6. Dysthymia (Persistent depressive disorder)
Jenis depresi lain yang mungkin diidap seseorang adalah gangguan persisten atau dysthymia, yang mengarah pada gangguan suasana hati jangka panjang alias kronis.
Pengidapnya mungkin kehilangan minat dalam aktivitas normal sehari-hari, merasa putus asa, kurang produktif, dan memiliki harga diri yang rendah serta perasaan tidak mampu secara keseluruhan. Gejala ini berlangsung selama bertahun-tahun dan dapat mengganggu hubungan dirinya dengan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari.
Itulah sebabnya, orang dengan kondisi ini digambarkan memiliki kepribadian yang muram, terus-menerus mengeluh atau tidak mampu bersenang-senang. Meskipun begitu, gangguan depresi persisten tidak separah depresi berat.
Penyebabnya tidak pasti, bahkan ada beberapa yang tidak diketahui. Namun, kemungkinan besar berkaitan dengan kondisi otak, riwayat kesehatan keluarga, dan peristiwa traumatis yang pernah dialami.
7. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
Terakhir, jenis depresi ini hanya dialami wanita dan mirip dengan PMS (sindrom pramenstruasi), tapi dengan gejala yang lebih serius. Depresi ini menyebabkan iritabilitas parah, depresi, atau kecemasan dalam satu atau dua minggu sebelum menstruasi Anda dimulai. Gejala biasanya hilang dua hingga tiga hari setelah menstruasi dimulai.
Peneliti tidak yakin dengan penyebab pastinya. Namun, beberapa teori menyebutkan bahwa kondisi ini ada kaitannya dengan perubahan hormon yang terjadi menjelang menstruasi. Beberapa wanita mungkin lebih sensitif dengan perubahan tersebut, sehingga bisa menyebabkan premenstrual dysphoric disorder.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar