus mencegah risiko dehidrasi dan syok. 

    Maka dari itu, pastikan anak mendapatkan asupan cairan setiap beberapa menit. Jangan tunggu sampai anak haus.

    Cairan bisa berupa air mineral, susu, jus buah segar (bukan kemasan), makanan berkuah hangat. Berikan pula anak cairan isotonik. Minuman isotonik berfungsi lebih baik mengembalikan cairan tubuh daripada air putih biasa.

    Cairan isotonik juga mengandung elektrolit yang dapat mencegah kebocoran plasma darah pada anak pengidap DBD.

    2. Minum obat pereda nyeri

    Keluhan demam, badan pegal linu, dan sakit kepala pada anak juga dapat ditangani dengan minum obat pereda nyeri seperti paracetamol.

    Namun, jangan berikan anak Anda obat penghilang rasa sakit yang mengandung aspirin atau ibuprofen.

    Pasalnya, kedua obat tersebut dapat meningkatkan risiko anak Anda mengalami perdarahan dalam.

    3. Infus cairan

    Pemasangan infus umumnya menjadi metode pengobatan DBD yang utama di rumah sakit.

    Infus berfungsi untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, mengalirkan asupan vitamin dan obat, serta menormalkan tekanan dan aliran darah untuk mencegah risiko dehidrasi dan syok.

    Setelah diinfus, kondisi anak umumnya dapat mulai membaik dan kadar trombositnya perlahan kembali normal. Kemungkinan besar anak tidak lagi memerlukan perawatan khusus lebih lanjut jika demikian.

    Jika kondisi anak justru memburuk dan terapi infus dirasa tidak cukup, dokter mungkin menyarankan transfusi trombosit.

    Cara ini bertujuan menambah jumlah keping darah selama anak kena demam berdarah. Namun, transfusi hanya ditujukan bagi anak yang mengalami gejala perdarahan berat seperti mimisan tidak berhenti atau BAB berdarah.

    4. Istirahat cukup

    Selama menjalani pengobatan demam berdarah, anak yang sakit akan diwajibkan untuk istirahat total alias bed rest

    Istirahat dapat mempercepat datangnya masa penyembuhan penyakit. Istirahat juga dapat membantu pemulihan jaringan tubuh yang rusak akibat infeksi demam berdarah.

    Maka dari itu, orangtua harus memastikan bahwa anaknya mendapatkan istirahat yang cukup. Jika diopname di rumah sakit, dokter dapat memberikan obat tertentu agar anak cepat mengantuk dan bisa istirahat total.

    Cara mencegah demam berdarah pada anak

    menjaga kebersihan sekolah

    Orangtua dapat mencegah penularan demam berdarah pada anak di rumah dengan menjaga kebersihan lingkungan.

    Pastikan bak mandi dan wadah penampung air lainnya di rumah rajin dikuras minimal 1 minggu sekali untuk mematikan jentik nyamuk. 

    Menimbun sampah bekas seperti kaleng dan ember tidak terpakai juga sangat disarankan guna menghindari nyamuk berkembang biak.

    Penting juga untuk rutin fogging, menyingkirkan tumpukan baju kotor di rumah, mengoleskan obat nyamuk di seluruh badan sebelum tidur malam, dan mendapatkan vaksin demam berdarah.

    Cara-cara tersebut tidak hanya membantu mencegah demam berdarah pada anak sendiri, tapi juga mencegah penyebaran penyakit ke lingkungan sekitar.

    Kesimpulan

    • Demam Berdarah Dengue (DBD) pada anak adalah kondisi serius yang disebabkan oleh infeksi virus dengue.
    • Ini adalah salah satu penyakit yang paling umum dan berbahaya yang disebarkan oleh nyamuk di daerah tropis.
    • Gejala DBD pada anak biasanya akan mulai muncul dalam 4—7 hari setelahnya terjadi infeksi.
    • Jika Anda memiliki kecurigaan bahwa anak Anda mungkin mengalami DBD, segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan