3. Pertanyakan kembali pikiran negatif yang muncul
Ketika pikiran-pikiran negatif muncul kembali, pertanyakan kembali apakah pikiran tersebut masuk akal. Misalnya Anda sudah menyiapkan presentasi sendirian selama berhari-hari. Bila presentasi berjalan sukses, apa mungkin semua ini karena atasan Anda yang terlalu baik?
Ingatlah bahwa kesuksesan tersebut merupakan buah dari usaha Anda yang telah membuat dan menyampaikan presentasi dengan sangat baik. Atasan Anda tidak akan mengatakan hal yang sama bila Anda datang tanpa persiapan, bukan?
4. Beri penghargaan pada diri sendiri
Orang-orang dengan imposter syndrome kerap mengabaikan kesuksesan mereka, yang mana justru hal ini semakin memperburuk perasaan takut ketahuan yang kerap mereka alami.
Maka dari itu, cobalah untuk tidak langsung berpaling bila ada seseorang yang memberi selamat atas kesuksesan Anda. Beri waktu bagi diri untuk menerima umpan balik yang positif. Bila perlu, tanyakan juga hal-hal apa yang menjadi keunggulan Anda agar bisa mengetahui sejauh mana kompetensi Anda dalam bidang yang sedang digeluti.
5. Melatih mindfulness
Coba amati kembali kapan perasaan-perasaan seperti penipu muncul dan apa saja yang menjadi pemicunya. Kemudian susun strategi untuk melatih mindfulness mengenai apa yang Anda lakukan untuk menghadapinya.
Cara tersebut akan melatih Anda ke depannya saat mengerjakan tugas berikutnya. Dengan mengetahui pemicu dan cara mengatasinya, Anda bisa lebih fokus untuk melakukan sesuatu tanpa terlalu memikirkan kesalahan Anda di tugas sebelumnya dan hasil yang akan Anda dapatkan setelah ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar