Osteopenia dapat diobati dengan olahraga rutin, pemenuhan nutrisi yang dapat menjaga tulang tetap sehat, dan obat-obatan.
Akan tetapi, penggunaan obat-obatan sangat perlu pertimbangan yang matang mengingat adanya risiko efek samping yang muncul jika digunakan dalam jangka panjang.
Menurut situs Harvard Medical School, jika hasil skor T kurang dari -2, Anda perlu melakukan latihan beban secara teratur dan mendapatkan vitamin D serta kalsium yang cukup dari makanan dan sinar matahari.
Jika skor T mendekati angka -2,5, dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu untuk menjaga tulang Anda tetap kuat.
Beberapa obat yang mungkin diresepkan dokter untuk mengobati osteopenia adalah sebagai berikut.
1. Bisfosfonat
Obat ini diresepkan untuk mencegah osteopenia agar tidak menjadi osteoporosis. Beberapa contoh dari obat ini adalah alendronate (Fosamax),ibandronate (Boniva), risedronate (Actonel), dan zoledronic acid (Reclast, Zometa, Aclasta).
Dosis mingguan atau bulanan bisa sama efektifnya dengan dosis harian dan seringkali lebih baik ditoleransi.
Ibandronate dapat diberikan secara intravena setiap tiga bulan, sedangkan asam zoledronat setahun sekali untuk mengobati osteoporosis dan sekali setiap dua tahun.
Efek samping dari obat ini adalah asam lambung naik, iritasi kerongkongan, demam, dan nyeri pada kaki dan lengan.
Agar tidak terjadi iritasi kerongkongan, obat harus diminum setelah puasa semalaman, kecuali minum air putih dan hindari berbaring.
2. Raloxifene (Evista)
Obat osteopenia ini dapat meniru hormon estrogen sehingga bisa membantu menjaga tulang tetap sehat.
Efek samping dari obat ini adalah hot flashes, kram kaki, dan pembekuan darah. Anda yang memiliki risiko tinggi terkena stroke dan punya hipertensi biasanya tidak diresepkan oleh dokter.
3. Estrogen terkonjugasi / bazedoksifen (Duavee)
Obat ini diresepkan pada wanita dengan osteopenia yang masih memiliki rahim utuh. Penggunaan obat biasanya diberikan bersamaan dengan obat seperti raloxifene (Evista) untuk meningkatkan kepadatan tulang dan mencegah patah tulang.
Penggunaan jangka pendek cukup aman, namun penggunaan jangka panjang masih diamati efeknya oleh para ahli.
Penggunaan estrogen terkonjugasi harus sangat berhati-hati karena bisa menimbulkan efek samping yang bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, saat konsultasi bicarakan dengan dokter mengenai kesehatan tubuh Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar